Kelahiran Raden Mas Said 7 April 1725, Pahlawan Nasional yang Inspiratif
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I atau Raden Mas Said adalah salah seorang pendiri Kadipaten Mangkunegaran dan Pahlawan Nasional Indonesia. Tokoh yang berjuluk Pangeran Sambernyawa ini dikenal gigih berani melawan para penjajah. Hal inilah yang kemudian membuatnya diberi gelar Pahlawan Nasional.
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I atau Raden Mas Said adalah salah seorang pendiri Kadipaten Mangkunegaran dan Pahlawan Nasional Indonesia. Tokoh yang berjuluk Pangeran Sambernyawa ini dikenal gigih berani melawan para penjajah. Hal inilah yang kemudian membuatnya diberi gelar Pahlawan Nasional.
Tepat hari ini, 7 April pada 1725 silam, Raden Mas Said lahir di Kartasura, yang dulunya pernah menjadi pusat Kerajaan Mataram Islam. Ia masih masuk dalam garis keturunan Sunan Amangkurat IV, susuhunan Mataram ke-8. Dengan demikian, ia memiliki hak kedua setelah ayahnya sebagai pewaris takhta.
-
Bagaimana penampilan Darma Mangkuluhur saat ini? Kini sosok Darma sudah jauh berubah dari saat ia kecil dan remaja. Darma lebih terlihat tampan dan gagah, juga lebih dikenal sebagai pebisnis handal.
-
Apa yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Minggu (12/5)? Baru-baru ini Kabupaten Agam, Sumatera Barat baru saja tertimpa musibah bencana alam banjir bandang lahar dingin pada Minggu (12/5) kemarin.
-
Dimana Rujak Cingur Tanggulangin berada? Salah satu warung rujak cingur lengendaris di Jawa Timur adalah Rujak Cingur Tanggulangin yang terletak di Sidoarjo.
-
Dimana peristiwa ini terjadi? Serangan tersebut terjadi di kondominium tempat pasangan tersebut tinggal di kawasan Pantai Timur di North Miami Beach dan mengakibatkan pria yang tampak rapuh tersebut mengalami memar dan luka terbuka di kedua lengan dan area perutnya, serta jejak gigitan berdarah.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Marapi pada pagi ini? Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) meletus sebanyak 186 sejak awal Desember 2023 hingga hari ini, Sabtu (24/2).
Separuh hidup RM Said banyak dihabiskan untuk melawan penjajah. Bahkan, pihak Belanda merasa kewalahan karena keberanian dan perjuangan tokoh pahlawan ini saat perang. Berikut profil Raden Mas Said yang dilansir dari Liputan6.com dan sumber lainnya:
Perjuangan Raden Mas Said Melawan Belanda
©2015 Merdeka.com
Raden Mas Said bergabung dengan pribumi yang turut serta dalam membela tanah air di usia yang relatif muda, empat belas tahun. Ia mulai mengajak teman-temannya untuk bertempur dalam barisan rakyat.
Mengasah kemampuan berperang selama lebih kurang satu tahun bersama dengan pasukan lainnya, RM Said kemudian menyatakan siap untuk berperang melawan Belanda. Dalam latihannya, pria kelahiran 7 April 1725 ini juga bergabung dengan Sunan Kuning atau Raden Mas Garendi.
Penggabungan kekuatan tersebut dimulai dengan adanya pemberontakan laskar Tionghoa di Kartasura pada 30 Juni 1742 yang mengakibatkan benteng keraton Kartasura setinggi empat meter roboh. Pemberontakan tersebut bemula saat Belanda yang berkompromi dengan Raja Mataram, Pakubuwono II, menindas rakyat Mataram dan warga etnis Tionghoa yang berakibat pada pengepungan Kraton Kartasura dan pelarian diri sang raja.
Berhasil menggulingkan Kraton Kartasura, Raden Mas Said lalu membangun pertahanan di Randulawang. Di sini, ia bergabung kembali dengan Sunan Kuning untuk melawan Belanda yang sebelumnya juga bersekutu dengan Pangeran Mangkubumi, adik dari Pakubuwono II. Pertempuran ini dianggap tak seimbang lantaran Belanda dan Mangkubumi mengirimkan pasukan yang cukup besar hingga pasukan RM Said terdesak. Dalam pertempuran tersebut, RM Said berhasil meloloskan diri dan membentuk kekuatan baru.
Perang Takhta Jawa Ketiga
Perang Takhta Jawa Ketiga adalah konflik bersenjata yang terjadi antara tahun 1749 hingga 1757 di pulau Jawa. Penyebab perang ini, yaitu perlakuan buruk oleh Gubernur Jenderal Baron van Imhoff terhadap saudara lelaki Pakubuwana II.
Raden Mas Said kemudian memberontak melawan VOC sekaligus terhadap kakaknya, Pakubuwono II, yang dianggap terlalu patuh terhadap Belanda. Di tengah pertempuran tersebut Pakubuwono II jatuh sakit dan akhirnya meninggal, sehingga kepemimpinan diserahkan sepenuhnya pada anaknya, Pakubuwono III.
Meski Pakubuwono II telah meninggal, namun perang saudara masih berlangsung. Belanda menjalankan politik "devide et impera" di mana dalam perjanjian tersebut wilayah Mataram dibagi menjadi dua yaitu kerajaan Surakarta dan Yogyakarta. Tak hanya itu, perjanjian tersebut nyatanya mampu membujuk Mangkubumi untuk melakukan perdamaian antara ketiga pihak yakni, Belanda, Pakubuwono III, dan Mangkubumi. Sedangkan RM Said bersikukuh untuk terus melawan Belanda dengan pasukannya yang masih tersisa.
Pahlawan Nasional Berjuluk Pangeran Sambernyawa
©Wikipedia.org
Menghadapi serangan yang dilakukan Raden Mas Said membuat pihak Belanda merasa kewalahan. Serangkaian serangan RM Said yang selalu pulang dengan membawa kematian bagi pihak Belanda. Hal ini yang membuat banyak pihak menyebut RM Said dengan sebutan Pangeran Sambernyawa lantaran banyaknya korban yang ditimbulkan saat perang.
Beberapa sejarawan menyebutkan bahwa taktik yang digunakan oleh RM Said dalam peperangan sehingga disebut Pangeran Sambernyowo adalah dengan menggunakan taktik tiga cara yaitu dhedhemitan, weweludan, dan jejemblungan di mana taktik tersebut berarti menghindar dari musuh yang berjumlah besar, menyerang musuh ketika lengah dengan secepat-cepatnya, bunuh musuh sebanyak-banyaknya, setelah itu pergi dan menghilang.
Berkat perjuangannya yang gigih melawan Belanda, tahun 1983 pemerintah memberikan gelar pahlawan nasional. Selain itu, RM Said juga mendapat penghargaan Bintang Mahaputra yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah terhadap orang yang berjasa kepada negara.