Bisnis Mulai membaik, Huawei Tak Peduli Lagi Dampak dari Sanksi AS
Huawei disebut-sebut tidak lagi memikirkan dampak dari sanksi yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada pihaknya. Mereka justru menyebut perusahaan telah memulai menjalankan bisnis seperti biasa.
Huawei disebut-sebut tidak lagi memikirkan dampak dari sanksi yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada pihaknya. Mereka justru menyebut perusahaan telah memulai menjalankan bisnis seperti biasa.
Dikutip dari Softpedia, Jumat (6/1), Rotating and Acting Chairman Huawei, Eric Xu pernah mengatakan dalam sebuah laporan yang ditulis Reuters, pembatasan yang diberlakukan oleh AS dianggapnya sebagai 'new normal'.
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Apa yang dilakukan Huawei selama berbisnis di Indonesia? Selama lebih dari 23 tahun beroperasi di Indonesia, Huawei telah membangun dengan berbagai pemangku kepentingan, demi mendukung kesuksesan transformasi digital dan tercapainya Visi Indonesia Emas 2045
-
Bagaimana Huawei menunjukkan komitmennya untuk memajukan Indonesia? Lewat inovasi teknologi dan layanan mereka miliki baik yang bergerak di bidang Carrier Network, Enterprise, Consumer, Cloud, hingga Digital Power, perusahaan asal China ini berkomitmen memajukan Indonesia juga mitra kerja mereka.
-
Apa yang China lakukan untuk melawan pembatasan teknologi dari Amerika? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Mengapa Kemnaker mengapresiasi Huawei? Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, memberikan apresiasi atas kepatuhan Huawei pada regulasi yang berlaku selama 24 tahun berusaha di Indonesia.
-
Di mana Huawei berperan dalam penguatan ekonomi digital? Adapun penguatan ekonomi digital yang dimaksud mencakup percepatan transformasi digital di berbagai sektor, mendorong pembangunan ramah lingkungan melalui utilisasiteknologi, memperkuatkeamanan siber dan perlindungan data pribadi untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan publik.
Walau harus diakui, penjualan Huawei hanya meningkat 0,02 persen, perusahaan tampaknya senang dengan keputusan bisnis yang diambilnya. Terutama karena dampak pembatasan sekarang yang dianggap tak terlalu signifikan.
Tahun lalu, misalnya, penjualan Huawei turun 30 persen year-on-year (YoY), lantaran sanksi yang dijatuhkan pemerintah AS kali pertama. Namun tahun ini, penjualannya naik sedikit, membuktikan bahwa Huawei berhasil mengatasi dampaknya.
"AS melakukan pembatasan saat ini, bagi kami adalah 'new normal'. Dan bisa kami katakan, kami saat ini telah kembali ke bisnis seperti biasa. Lingkungan makro mungkin penuh dengan ketidakpastian, tetapi yang dapat kami yakini adalah bahwa digitalisasi dan dekarbonisasi adalah jalan ke depan, dan di situlah peluang masa depan berada," ujar dia.
Kembali ke cerita di 2019 ketika AS melarang Huawei menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika. Akibatnya, raksasa teknologi China mulai berinvestasi untuk alternatif perangkat lunak yang digunakannya pada saat itu.
Dengan Android yang sekarang menjadi produk terlarang, Huawei beralih ke HarmonyOS, sebuah sistem operasi yang pada akhirnya memberi daya lebih dari sekadar smartphone. Selain itu, perusahaan juga mulai mengerjakan serangkaian alternatif untuk layanan Google.
Misalnya, pengganti Huawei untuk Google Maps adalah Petal Maps, dan ini adalah aplikasi navigasi yang berkembang pesat, dengan kemampuan baru ditambahkan dengan cepat. Perusahaan ingin tetap menggunakan strategi ini dalam jangka panjang, meskipun dampak pembatasan AS kini memudar.
(mdk/faz)