Kiprah Kurniawan Dwi Yulianto, Asisten Pelatih Como 1907 yang Dulu Sempat Bermain di Level Eropa
Mantan pesepakbola Indonesia ini menjadi salah satu pemain yang pernah mencicipi bermain di kancah Eropa dalam tim remaja pada salah satu klub Italia.
Mantan pesepakbola Indonesia ini menjadi salah satu pemain yang pernah mencicipi bermain di kancah Eropa dalam tim remaja pada salah satu klub Italia.
Kiprah Kurniawan Dwi Yulianto, Asisten Pelatih Como 1907 yang Dulu Sempat Bermain di Level Eropa
Saat ini beberapa pemain profesional asal Indonesia sudah mulai melanjutkan kariernya di luar negeri, sebut saja seperti Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, atau Marselino Ferdinand. Namun, apabila menarik ke belakang, ada satu sosok yang dulunya juga sempat bermain di Eropa meski masih usia remaja.
Mantan pemain hebat itu bernama Kurniawan Dwi Yulianto, lahir di Magelang 13 Juli 1976. Ia bermain di posisi sebagai striker yang sempat merumput bersama tim remaja Sampdoria (salah satu klub Italia) tahun 1995, lalu pindah ke FC Luzern di Swiss agar mendapatkan jam terbang untuk mematangkan kemampuannya. (Foto: Instagram/kurniawanqana)
-
Apa yang terjadi pada pertandingan antara Udinese dan Como 1907? Dalam pertandingan pekan ketiga Serie A 2024/2025 yang berlangsung di Bluenergy Stadium pada Senin (02/09/2024) dini hari WIB, Como 1907 harus mengakui keunggulan Udinese.
-
Siapa pelatih Sergi Roberto di Como 1907? "Merupakan kehormatan besar memiliki dia sebagai pelatih," ungkap Sergi Roberto dalam wawancaranya dengan Gazzette dello Sports.
-
Kapan pertandingan antara Udinese dan Como 1907? Dalam pertandingan pekan ketiga Serie A 2024/2025 yang berlangsung di Bluenergy Stadium pada Senin (02/09/2024) dini hari WIB, Como 1907 harus mengakui keunggulan Udinese.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Siapa pemain legendaris Persija Jakarta yang dijuluki "Dokter"? Endang Witarsa alias Lim Sun Yu atau Liem Soen Joe lahir di Kebumen, 16 Oktober 1916. Sejak kecil dirinya sudah jatuh cinta dengan si kulit bundar. Lebih dari itu, ia juga kerap keliling menonton sepak bola bersama teman-temannya hingga ke Yogyakarta, Purworejo, dan Kutoarjo.Semasa dirinya menjadi pelatih, Endang terkenal dengan sosok yang galak dan juga keras. Dia tak segan-segan menegur anak asuhnya apabila bermain tidak sesuai arahannya. Awal Karier Sepak Bola Mengutip Instagram @umsfc1905, karier Endang Witarsa di dunia sepak bola ketika dirinya bermain untuk klub Union Makes Strength atau UMS di Jakarta yang pada saat itu masih bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar Football Club. Uniknya, saat bersama UMS ia kerap disapa dengan sebutan "Dokter". Hal ini dikarenakan dirinya sudah mendapatkan gelar dokter gigi.
-
Siapa sosok atlet catur legendaris Indonesia yang berasal dari Tanah Karo? Atlet catur legendaris Indonesia yang satu ini memiliki gaya bermain yang taktis dan sudah menyabet beberapa gelar skala internasional.
Sempat mencicipi kerasnya sepakbola Eropa, pria yang kerap di sapa "Ade" atau "Kurus" karena posturnya yang kecil itu sempat kembali ke tanah air dan bermain di Liga Indonesia bersama beberapa tim besar.
Di usianya yang menginjak 47 tahun, ia kini kembali ke Eropa bersama dengan klub yang dimiliki oleh Hartono Bersaudara yaitu Como 1907 bukan lagi sebagai pemain, melainkan asisten pelatih.
Striker Tajam dan Kasus Narkoba
Mengutip dari kanal bola.com, ketika Ade bermain di Liga Indonesia setelah kepulangan dari Eropa, ia tak begitu lama untuk bisa beradaptasi dengan gaya permainan tim-tim lokal. Ia pun menjadi striker tajam dan menduduki top skor sementara pada musim 1997/1998.
Sayangnya, kompetisi tersebut terpaksa harus dihentikan karena krisis ekonomi dan politik yang melanda Tanah Air. Ditambah lagi nama Ade tercoreng saat dirinya dituduh mengonsumsi narkoba jenis sabu di sebuah hotel di Surabaya.
Meski akhirnya bebas dari jeratan kasus narkoba, Ade mencoba untuk bangkit kembali untuk bisa berkarier di sepakbola. Beruntung, Nurdin Halid yang saat itu pemilik klub PSM Makassar menyelematkan Ade setelah diajak bergabung dengan klubnya tersebut.
Raih Juara sampai Dipanggil Timnas
Bersama PSM karier Ade semakin meningkat. Ia berhasil mengangkat trofi Liga Indonesia untuk pertama kalinya setelah mengalahkan PKT Bontang dengan skor 3-2 pada laga final yang berlangsung di GBK.
Tak hanya meraih trofi, Ade juga nyaris raih penghargaan individu sebagai top skorer kompetisi karena hanya terpaut satu gol saja (24 gol) dari Bambang Pamungkas yang bermain di Persija Jakarta.
Berkat kehebatannya, Ia dipanggil skuad Tim Nasional Indonesia untuk berkompetisi di Piala Asia 2000. Kemudian, ia juga berhasil membawa PSM lolos final Liga Indonesia tahun musim 2000/2001 dan semifinal Liga Champions Asia Zona Timur.
- Daftar 5 Tim Nasional Asia dengan Skuad Termahal: Timnas Indonesia di Peringkat Berapa?
- Pelatih ini Remehkan Timnas Indonesia, Bakal Bikin Keok King Indo
- Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976, Legenda Timnas Indonesia yang Inspiratif
- Pernah Icip Dunia Sepakbola, Inilah Sosok Syarifuddin Ayah Dari Egy Maulana Vikri
Kontraknya resmi berakhir bersama PSM, Ade memilih bergabung bersama PSPS Pekanbaru. Kemudian, ia beralih ke Persebaya Surabaya dan berhasil meraih trofi Liga Indonesia keduanya pada musim 2004.
Tak hanya itu, Ade juga memperkuat sejumlah klub seperti Persija Jakarta, Serawak FA (Malaysia), PSS Sleman, Persitara Jakut.
Karier Kepelatihan
Tahun 2018, Ade sempat dipanggil di kursi kepelatihan Timnas Indonesia sebagai asisten pelatih. Setahun sesudahnya, ia juga menukangi Timnas Indonesia U-23.
Tahun 2021, ia mendapatkan tawaran untuk menjadi pelatih utama di salah satu tim Malaysia yaitu Sabah FC dan meneken kontrak selama satu musim. Kemudian, tahun 2022 namanya santer dibicarakan jagat media yang rumornya akan menjadi asisten pelatih Como 1907.
Benar saja, sampai saat ini Ade masih menjadi asisten pelatih di Como 1907 yang juga dimiliki oleh Hartono Bersaudara itu. Saat ini Como berkompetisi di Liga 2 Italia atau Serie B, tetapi nama-nama Indonesia begitu melekat di klub ini.