Awas! Mobile banking kerap disusupi malware
Di Indonesia, malware seringkali menyerang pengguna mobile banking dan e-commerce
Malware akan terus tumbuh seiring kemajuan teknologi. Maka, jangan heran manakala kasus-kasus pembajakan maupun pencurian sering terdengar. Menurut Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager, Kaspersky SEA - Indonesia, di Indonesia malware seringkali menyerang pengguna mobile banking dan e-commerce.
Prediksinya, masih didominasi mobil banking daripada e-commerce. E-commerce dalam hal ini pada metode pembayarannya atau transaksi onlinenya.
-
Bagaimana Malware berhasil menyebar dan menyerang sistem Indodax? Meskipun engineer yang terlibat bukan engineer utama, dia tetap memiliki akses ke server. Akses inilah yang kemudian menjadi celah awal masuknya Malware yang menyebar pada sistem. Menurut Oscar, meski server yang diretas bukan server utama, Malware tersebut berhasil menyebar dan mengeksploitasi server yang lainnya.
-
Apa jenis malware yang menginfeksi aplikasi pinjaman tersebut? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Dimana ransomware menyerang di Indonesia? Terbaru, Pusat Data Nasional (PDN) Sementara 2 di Surabaya yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), terkena ransomware.
-
Kapan serangan ransomware di Indonesia meningkat? Fakta mencengangkan lainnya, tahukah kamu kalau Indonesia ternyata menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dengan jumlah serangan ransomware terbanyak di tahun 2022?
-
Kenapa malware Android menggunakan metode kompresi APK? Metode kompresi APK ini dilakukan untuk menghindari dekompilasi atau proses yang dijalankan sistem keamanan dan software antivirus untuk menandai kode yang dinilai mencurigakan.
"Kalau menurut saya prediksinya bisa mencapai 70 persen menyerang mobile banking dan 30 persen serang transaksi online e-commerce," ujarnya.
Hal itu kata dia, potensi perbankan memang fokus utama para pembuat malware yang melihat bahwa masyarakat khususnya di Indonesia sudah mulai banyak yang bertransaksi menggunakan mobile banking. Sementara untuk e-commerce, diyakininya lantaran e-commerce di negeri ini belum begitu masif seperti di luar negeri.
"Intinya, mereka itu buat malware kalau ada celah dan menguntungkan juga bagi mereka. Mereka kan itu pasti berpikir, apa benefitnya. Sehingga mobile banking menjadi sasaran utama mereka," ujarnya.
Dia pun mengungkapkan bahwa tren di beberapa negara pun ada yang sama, jika mobile banking yang paling rentan terkena malware. "Kebanyakan di beberapa negara mobile banking. Kemudian kedua, government," jelasnya.
Terlepas dari itu, menilik data dari KSN menunjukkan bahwa dari kuartal pertama ke kuartal kedua tahun 2015, pertumbuhan malware yang diduga menyerang perangkat mobile dua kali lipat lebih banyak. Begitu juga malware yang baru yang akan siap menyerang perangkat mobile.
"Bayangkan saja yang dicurigai menyerang saja dari kuartal pertama tahun 2015 mencapai 147.835 serangan menjadi bertambah 1.048.129 serangan. Tingginya ini juga dipicu dari tumbuhnya pengguna smartphone," katanya.
Baca juga:
Ini biang malware yang sebabkan akun Facebook posting video porno
Bug Android paling berbahaya dalam sejarah ditemukan!
Awas, aplikasi Dubsmash palsu sebarkan virus porno
Virus smartphone Android baru muncul, serang Indonesia
Awas, jangan instal fitur video call terbaru WhatsApp!