Buang aplikasi anti hacker dari iTunes, Apple sudah keterlaluan?
Apakah Apple takut publik tahu iOS miliki banyak celah kerentanan keamanan?
Salah satu aplikasi yang makin marak dibutuhkan adalah aplikasi keamanan, seiring dengan meningkatnya kasus peretasan smartphone. Namun kebijakan sensor aplikasi Apple justru berkata sebaliknya.
Menurut Forbes, Apple baru saja 'membuang' aplikasi bernama "System and Security Info" dari iTunes. Padahal aplikasi ini adalah satu-satunya yang dapat memberikan informasi pada pengguna bila iPhone mereka jadi korban peretasan atau penyadapan. Hebatnya lagi, aplikasi ini bisa memberi tahu bila iPhone sudah di-jailbreak atau belum (mirip root di Android).
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa yang dilakukan hacker untuk mengakses data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password).
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Mengapa para penyerang menargetkan ID Apple? Kredensial ini sangat dihargai, memberikan kontrol atas perangkat, akses ke informasi pribadi dan keuangan, dan potensi pendapatan melalui pembelian tidak sah.
Aplikasi keamanan yang dapat dibeli dengan harga Rp 13 ribuan ini adalah buatan pakar keamanan siber asal Jerman, Stefan Esser. Pria berkacamata ini mengembangkan "System and Security Info" karena dia sadar bila tidak ada sama sekali aplikasi yang bisa memberi tahu pengguna iPhone bila dirinya jadi korban peretasan.
Dalam email pengumuman penghapusan "System and Security Info" dari iTunes yang diberikan Apple pada Stefan, terungkap bila Apple melakukan hal tersebut karena aplikasi itu dianggap dapat memberikan info yang salah pada pengguna iPhone. Akan tetapi Stefan mengatakan sebaliknya mengingat Apple tidak memberikan informasi secara mendetil.
"Email Apple itu pada dasarnya mengatakan: Kami (Apple) tidak ingin pengguna merasa iOS memiliki kerentanan keamanan," ujar Stefan di akun Twitternya.
Stefan juga memiliki pemikiran bila iOS terbaru, atau versi 9.3.2, mempunyai celah keamanan (bug) yang belum bisa diperbaiki oleh Apple atau baru diperbaiki di iOS 10. Dan keberadaan aplikasinya itu bisa membuat orang-orang sadar bila iOS masih menjadi sarang bug.
Baca juga:
Begini bocoran 'wajah' iPhone 7, mengecewakan?
Apple diklaim sudah mulai produksi iPhone 7
2018 nanti, iPhone bakal pakai layar OLED lengkung?
Pakai iPad di sekolah ternyata tak bikin siswa langsung pintar
Sopir taksi online bikin geger, jemput penumpang tak pakai celana