Nenek Ini Tinggal di Kebun Sawit Milik Warga, Kondisi Rumahnya Memprihatinkan
Nasib pilu seorang nenek di Serdang Bedagai, Sumatra Utara, yang tinggal menyendiri di kebun sawit dengan kondisi rumah yang sangat memprihatinkan.
Nasib pilu dialami oleh seorang nenek di Serdang Bedagai (Sergai), Sumatra Utara (Sumut). Ia harus rela tinggal jauh dari permukiman warga dan hidup di sebuah rumah yang kondisinya memprihatinkan.
Nenek berusia 75 tahun tersebut diketahui bernama Hariyani. Ia tinggal di Desa Silau Rakyat, tepatnya di Dusun 2, Sergai. Namun, bukannya hidup di tengah-tengah perkampungan, Hariyani justru tinggal di rumah reyotnya yang terletak di tengah-tengah kebun sawit milik warga.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Di mana Suku Akit di Provinsi Riau menetap? Salah satunya adalah Suku Akit atau Orang Akik yang mendiami Provinsi Riau tepatnya di Pulau Rupat.(Foto: Diskominfo Bengkalis)
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
Kondisi Hariyani yang memprihatinkan ini terungkap usai diunggah oleh akun Instagram @sergai_talk pada Selasa (16/11).
"Assalamualaikum, mohon izin didesa silau rakyat tepatnya di dusun 3 terdapat warga yang tinggal menyendiri ditengah kebun sawit milik warga," tulis caption di unggahan itu.
Kabarnya, di lokasi kebun sawit tempat rumah Hariyani berada tersebut bahkan tidak ada listrik. Kondisi Hariyani ini pun akhirnya menarik simpati dari sejumlah warga dan pemerintah desa setempat.
Berikut informasi selengkapnya.
Kondisi Rumah Reyot
Instagram/@sergai_talk ©2021 Merdeka.com
Dalam video itu, tampak rumah milik Hariyani berdiri di kawasan kebun sawit. Kebun sawit tersebut diketahui bukan milik Hariyani, melainkan milik warga lain.
Jika dilihat dari luar, rumah tersebut terlihat sangat sederhana dan tidak besar. Dinding rumah Hariyani hanya terbuat dari tambalan kayu-kayu yang dipaku di tembok batu bata, di mana di sejumlah sisi banyak yang berlubang. Atap rumah pun hanya berupa seng yang sudah sangat berkarat.
Namun, kondisi bagian dalam rumah Hariyani ternyata lebih memprihatinkan. Tak ada penyekat ruang kamar, melainkan hanya satu kotak ruangan yang Ia pakai untuk tidur, makan, dan melakukan semua aktivitas. Ia pun tak memiliki perabotan, bahkan tak memiliki kasur untuk tidur.
Sementara untuk memasak, Hariyani hanya memiliki tungku kecil di teras rumahnya yang ala kadarnya. Ia biasa memasak di tungku tersebut dengan peralatan seadanya.
Hidup dari Bantuan Warga
Instagram/@sergai_talk ©2021 Merdeka.com
Menurut keterangan di unggahan itu, Hariyani hanya tinggal bersama satu orang anaknya yang mengalami gangguan kejiwaan. Tidak diketahui apakah Hariyani memiliki pekerjaan untuk menghidupi dirinya dan anaknya, namun untuk makan sehari-hari Ia biasanya hanya mengandalkan bantuan dari warga.
Warga biasanya memberikan bantuan berupa sembako kepada Hariyani. Namun, lantaran jarak rumah Hariyani yang sangat jauh dari pemukiman warga, lama kelamaan warga menjadi kesulitan untuk terus menerus memberikan bantuan.
Oleh karena itu, dengan melihat kondisi Hariyani yang memprihatinkan tersebut, kabarnya Kepala Dusun (Kadus) bersama masyarakat sekitar berniat untuk merelokasi tempat tinggal Hariyani agar lebih dekat dengan permukiman warga.