Sempat Rusak, Kini Warga Langkat Bisa Swab dengan Alat PCR Baru dari Eropa
Alat PCR baru buatan Eropa sudah dipasang pada mobil Toyota Hi-Ace BK 7111 P milik Dinkes Langkat.
Sebelumnya, alat Polymerase Chain Reaction (PCR) mobile milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Langkat, Sumatra Utara (Sumut) senilai Rp2,4 miliar dinyatakan rusak. Namun, kini warga Langkat bisa melakukan tes Swab kembali dengan alat PCR baru yang sudah tersedia.
Alat PCR baru tersebut merupakan buatan Eropa yang sudah dipasang pada mobil Toyota Hi-Ace BK 7111 P milik Dinkes Langkat.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja bakti di Sumut? Saat kerja bakti, tak jarang terjadi komunikasi yang intens antarwarga.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Siapa saja yang diajak untuk berperan aktif dalam memerangi narkoba di Sumut? Selain itu, Hari Anti Narkotika Internasional mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga non-pemerintah, hingga individu, untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Apa tradisi unik yang dilakukan warga di pedesaan Sumedang ketika menjenguk tetangga sakit? Warga di pedesaan Sumedang, punya tradisi menjenguk tetangga. Mereka akan mengumpulkan amplop sumbangan berisi uang dan diberikan kepada tetangga yang sakit. Uniknya, uang sumbangan kerap berlebih bahkan bisa untuk membeli kendaraan.
"Sudah dipasang perangkat yang rusak dan diganti dengan yang baru," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinkes Langkat Limin Ginting pada Rabu (17/3), dilansir dari ANTARA.
Sudah Bisa Digunakan
Semua alat yang ada pada mobil PCR yang rusak, kini sudah diganti dengan peralatan yang baru.
"Mulai ekstraktor spesimen, Stabilisator, hingga PCRnya semua kita ganti yang baru dengan pabrikan Eropa, dari yang sebelumnya pabrikan asal Korea," ungkap perwakilan dari PT Giri, bernama Ari.
Sementara untuk alat PCR-nya akan segera dipasang dan diinstal. Sehingga bisa digunakan secara keseluruhan untuk melakukan pemeriksaan Swab.
"Insya Allah besok sudah bisa digunakan," lanjut Ari.
Dilengkapi Teknologi Canggih
Perangkat PCR mobile yang baru ini dilengkapi fasilitas yang canggih, seperti perangkat bertekanan negatif, CCTV, Dispalay, Chamber Swab, Chamber Intermediate, Sinar UV, Freezer serta Stabilizer.
"Interiornya dipastikan steril dan aman, karena dilengkapi dengan teknologi canggih," kata Ari.
©2020 Merdeka.com/indonesia.go.id
Sementara dalam penggunaannya, untuk ekstraksinya, dalam waktu 10 menit alat PCR ini bisa mengeluarkan hasil hingga 32 spesimen (sampel).
Dan dalam waktu 80 menit, unit PCR tes itu dapat mengeluarkan hasil 96 spesimen.
"Dari hasil PCR itulah kemudian dilakukan validasi oleh pihak terkait," terang Ari.
Tenaga Kesehatan Jalani Pelatihan
Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Langkat dr Juliana mengatakan, Dinkes Langkat mengirim tujuh tenaga kesehatan (nakes) untuk mengikuti pelatihan pengoperasian alat PCR ini.
"Tujuh tenaga kesehatan yang kami utus untuk mengikuti pelatihan pengoperasian PCR. Mereka terdiri dari satu dokter dan enam analisis," ujar Juliana pada Selasa (16/3).
Pelatihan tersebut dilakukan selama satu bulan, mulai dari mempelajari materi dasar pengoperasian alat berteknologi tinggi tersebut.
"Sampai materi pengoperasiannya, serta uji fungsi alat ekstraksi, extrasi spesimen dan tanya jawab di ekstraksinya," katanya.