Hacker Ini Berhasil Rebut Akses Komputer dan Ubah Harga Barang di Toko Penjara
Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.

Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.

Hacker Ini Berhasil Rebut Akses Komputer dan Ubah Harga Barang di Toko Penjara
Sebuah serangan siber yang terjadi setelah kematian mendiang Alexei Navalny di penjara telah mengungkapkan dampak yang mengejutkan.
Para peretas yang mendukung Navalny mengakses database narapidana Rusia, melakukan tindakan yang mengubah harga barang di toko penjara dan menyebarkan pesan-pesan yang mendukung tokoh oposisi tersebut.
Dilansir dari Business Insider, Kamis (4/4), dii bulan Februari, hanya beberapa jam setelah kematian Navalny diumumkan, serangan siber terjadi.
Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Selain itu, mereka juga memasukkan pesan-pesan yang mendukung Navalny ke dalam situs tersebut dengan harapan menyebarkan dukungan terhadap perjuangan politik yang dijalankan oleh Navalny dan para pendukungnya.

Para peretas ini mengklaim sebagai ekspatriat Rusia yang menentang rezim Putin, berbagi data yang mereka curi dengan harapan agar orang lain dapat membantu memahami apa yang sebenarnya terjadi terhadap Navalny.
Mereka mengklaim telah mengakses rincian kontak lebih dari 800.000 tahanan, termasuk yang berada di koloni hukuman Arktik di mana Navalny terakhir kali tinggal.

Selain memanipulasi harga barang di toko penjara, para peretas juga dilaporkan telah mengambil aksi dalam mengakses sistem komputer penjara. Mereka mengurangi harga beberapa produk makanan menjadi seperseribu dari harga normalnya.
Keberanian para peretas menunjukkan serangan siber bukan hanya sekadar tindakan kriminal biasa, tetapi juga dapat digunakan sebagai bentuk protes atau perlawanan terhadap rezim yang mereka anggap otoriter. Namun, hal tersebut juga menimbulkan kekhawatiran atas keamanan data dan infrastruktur siber yang semakin rentan terhadap serangan-serangan semacam ini.

Kematian Navalny di penjara masih menimbulkan banyak pertanyaan dan kontroversi. Meskipun Rusia dengan cepat menyangkal keterlibatannya, para pemimpin dunia, termasuk Presiden Joe Biden, menuntut klarifikasi dan keadilan atas kematian Navalny. Sementara itu, istrinya, Yulia Navalnaya, telah menuduh bahwa tubuh Navalny telah dianiaya sebelum pemakamannya.