Mengulik Rumah Gadang dari Sumatra Barat, Tahan Gempa dan Punya Desain Unik
Bentuk Rumah Gadang masih terjaga hingga saat ini. Rumah adat tersebut menjadi simbol masyarakat suku Minangkabau.
Indonesia dikenal memiliki kekayaan suku dan budaya yang begitu beragam, termasuk soal arsitektur rumah adatnya yang unik dan mengandung makna tertentu. Salah satu rumah adat yang memiliki ciri khas yaitu Rumah Gadang milik suku Minangkabau.
Bentuk Rumah Gadang masih terjaga hingga saat ini. Rumah adat tersebut menjadi simbol masyarakat suku Minangkabau.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
Mengutip dari Liputan6.com, pada zaman dahulu Rumah Gadang terbuat dari ijuk yang disusun menutupi rangka atap. Bahan tersebut dianggap mampu bertahan hingga puluhan tahun.
Bagi masyarakat lokal, Rumah Gadang sendiri sering disebut dengan Rumah Godang, Bagonjong, dan Baanjuang. Namun seiring berkembangnya zaman, penggunaan atap dengan bahan ijuk perlahan sudah mulai hilang, dan berganti dengan atap berbahan seng yang lebih mudah ditemui.
Penasaran dengan keunikan Rumah Gadang Minangkabau ini? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Bentuk Bangunan yang Unik
Rumah Gadang milik Suku Minangkabau (Doc: kebudayaan.kemdikbud.go.ig) ©2023 Merdeka.com
Melansir dari buku "Rumah Gadang yang Tahan Gempa" karya Gantino Habibi, bentuk bangunan Rumah Gadang ini layaknya kapal. Pada bagian bawah berbentuk persegi empat yang tidak beraturan dan mengambang ke atas. Jika dinilai dari segi keindahan, rumah adat Minangkabau itu memiliki komposisi yang dinamis.
Keunikan lain dari Rumah Gadang ini adalah bentuk jendela yang tidak lurus, berukuran cukup lebar, dan jumlahnya yang banyak. Dengan bentuk jendela tersebut, maka sirkulasi udara dan pancaran sinar matahari dapat seluruhnya masuk ke dalam sudut ruangan, sehingga muncul sensasi segar dan sejuk.
Tepat di halaman Rumah Gadang, terdapat rumah kecil yang disebut dengan Rangkiang. Rumah tersebut berfungsi untuk menyimpan cadangan bahan pokok seperti padi.
Memiliki Beberapa Fungsi
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Liputan6.com, Rumah Gadang memiliki berbagai fungsi, seperti tempat pertemuan keluarga, pesta adat pernikahan, hingga tempat musyawarah antar warga.
Di samping itu, ada fungsi keseharian yaitu sebagai pusat kegiatan sehari-hari para penghuninya. Biasanya Rumah Gadang dihuni oleh beberapa anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, serta anak wanitanya, baik sudah memiliki keluarga ataupun yang belum berkeluarga. Sedangkan anak laki-laki tidak memiliki tempat di dalam rumah adat tersebut.
Saat ini, rumah adat Minangkabau itu lebih banyak difungsikan sebagai objek wisata bagi para wisatawan yang sedang berkunjung ke Minangkabau. Sehingga memiliki nilai budaya yang tinggi, sekaligus salah satu objek wisata sejarah di ranah Minang.
Tahan Terhadap Bencana Alam
Keunikan dari Rumah Gadang lainnya terletak pada tiang-tiang yang berdiri kokoh pada bagian bawah. Rupanya, bentuk tiang tersebut tidak tegak lurus melainkan agak sedikit miring. Hal ini sangat menyesuaikan dengan keadaan geografis di wilayah Minangkabau.
Dari buku "Rumah Gadang yang Tahan Gempa" karya Gantino Habibi, penggunaan tiang yang tidak lurus itu lantaran letak rumahnya yang berada di dataran tinggi dan dataran rendah sehingga memicu rawan gempa bumi. Dengan bentuk yang tidak tegak lurus, Rumah Gadang bisa tahan gempa.
Bahkan, rumah adat itu bisa mengatasi terjadinya embusan angin kencang. Kejeniusan masyarakat Minangkabau dalam membangun Rumah Gadang itu rupanya tiang-tiang tadi tidak langsung ditancapkan ke tanah, melainkan bertumpu di atas batu datar yang kuat dan lebar.