5 Dampak Merugikan Teknologi yang Muncul Tanpa Sengaja
5 Dampak Merugikan Teknologi yang Muncul Tanpa Sengaja
Teknologi maju dengan sangat cepat, dan kita menikmati semua hal berbau teknologi yang memudahkan kita dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai hal seperti mobil otomatis, teknologi VR yang lebih imersif, penerbangan lintas benua yang lebih cepat, dan masih banyak hal lainnya akan segera hadir di kehidupan kita.
Meski demikian, kehadiran teknologi ternyata punya dampak yang tak selalu positif. Beberapa hal yang terjadi justru sebaliknya, di mana kita kerap menemui hal yang tidak kita inginkan kala kita atau orang lain memanfaatkan teknologi. Bahkan di banyak kasus, dampak-dampak ini sangat berbahaya.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Apa spesies baru yang ditemukan para ilmuwan? Ular ini merupakan spesies baru anaconda hijau yang ditemukan para ilmuwan.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
Nah, berikut deretan dampak merugikan teknologi yang muncul tanpa sengaja, atau setidaknya tidak ada niatan jahat. Melansir Listverse, berikut ulasannya!
1. Mobil Otonom Berbahaya
Salah satu teknologi masa depan yang sudah ada di depan mata adalah mobil otomatis. Berbagai perusahaan seperti Google dan Tesla sudah melakukan banyak uji coba mobil semacam ini sejak beberapa tahun lalu, dan kebanyakan memang berhasil.
Namun mengapa kita masih belum melihatnya dijual? Karena mobil semacam ini belum menjamin keamanan soal fungsi, serta memiliki berbagai masalah etika berlalu-lintas.
Selama uji coba, telah terjadi beberapa kali uji coba mobil otomatis menemui kegagalan, dan berujung kecelakaan. Meski kejadian ini tak membawa korban sama sekali karena wilayah ujinya di Silicon Valley yang tidak terlalu ramai, permasalahan ini akan sulit jika dibawa ke kota dengan lalu lintas ramai. Padahal, mobil otomatis adalah salah satu solusi kemacetan.
Belum lagi soal "otak" dari mobil dalam hal mengambil keputusan. Jika ada di suatu saat mobil dihadapkan ke keadaan jelang kecelakaan, apa yang harus dilakukan mobil pun masih belum jelas. Pertanyaan terbesar dari situasi ini apakah mobil akan melakukan sesuatu yang lebih melindungi pengguna, atau melindungi orang di luar mobil yang mungkin akan jadi korban? Jika mobil ini dikemudikan manusia, tentu tanggung jawab bisa disorotkan ke pengemudi. Namun tidak untuk mobil otomatis.
2. Masalah Psikologis Mulai Muncul Dari VR
Virtual Reality adalah teknologi canggih yang menggebrak dunia gim. Pasalnya, banyak konsol dan platform yang menawarkan gim dinikmati dengan teknologi VR. Imersifnya VR, membuat gim makin menakjubkan untuk dimainkan.
Permasalahan utama dari hal ini, ternyata VR membuat pengguna makin abai soal kesehatan mereka sendiri. Ketika kecanduan gim sebelum ada VR saja sudah banyak terjadi, ketika era VR, hal ini makin menjadi-jadi.
Sudah banyak terjadi kasus di mana pengguna sudah sulit memahami perbedaan antara gim dan kehidupan nyata. Tak lagi sekadar kecanduan, mereka harus menghabiskan berjam-jam sesi terapi karena kehidupan nyatanya berantakan karena gim yang semakin imersif.
3. Energi Terbarukan yang Membunuh Binatang Liar
Salah satu solusi bersih untuk sektor energi adalah pembangkit listrik tenaga surya dan juga angin. Solusi ini jauh lebih bersih ketimbang energi konservatif seperti batu bara. Meski demikian, hal ini bukan tanpa cela.
Dari sebuah riset, ternyata di banyak pusat pembangkit listrik tenaga surya dan juga angin, banyak satwa liar yang terbunuh, terutama burung. Menurut ilmuwan, burung kerap mengira panel surya adalah danau, dan ketika dihinggapi ia terpanggang di sana. Tenaga angin pun serupa, di mana baling-balingnya tidak terdeteksi oleh burung dan seketika meregang nyawa kala melewatinya.
4. 3D Printer yang Sangat Tidak Ramah Lingkungan
3D Printer disebut bakal jadi gadget masa depan. Meskipun saat ini masih belum terlalu mudah diakses, diprediksi lama kelamaan gadget ini akan diproduksi masal dengan harga yang lebih murah.
Permasalahan utama dari mesin pencetak yang sangat berguna untuk menciptakan sesuatu ini, adalah soal jejak karbon setiap alat ini digunakan. Emisi, sekali penggunaan 3D printer memang tak terlalu banyak, kira-kira seperti satu kali merokok atau satu kali penggunaan kompor gas.
Namun di sisi output, kebanyakan printer ini menggunakan filamen plastik yang sama sekali tidak biodegradable. Tentu penumpukan sampah akan makin menggila jika gadget ini jadi mainstream.
Hal ini tentu bisa dicegah dengan kemauan perusahaan untuk menggunakan medium yang lebih ramah lingkungan, alih-alih plastik. Jika ini bisa dilakukan sebelum penggunaan 3D printer meluas, dampak tidak akan terlalu besar.
5. Echo Chamber Internet
Dengan internet, setiap orang lebih terkoneksi ketimbang bertahun-tahun lalu. Hampir semua informasi bisa kita dapatkan dengan mudah lewat media sosial atau Google. Namun ada celah besar dari hal ini.
Ialah echo chamber atau ruang gema. Melakukan penjelajahan di internet dengan sesuatu yang kita suka, akan membuat internet menyajikan hal yang juga kita suka. Hal ini akan membuat kita tak pernah diberi sajian informasi yang benar atau layak. Kita ambil contoh, pedofilia adalah hal yang salah di berbagai tempat, namun kita bisa menemukan forum tentang pedofilia di penjuru internet. Membuat hal yang salah ini bisa dianggap benar oleh poenghuni forum tersebut.
Fenomena ini terjadi karena platform media sosial memiliki algoritma yang menyesuaikan aktivitas kita di platform tersebut. Seperti ketika di Youtube Anda suka menonton konten makanan, ribuan konten serupa lainnya akan direkomendasikan untuk Anda. Berbagai informasi lain akan datang ke kita dan membuat kita tak bisa berhenti menggulir linimasa. Hal ini akan buruk jika kita juga memiliki ketertarikan ke hal yang buruk.
(mdk/idc)