5 Mitos tentang Bluetooth ini tidak layak dipercaya!
Mitos kuno soal Bluetooth masih seringkali beredar hingga sekarang.
Anda mungkin sudah melupakannya, namun hidup kita masih dikelilingi oleh Bluetooth. Hampir semua perangkat digital memiliki koneksi Bluetooth. Smartphone, tablet, laptop, headphone, speaker, TV, serta konsol game semua pasti dilengkapi Bluetooth. Hal ini dikarenakan Bluetooth bisa melakukan banyak hal, mulai dari memainkan audio dari sumber ke speaker, hingga transfer data.
Di beberapa tahun lalu hingga sekarang, Bluetooth masih jadi teknologi konektivitas nirkabel antara dua perangkat yang masih terpercaya. Bluetooth pun mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahun, dan dalam prosesnya Bluetooth mendapat banyak perbaikan dan peningkatan.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Dimana saja gadget digunakan dalam kehidupan sehari-hari? Penggunaan gadget sudah begitu melekat dengan kehidupan masyarakat hari-hari ini. Hampir semua aktivitas yang dilakukan pun kini terpusat dengan alat elektronik tersebut. Mulai dari bekerja, bersekolah, berkomunikasi, berbelanja, dan sebagainya.
-
Bagaimana kecanduan gadget dapat memengaruhi kemampuan kognitif remaja? Hasil ulasan menunjukkan bahwa remaja dengan kecanduan internet memiliki gangguan signifikan pada daerah otak yang bertanggung jawab atas aktivitas kontrol eksekutif seperti perhatian, perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls, dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang tidak mengalami kecanduan internet.
-
Bagaimana kecanduan gadget dapat menghambat perkembangan bahasa pada anak? Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar tanpa interaksi verbal dapat menghambat perkembangan keterampilan bahasa dan kemampuan berkomunikasi anak.
-
Kenapa penggunaan gadget pada anak berbahaya? Anak yang mengalami kecanduan gadget tentu akan mengalami perubahan secara fisik dan emosional. Hal tersebut akan berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak ke depannya.
-
Apa yang bisa dibedakan dengan alat baru ini? Ilmuwan menyebutkan usaha yang dilakukannya ini mempunyai akurasi 99 persen. Delapan negara itu yakni; Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Prancis, Tiongkok, India, Pakistan, dan Korea Utara.
Masalahnya adalah Bluetooth sudah ada sejak beberapa tahun silam, dan mitos kuno soal Bluetooth masih seringkali beredar hingga sekarang. Tentu dengan perubahan Bluetooth ke arah yang lebih baik, tidak adil jika Bluetooth masih diperlakukan layaknya ia adalah teknologi kuno yang tak memgikuti perkembangan zaman.
Berikut 5 mitos tentang Bluetooth yang harus dibasmi.
1. Menyalakan Bluetooth dapat menghabiskan baterai
Jika kita kembali ke zaman di mana Smartphone masih belum jaya, Bluetooth memang membunuh daya baterai. Hal ini dikarenakan Bluetooth selalu secara otomatis mencari perangkat lain untuk 'pairing.' Namun hal ini tak akan lagi terjadi karena standar Bluetooth sudah meninggi. Dimulai dari versi 4, Bluetooth menerapkan Low Energy (LE) module, yang dapat menghemat konsumsi daya baterai.
Dengan teknologi LE ini, daya dalam jumlah besar tak akan terserap dari baterai jika Anda tidak melakukan data transfer. Bahkan jika Bluetooth Anda gunakan untuk konek dengan headphone, daya baterai tidak akan terserap jika Anda tidak memainkan lagu di headphone Anda.
2. Sinyal Bluetooth tak baik bagi kesehatan
Sebenarnya tak pernah ada bukti kuat yang menunjukkan hal tersebut. Mungkin saja sinyal radiasi Bluetooth atau smartphone juga cukup berbahaya bagi kesehatan. Namun satu hal yang kita ketahui bersama adalah headset Bluetooth justru melindungi Anda dari radiasi smartphone.
