60 persen desa di Indonesia sudah tersentuh TIK
60 persen desa di Indonesia sudah tersentuh TIK. Teknologi diyakini mampu memberikan efisiensi bagi para penggunanya. Termasuk juga pemakaian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di pedesaan. Hal ini juga sebagai peningkatan sinergitas program kerja antara pemerintah pusat, daerah, dan pedesaan.
Teknologi diyakini mampu memberikan efisiensi bagi para penggunanya. Termasuk juga pemakaian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di pedesaan. Hal ini juga sebagai peningkatan sinergitas program kerja antara pemerintah pusat, daerah, dan pedesaan.
Berdasarkan data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes), tercatat sebanyak 75 ribu desa di Indonesia. Sayangnya, dari jumlah itu belum seluruhnya melek TIK.
“Memang belum seluruh desa terkoneksi. Untuk saat ini baru 60 persen dari total jumlah desa yang terkoneksi dengan TIK,” ujar Septriana Tangkary, Direktur Pemberdayaan Industri Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) saat ditemui di kantornya Gedung Kemkominfo, Jakarta, Senin (20/11).
Menurutnya, proses menggenjot desa agar terkoneksi TIK sudah dilakukan sejak tahun 2015. Itu pun, kata dia, bukan hanya dari Kemkominfo semata melainkan juga bekerja sama dengan Kemendes.
“Sebetulnya, program desa ini bisa terkoneksi TIK sudah dicanangkan pada 2013 silam. Tetapi, karena aplikasinya itu baru ada di tahun 2015, maka kita lakukan di tahun tersebut. Setiap aplikasinya beda-beda untuk setiap desa ya,” ungkapnya.
Meski begitu, ia meyakini bahwa pada tahun 2019, nantinya seluruh desa di Indonesia sudah bisa terkoneksi TIK. Hal itu juga karena adanya proyek Palapa Ring yang akan rampung pada 2019 nanti.
“Tahun 2019, insyaallah bisa selesai semuanya juga,” jelasnya.
Selain masalah infrastruktur internet, persoalan lain yang tak kalah penting untuk mendongkrak jumlah desa yang tersentuh TIK adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Percuma saja bila infrastruktur telah siap, namun SDM masih belum menunjukan kesiapan.
“Ada banyak hal juga yang perlu dilakukan selain infrastruktur. Misalnya saja SDM dan keinginan dari pemerintah desa tersendiri untuk terkoneksi TIK,” katanya.
Padahal, dilanjutkannya, bila kecanggihan TIK bisa diterapkan oleh pemerintah desa, akan banyak manfaat yang bisa diterima. Misalnya saja dapat melihat jumlah penduduk dan potensi yang bisa dikembangkan di daerah tersebut.
“Maksudnya, bisa dikaji apa yang cocok untuk dikembangkan di desa itu,” terang dia.
Baca juga:
Jambore TIK 2017, pemerintah siapkan disabilitas masuki dunia kerja
Deretan sifat unik yang ternyata turunan
Tesla rilis mobil listrik baru, lebih kencang dari mobil sport berbasis bensin!
Iritnya truk listrik canggih ini, sekali isi daya tembus 804 Km
Tanda misterius yang dibawa oleh hewan di sekitar kita
XL sebut pelanggan tak perlu khawatirkan soal keamanan data pribadi
Vivo resmi rilis V7 harga Rp 3,7 juta
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Apa tujuan TelkomGroup dalam mendukung pendanaan startup nasional? Selain bertujuan menciptakan sinergi yang kuat, seluruh dana kelolaan MDI yang ditanamkan, termasuk Merah Putih Fund, berorientasi pada kerja sama yang saling menguntungkan antara startup yang berada di bawah naungan MDI dengan TelkomGroup, BUMN, dan perusahaan swasta lainnya,” ungkap Donald.
-
Kenapa TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Merah Putih Fund, yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dengan menggandeng kelima CVC BUMN yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan BNI Ventures, disiapkan untuk menstimulasi gairah pertumbuhan startup nasional di tengah tech winter yang masih berlangsung saat ini.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.