Awas, ada virus Android pencuri data nyamar jadi file Microsoft Word
Virus ini nebeng di aplikasi tak resmi untuk masuk gadget Android
Lagi-lagi ditemukan virus atau malware Android tipe baru. Menurut Zscaler, virus ini bisa mencuri nomor telepon dan SMS di gadget.
Cara masuk virus ini ke smartphone adalah lewat perantara aplikasi yang diinstal pengguna. Seperti yang dilansir oleh Softpedia (30/10), aplikasi yang menjadi inang si virus berasal dari sumber-sumber tidak resmi atau di luar toko aplikasi resmi seperti Google Play Store.
-
Kenapa malware Android menggunakan metode kompresi APK? Metode kompresi APK ini dilakukan untuk menghindari dekompilasi atau proses yang dijalankan sistem keamanan dan software antivirus untuk menandai kode yang dinilai mencurigakan.
-
Bagaimana cara malware Android menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK? Metode kompresi APK ini dilakukan untuk menghindari dekompilasi atau proses yang dijalankan sistem keamanan dan software antivirus untuk menandai kode yang dinilai mencurigakan.
-
Apa jenis malware yang menginfeksi aplikasi pinjaman tersebut? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Apa itu metode kompresi APK yang digunakan malware Android? Malware Android bisa menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK. Parahnya, aplikasi berbahaya tersebut dapat menyembunyikan diri dari aplikasi antivirus terbaik.
-
Bagaimana Malware berhasil menyebar dan menyerang sistem Indodax? Meskipun engineer yang terlibat bukan engineer utama, dia tetap memiliki akses ke server. Akses inilah yang kemudian menjadi celah awal masuknya Malware yang menyebar pada sistem. Menurut Oscar, meski server yang diretas bukan server utama, Malware tersebut berhasil menyebar dan mengeksploitasi server yang lainnya.
-
Dimana para penjahat siber menyembunyikan malware? Karena sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga, penyerang menyamarkan malware dengan berpura-pura sebagai aplikasi ini.
Saat aplikasi tak resmi itu terpasang, maka si virus langsung membuat sebuah ikon berupa file Microsoft Word di layar utama smartphone. Jika ikon itu dibuka, langsung muncul pesan bertuliskan 'Installation errors, this software is not compatible with the phone'.
Sayangnya, membuka ikon Microsoft Word itu adalah sebuah kesalahan dan harus dihindari. Sebab, hal itu langsung mengaktifkan si virus yang kemudian mencuri kontak dan mengontrol SMS serta email.
Virus tersebut lantas mengirim data yang dicuri ke alamat email si hacker. Akibat serangan virus ini, Zscaler mengatakan bila sudah ada 300 orang lebih yang jadi korban. Korban terakhir terdata tanggal 10 Oktober 2015 lalu.
Tidak berhenti di situ, sebab fungsi panggilan juga bisa diambil alih. Ketika penyerang mengirim pesan SMS khusus ke smartphone korban, malware akan menangkap SMS itu sebagai tanda aktivasi untuk mulai melakukan panggilan telepon ke nomor yang ada dalam SMS tersebut. Aksi ini diklaim dapat digunakan untuk memata-matai pengguna secara langsung atau real-time.
Baca juga:
Enkripsi diklaim sebagai teknologi antisadap paling canggih
Peretas Anonymous bakal ungkap nama 1.000 anggota Ku Klux Klan
Lebih dari 50 persen website berita menjadi target hacker
Parlemen AS bahas lagi RUU keamanan cyber, data pengguna terancam?
Siswa SMA retas komputer sekolah demi ganti nilai raport