5 Ancaman kejahatan cyber yang bakal booming di tahun 2016
Awas, hacker diperkirakan semakin hebat kembangkan serangan cyber berbahaya
Tak kurang dari 42 pakar keamanan yang berasal dari Global Research and Analysis Team (GReAT), dan tersebar di seluruh dunia telah mengutarakan prediksinya soal serangan cyber di tahun 2016 lewat Kaspersky Lab.
Menurut para ahli Kaspersky Lab itu, model serangan Advanced Persistent Threats (APT) akan menghilang di tahun 2016. APT adalah jenis serangan secara sembunyi dalam jangka waktu lama pada sebuah jaringan untuk mendapat informasi rahasia. Tipe serangan ini biasanya menyasar organisasi militer atau perusahaan besar.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
Nah, di tahun ini, APT diperkirakan tergantikan oleh ancaman yang lebih berbahaya lagi dan bahkan semakin sulit untuk dideteksi dan ditelusuri kembali ke asal muasal pelaku dari serangan tersebut. Para penjahat cyber juga akan lebih mengandalkan off-the-shelf malware atau malware yang sudah banyak tersedia di dunia maya untuk meminimalkan biaya yang harus mereka keluarkan.
Lalu, bagaimana prediksi lengkap Kaspersky Lab soal keamanan cyber tahun 2016 ini? Berikut ulasannya.
Serangan cyber berevolusi, tentara cyber bayaran menjamur
Pertama, APT akan menghilang dan diganti ancaman yang lebih berbahaya dan sulit terdeteksi. Selanjutnya, akan ada perubahan dramatis dalam struktur serta cara beroperasi dari APT.
Bisa dipastikan akan lebih banyak lagi pendatang baru yang bergabung ke dunia APT. Tentara bayaran cyber akan bertumbuh karena semakin banyak pihak-pihak yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari serangan online.Â
Mereka pastinya akan menawarkan keahlian serangan kepada siapa pun yang bersedia membayar, dan juga untuk menjual kepada pihak ketiga yang tertarik terhadap akses digital ke korban berprofil penting, hal seperti ini biasa disebut dengan penawaran 'Access-as-a-Service'.
Hacker suka serang perangkat orang kaya
Popularitas ransomware (virus yang didesain untuk meminta tebusan) akan semakin meningkat dengan penggunaan Trojan perbankan dan diprediksi akan semakin meluas ke area yang baru seperti perangkat OS X.
Perangkat dengan OS X memang diangap kebanyakan dimiliki oleh para target yang kaya sehingga akan lebih menguntungkan penjahat cyber. Selain itu perangkat mobile dan Internet-of-Things (IoT) yang terpasang pada berbagai peralatan rumah dan kantor juga dijadikan target. Seperti yang sudah diketahui, IoT juga banyak diaplikasikan oleh orang-orang berkantong tebal.
Pembayaran online jadi fokus hacking
Sistem pembayaran alternatif seperti Apple Pay dan Android Pay, serta bursa saham akan menjadi target empuk di tahun 2016. Serangan cyber di sektor keuangan akan terus dikembangkan oleh para penjahat cyber.
Hal ini memang tidak aneh, sebab ranah e-commerce dan aplikasi online di berbagai dunia, termasuk Indonesia terus tumbuh pesat. Dua ranah tersebut sangat bergantung pada sistem pembayaran online, sehingga menjadi sasaran yang pas bagi hacker. Terlebih, di tahun 2016 ini, mata uang digital, Bitcoin juga diprediksi kembali booming.
Informasi pribadi netizen jadi senjata hacker
Pada 2015 kita melihat kenaikan jumlah DOXing, serangan berupa public shaming serta pemerasan, semua orang mulai dari Hactivists hingga negara menggunakan strategi penyebarluasan foto-foto pribadi, informasi, daftar pelanggan, dan kode untuk mempermalukan target mereka.
Dan jangan lupa, banyak kasus peretasan yang melibatkan public figure di tahun 2015 bermula dari aksi social-engineering, alias hacking yang memanfaatkan data pribadi seseorang yang dibagikan di dunia maya. Misalnya, kasus-kasus tersebarnya foto bugil artis Hollywood di tahun 2015 lalu.
Sayangnya, Kaspersky Lab melihat bahwa praktek seperti ini masih akan terus meningkat secara eksponensial pada tahun 2016.
Internet terpecah belah, jadi komoditas monopoli
Tahun ini, internet juga diprediksi makin terpecah-belah, terbagi-bagi sesuai negara. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka ketersediaan internet di wilayah manapun akan dapat dengan mudah dikendalikan dengan cara melakukan serangan pada titik-titik layanan yang dapat menyediakan akses di seluruh area yang berbeda-beda.Â
Metode seperti ini bahkan bisa menyebabkan munculnya pasar gelap untuk konektivitas internet. Hal ini juga melahirkan para oknum yang terus berusaha menjadikan akses internet sebagai komoditas berharga yang bisa dimonopoli.
(mdk/bbo)