Patriotisme dan Nasionalisme adalah Sikap Bela Negara, Pahami Contohnya
Patriotisme dan nasionalisme adalah sikap bela negara. Sering dianggap sinonim namun sebenarnya memiliki patriotisme dan nasionalisme memiliki definisi yang berbeda.
Patriotisme dan nasionalisme adalah sikap Bela negara. Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Namun seringkali patriotisme dan nasionalisme digunakan secara bergantian karena dianggap sinonim namun sebenarnya memiliki definisi yang berbeda. Menurut KBBI, patriotisme sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya; semangat cinta tanah air.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa itu Serumbung Sumur? Serumbung sumur merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813. Ini dia serumbung sumur yang merupakan alat penjernih air kuno dari masa Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1527-1813.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Apa itu Kapurut Sagu? Kapurut sagu terbuat dari tepung sagu yang sudah agak mengeras dan memiliki warna kecokelatan. Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat kaya akan tradisi, budaya, hingga sajian makanan yang unik.Salah satu sajian makanan khas Mentawai yang patut anda coba adalah kapurut sagu.
Sedangkan nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan.
Berikut selengkapnya Merdeka.com merangkum di bawah ini tentang patriotisme dan nasionalisme adalah sikap bela negara.
Patriotisme dan Nasionalisme
Patriotisme dan nasionalisme adalah pengamalan sila ke-3 Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.
Patriotisme dan Nasionalisme adalah sikap yang saling berkaitan. Patriotisme dan nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sekaligus cinta terhadap tanah air
Nasionalisme bisa tumbuh dan berkembang dalam masyarakat karena adanya patriotisme. Seseorang yang memiliki jiwa patriotisme tentu juga menerapkan sikap nasionalismenya.
Patriotisme adalah sika rela berkorban demi bangsa dan negara. Sedangkan Nasionalisme adalah paham untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air. Nasionalisme bisa diartikan sebagai semangat kebangsaan.
Definisi Patriotisme
Patriotisme dan nasionalisme adalah sikap bela negara. Dilihat secara definisi, patriotisme dan nasionalisme adalah dua kata yang memiliki arti berbeda. Secara sederhana, patriotisme adalah perasaan cinta tanah air.
Mendemonstrasikan patriotism menjadi “patriotik” adalah salah satu kebutuhan untuk menjadi “warga negara yang baik”. Namun, patriotisme, seperti banyak hal yang bermaksud baik, bisa berbahaya jika dilakukan secara ekstrem.
Patriotisme adalah perasaan dan ekspresi cinta tanah air seseorang, bersama dengan perasaan persatuan dengan mereka yang berbagi perasaan itu. Bersamaan dengan cinta, patriotisme adalah perasaan bangga, pengabdian, dan keterikatan pada tanah air, serta perasaan keterikatan dengan warga patriotik lainnya.
Perasaan keterikatan mungkin lebih terikat pada faktor-faktor seperti ras atau etnis, budaya, keyakinan agama, atau sejarah.
Menurut sejarahnya, patriotisme muncul sekitar 2.000 tahun sebelum kebangkitan nasionalisme pada abad ke-19. Yunani dan khususnya Romawi kuno memberikan akar bagi filosofi patriotisme politik yang memahami kesetiaan kepada "patria",—kekuatan yang dijalankan oleh kepala keluarga laki-laki atas anak-anaknya seperti kesetiaan pada konsepsi politik republik.
Hal ini terkait dengan cinta hukum dan kebebasan bersama, pencarian kebaikan bersama, dan kewajiban untuk berperilaku adil terhadap negara seseorang.
Contoh Patriotisme
Ada banyak cara untuk menunjukkan patriotisme. Menyanyikan Lagu Kebangsaan dan melafalkan Dasar Negara di acara besar tertentu merupakan hal yang umum. Selain itu yang lainnya adalah:
1. Berpartisipasi dalam demokrasi perwakilan dengan mendaftar untuk memilih dan memberikan suara dalam pemilihan umum.
2. Menjadi sukarelawan untuk pelayanan masyarakat atau mencalonkan diri untuk jabatan pemerintahan terpilih.
3. Mematuhi semua hukum dan membayar pajak.
4. Memahami hak, kebebasan, dan tanggung jawab yang terkandung dalam Konstitusi Republik Indonesia.
Definisi Nasionalisme
Secara etimologi Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurang beruntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara persatuan dan kesatuan.
Nasionalisme adalah gagasan bahwa bangsa sendiri, yang sering diidentifikasi oleh etnis atau seperangkat nilai yang sama, lebih baik daripada semua bangsa lain. Nasionalisme dapat dan sering kali diekspresikan sebagai agresi terhadap negara lain.
Nasionalisme dibangun atas bahasa, agama, budaya, atau seperangkat nilai sosial bersama. Suatu bangsa akan menekankan simbol, cerita rakyat, dan mitologi bersama. Nasionalisme dapat berdampak pada kebijakan politik luar negeri dan dalam negeri dan biasanya memiliki implikasi ekonomi.
Seorang nasionalis adalah seseorang yang percaya bahwa bangsanya lebih baik dari yang lain.
Nasionalisme, seperti yang kita pahami sekarang, tidak muncul sampai abad ke-17. Sebelum itu, orang-orang fokus pada kota, kerajaan, atau bahkan agama setempat mereka. Gagasan negara-bangsa dapat dikatakan telah dimulai pada tahun 1658 dengan Perjanjian Westphalia. Itu mengakhiri Perang 30 Tahun antara Kekaisaran Romawi Suci dan berbagai kelompok Jerman.
Contoh Sikap Nasionalisme
Berikut beberapa contoh sikap nasionalime yang bisa dilakukan:
1. Selalu memakai dan mendukung produk dalam negeri
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Bangga sebagai warga negara Indonesia
4. Menjaga nama baik bangsa
Adapun beberapa sikap yang tidak mencerminkan nasionalisme yakni sebagai berikut:
1. Egoisme : Sikap mementingkan diri sendiri
2. Eksrimisme : Sikap keras mempertahankan pendirian dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan pribadi
3. Terorisme : Adalah tindakan sistematis yang bertujuan menciptakan kepanikan, keresahan dan suasana tidak aman dalam masyarakat
4. Primordialisme : sikap mementingkan daerah, suku, agama, ras, antar golongan sendiri
Nasionalisme Vs Patriotisme
Nasionalis percaya bahwa kepentingan bersama mereka menggantikan semua kepentingan individu atau kelompok lainnya. Mereka menentang globalisme dan imperium. Mereka juga menentang filosofi apa pun, seperti agama, yang menggantikan loyalitas nasional. Mereka tidak selalu militeristik, tetapi mereka dapat dengan cepat menjadi demikian jika terancam.
Perasaan superioritas nasionalis membedakan nasionalisme mereka dari patriotisme. Patriotisme sama dengan kebanggaan pada negara seseorang dan kemauan untuk mempertahankannya.
Nasionalisme, di sisi lain, meluas ke arogansi dan potensi agresi militer. Nasionalis percaya bahwa mereka memiliki hak untuk mendominasi bangsa lain karena superioritas mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka melakukan kebaikan yang ditaklukkan. Sikap ini bisa mendorong militerisme.