Sinyal radiasi sendiri sebenarnya sangat bergantung dari tenaga, dan Bluetooth hanya menyerap tenaga paling besar 100mW, tepatnya untuk kelas 1. Faktanya, Bluetooth di berbagai perangkat modern hanya menyerap 1mW. Sebaliknya daya 1.000mW hingga 2.000mW terserap ketika smartphone mengoperasikan layanan 3G atau 4G.
Dengan ini, setidaknya Bluetooth jauh lebih aman ketimbang radiasi smartphone itu sendiri. Bahkan Anda bisa dijauhkan dari radiasi smartphone jika Anda menggunakan headphone Bluetooth.
3. Bluetooth hanya bekerja di ruangan yang kecil
Mungkin Bluetooth di smartphone Anda hanya bisa bekerja di jarak pendek, mungkin benar. Namun, Anda harus tahu kalau Bluetooth memiliki 3 kelas. Dan adanya kelas ini membedakan jarak yang bisa digunakan untuk mengoperasikan Bluetooth.
Bluetooth kelas 3 hanya bisa digunakan di jarak kurang dari 10 meter, kelas 2 bisa digunakan di jarak sekitar 10 meter dan jika lebih tak seberapa maksimal, dan yang paling baik yakni kelas 1 yang bisa digunakan hingga jarak 100 meter bahkan lebih.
Jadi Bluetooth tentu bisa bekerja dengan baik di ruangan yang luas, bahkan di lapangan. Asalkan menggunakan perangkat Bluetooth kelas 1. Perangkat yang dilengkapi Bluetooth kelas 1 biasanya adalah yang memiliki power source sendiri, seperti komputer desktop atau speaker yang punya koneksi elektrik. Smartphone dan tablet biasanya hanya memiliki Bluetooth kelas 2.
4. Bluetooth yang aman adalah yang "Non-Discoverable"
Sebenarnya sejak aawl Bluetooth ada, teknologi tersebut tak pernah memiliki reputasi yang baik dalam hal keamanan. Namun di versi terbaru, berbagai 'celah' keamanan sudah banyak dibenahi. Namun jika Anda berpikir bahwa mengatur Bluetooth Anda menjadi "Non-Discoverable," belum tentu juga perangkat lain tak bisa mengirim Malware kepada Anda.
'Bluetooth Device Address' mungkin tidak terlacak jika Anda dalam mode 'non-discoverable,' namun hacker sudah makin canggih. Hal ini dikarenakan pengguna biasanya masih menggunakan password default untuk perangkat Bluetooth mereka. Yakni 0000 atau 1234. Dengan ini, banyak yang bisa menembus Bluetooth Anda dengan mudah.
Jadi, hal paling aman bukan mengatur ke mode 'non-discoverable,' namun mengganti password ke yang lebih aman.
5. Sinyal Bluetooth mengganggu sinyal Wi-Fi
Seperti layaknya teknologi nirkabel lain, Bluetooth menggunakan frekuensi radio 2.4GHz untuk mengirim dan menerima data. Ini adalah frekuensi yang sama yang digunakan oleh jaringan Wi-Fi, bahkan microwave. Namun bukan berarti sinyal satu sama lain akan bersinggungan.
Hal ini dikarenakan 2.4GHz adalah pita frekuensi yang terbentang antara 2.400 MHz hingga 2.483,5 MHz. Bluetooth menggunakan 2 kanal, yang masing-masing melakukan monitoring terhadap 50 persen frekuensi. Sinyal akan secara cepat "melompat" dari satu frekuensi ke frekuensi lainnya, hingga sinyalnya tak akan pernah bersinggungan.
Hal ini membuat sinyal yang 'melompat' secara cepat, akan selalu stabil dan tak akan pernah menurun secara kecepatan meskipun menggunakan frekuensi yang sama.
Baca juga:
JK saksikan peluncuran satelit pemantau lingkungan dan kapal laut
Segera dibangun kawasan berkonsep Silicon Valley di Serpong
Rusia punya kapal nuklir penghancur es terbesar di dunia
Ilmuwan China temukan cara ubah limbah plastik jadi bahan bakar
Begini cara ilmuwan prediksi teror ISIS pasca penembakan Orlando
Ilmuwan bangun prosesor dengan 1.000 inti, buat apa?