China Mengaku Belum Keluarkan Aturan Resmi Melarang Warganya Pakai iPhone
Sebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Sebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
China Mengaku Belum Keluarkan Aturan Resmi Melarang Warganya Pakai iPhone
China terkenal dengan peraturan yang ketat mengenai masuknya produk impor ke dalam negaranya. Karena hal tersebut, akhirnya menimbulkan anggapan bahwa China akan melarang masuk produk Apple asal perusahaan Amerika Serikat (AS) ke negaranya.
Mengutip CNN, Minggu (17/9), merespon hal tersebut juru bicara pemerintah Tiongkok mengatakan bahwa belum ada larangan terhadap penggunaan iPhone atau merek smartphone asing masuk ke China.
"Kami terbuka terhadap perusahaan asing dan menyambut mereka untuk memanfaatkan peluang dan berbagi hasil pembangunan ekonomi Tiongkok," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning pada konferensi pers di Beijing.
Dalam konferensi pers itu, Mao mendesak perusahaan smartphone asing agar mengikuti undang-undang privasi negara, agar dapat mencegah warganya terkena insiden pencurian data saat menggunakan produk asing.
Foto: Unsplash/Rob Hampson
Mao menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu, Tiongkok mendapat banyak laporan dari media mengenai isu keamanan data dari produk iPhone.
Namun, ia tidak menjelaskan lebih detail, melainkan hanya menekankan bahwa keamanan siber adalah keharusan.
Foto: Unsplash/Tron Le
Oleh karena itu, setelah laporan tersebut terbit mengakibatkan saham anjloknya Apple dan mengalami kerugian dalam waktu satu bulan.
Padahal, Apple merupakan salah satu merk AS yang penjualannya tinggi di Tiongkok.
Bahkan, sekitar seperlima dari total pendapatan perusahaan berasal dari penjualan Apple, dan sebagian pabrik Apple juga sebagian berasal diproduksi di Tiongkok. Namun, sampai saat ini pihak Apple belum memberikan komentar apapun.
Foto: Unsplash/Alexander Andrews
Hal ini tentunya agak sedikit aneh, sebab walaupun China belum melarang produk asing masuk, tetapi selama beberapa bulan terakhir perusahaan asal AS mengalami kesusahan untuk bertahan di Tiongkok akibat ketatnya peraturan yang ada.
Foto: Unsplash/iStrfry , Marcus