Bank Neo Commerce Catat Kenaikan Biaya Operasional demi Jadi Bank Digital
Bank Neo Commerce Tbk (BNC), mencatat kerugian bersih Rp 264 miliar berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2021. Rugi bersih itu akibat BNC sebagian besar dananya digunakan dan dialokasikan ke berbagai bentuk investasi, seperti investasi teknologi dan keamanan digital, pengembangan sumber daya manusia, serta promosi.
Bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), mencatat kerugian bersih Rp 264 miliar berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2021. Rugi bersih itu akibat sebagian besar belanja modalnya digunakan dan dialokasikan ke berbagai bentuk investasi, seperti investasi teknologi dan keamanan digital, pengembangan sumber daya manusia, serta promosi dan edukasi berkelanjutan tentang bank digital.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, seiring pertumbuhan nasabah BNC yang sangat signifikan pada tahun ini, beban promosi juga bertambah. Per September 2021, aplikasi neobank BNC diunduh lebih dari 10 juta orang.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dicapai BRI dalam digitalisasi perbankan sehingga meraih penghargaan spesial? BRI pun berhasil membuktikan transformasi digitalnya yang mendapatkan apresiasi penghargaan spesial sebagai bank dengan Transformasi Digital kategori Sustainability oleh IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia (ICAII) 2023 di Mainhall Bursa Efek Indonesia, Jakarta (20/9).
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Mengapa Finnet yakin bisa menjadi solusi pembayaran digital? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
-
Bagaimana Pasar Imogiri menerapkan sistem pembayaran digital? “Pembayaran menggunakan QRIS lebih aman dan langsung masuk ke rekening. Pedagang dan pembeli jadi lebih praktis dan efektif saat transaksi,” Hal itu juga diperjelas oleh Suryanto selaku Admin Pasar Imogiri Bantul. Ia mengatakan bahwa transaksi pembayaran secara digital sudah ada sejak lama. Sistem jual beli hingga pembayaran digital yang ada di Pasar Imogiri Bantul seperti Pasar.id dan QRIS.
-
Bagaimana proses pengembangan Rupiah Digital dilakukan? Langkah awal pengembangan Rupiah Digital BI melalui Proyek Garuda adalah dengan menerbitkan White Paper sebagai komunikasi kepada publik terhadap rencana pengembangan Rupiah Digital.
Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya beban operasional BNC sebesar 245,64 persen menjadi Rp 572 miliar di September 2021 (secara tahunan).
“Rugi bersih ini sudah kami perkirakan karena Bank Neo Commerce masih dalam tahap transformasi menjadi bank digital. Kami terus berupaya untuk memperkenalkan, mengedukasi, dan memberikan berbagai manfaat lebih bagi masyarakat sehingga berimbas pada kinerja keuangan di kuartal ini. Bagi kami, tahun 2021 merupakan tahun investasi. Kami bersyukur minat masyarakat menggunakan aplikasi neobank tidak surut dan terus meningkat, karena merasakan langsung manfaat dan kenyamanan bertransaksi di aplikasi kami yang memberikan keuntungan lebih bagi para nasabah,” kata Tjandra dalam rilisnya, kemarin (19/11).
Per September tahun ini, arus kas BNC mengalami tren positif dengan mencatat peningkatan senilai Rp 791 miliar dibandingkan tahun lalu. Sehingga arus kas bank digital ini memiliki proyeksi jangka panjang yang matang. Kinerja keuangan di kuartal III tentu berdasarkan penilaian dan peninjauan yang cermat.
BNC telah menyalurkan kredit Rp 3,84 triliun, meningkat 4,83 persen dibandingkan Desember 2020. Peningkatan ini berdampak pada kenaikan pendapatan bunga bersih dari Rp 127 miliar di September 2020 menjadi Rp 241 miliar di September 2021.
Dari sisi aset juga terdapat kenaikan signifikan sebesar 49,16 persen menjadi Rp 8,08 triliun. Sedangkan dari sisi perolehan Dana Pihak ketiga (DPK), juga naik 69,3 persen menjadi Rp 6,67 triliun.
Sebagai catatan, beban pemasaran perusahaan di kuartal III meningkat drastis 1.346 persen seiring meningkatnya jumlah nasabah Bank Neo Commerce.
Rasio nonperforming loan (gross) terhadap total kredit bersih bank turun menjadi 4,36 persen dari posisi September 2020 sebesar 4,74 persen. Adapun Loan to Funding Ratio (LFR) menjadi 57,55 persen. Sebab BNC selektif dalam penyaluran kredit karena masih melihat adanya risiko yang tinggi di tengah pandemi Covid-19, sementara dana nasabah diinvestasikan pada surat-surat berharga.
(mdk/sya)