Di MWC 2018, Telkomsel unjuk gigi luncurkan CloudAIR 2.0
Di MWC 2018, Telkomsel unjuk gigi luncurkan CloudAIR 2.0. Telkomsel hari ini meluncurkan CloudAIR 2.0 di Mobile Word Congress (MWC) 2018. Solusi yang merupakan hasil kerjasama dengan Huawei’s Joint Innovation Center 2.0 (JIC2.0) ini memungkinkan pembentukan ulang antar-muka udara serta efesiensi dalam hal lain.
Telkomsel hari ini meluncurkan CloudAIR 2.0 di Mobile Word Congress (MWC) 2018. Solusi yang merupakan hasil kerjasama dengan Huawei’s Joint Innovation Center 2.0 (JIC2.0) ini memungkinkan pembentukan ulang antar-muka udara serta efesiensi dalam hal pembagian berbagai sumber daya seperti spektrum, power, dan channel.
Pengimplementasian solusi ini akan meningkatkan efisiensi antar-muka dan memungkinkan operator untuk lebih fleksibel dalam hal pembangunan jaringan serta menyediakan pengalaman pengguna yang lebih baik.
-
Bagaimana Telkom menghadapi evolusi dunia telekomunikasi? “TelkomGroup telah market leader di Indonesia, namun kita harus melakukan ekspansi bisnis di kawasan untuk dapat memenangkan market yang lebih besar," katanya.. Untuk itu, mereka menetapkan strategi Five Bold Moves yang sejalan dengan tren global untuk mengantisipasi kondisi market telco Indonesia dimana layanan legacy kian stagnan dan menurun. Fokus strategi tersebut pada digital connectivity, digital platform, digital services.
-
Apa yang Telkomsel luncurkan untuk para gamers? Mempertegas konsistensi dalam mendorong perkembangan ekosistem gaming dan esports Tanah Air tersebut, Telkomsel mengambil peran terdepan dengan menghadirkan Paket GamesMAX Booster terbaru dan menjadi Official Mobile Internet Partner di ajang turnamen Mobile Legends: Bang Bang Professional League Indonesia (MPL ID) Season 13 untuk memberikan pengalaman bermain mobile game yang unggul melalui jaringan terdepan Telkomsel yang telah terbukti sebagai Best Mobile Network oleh Ookla® Speedtest Award selama lima tahun berturut-turut.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
-
Bagaimana Telkomsel dan Google meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan? RCS memungkinkan pelanggan Telkomsel untuk meningkatkan layanan Short Messaging Service (SMS) dengan tingkat interaktivitas yang lebih tinggi, berbagi konten multimedia berkualitas tinggi, berpartisipasi dalam obrolan grup yang lebih dinamis, serta mencakup dukungan penuh untuk tanda terima telah dibaca dan indikator pengetikan.
-
Kenapa Telkom mendapatkan penghargaan? Sebagai bentuk pengakuan atas kinerjanya terkait pengelolaan komunikasi dan program keberlanjutan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dianugerahi empat penghargaan oleh Kementerian BUMN dalam ajang BUMN Corporate Communication and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024.
-
Apa penghargaan yang didapatkan Telkom? Sebagai bentuk pengakuan atas kinerjanya terkait pengelolaan komunikasi dan program keberlanjutan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dianugerahi empat penghargaan oleh Kementerian BUMN dalam ajang BUMN Corporate Communication and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024.
Berdasarkan uji coba di jaringan Telkomsel, solusi ini telah meningkatkan pengalaman penggunaan mobile broadband secara signifikan. Modifikasi teknologi dalam hal spektrum telah mendongkrak kecepatan downlink LTE sebesar 116 persen dari 50 Mbps ke 108 Mbps. Selain itu, modifikasi dalam hal channel telah memperbaiki jangkauan area outdoor hingga 21.4 persen serta peningkatan pengalaman pengguna dua hingga tiga kali lebih baik untuk penggunaan di area indoor.
Direktur Perencanaan dan Transformasi Telkomsel Edward Ying mengatakan, “Telkomsel berkomitmen menghadirkan inovasi teknologi terdepan serta pembangunan jaringan broadband seluas-luasnya guna menghadirkan pengalaman digital yang mengesankan bagi pelanggan. Solusi CloudAIR 2.0 telah membantu kami dalam mengkonvergensikan berbagai jaringan broadband sehingga memaksimalkan kapasitas dan jangkauan, yang tentunya meningkatkan pengalaman pengguna. Kami akan melanjutkan proyek bersama dengan Huawei ini ke Joint Innovation Center (JIC3.0) dengan harapan mampu menghasilkan inovasi yang lebih baik lagi.”
Chief Marketing Officer of Huawei Wireless Product Line Zhou Yuefeng mengatakan, “Kami gembira bisa bekerjasama dengan Telkomsel, operator mobile selular terbesar di Indonesia, dalam meluncurkan solusi inovatif ini. Fokus kami adalah meningkatkakan efisiensi antar-muka udara, yang memungkinkan Telkomsel untuk memberikan layanan yang lebih fleksibel dan tentunya senantiasa meningkatkan pengalaman ratusan juta pengguna Telkomsel.”
Seiring dengan penetrasi jumlah pelanggan 4G Telkomsel, banyak pelanggan 2G yang akan bermigrasi ke 4G. Di saat yang sama, banyak juga pelanggan 2G yang tetap dijaringan tersebut, inilah yang disebut sebagai fenomena long-tail. Hal ini menjadi tantangan bagi Telkomsel untuk memaksimalkan spektrum ditengah keterbatasan spektrum dengan cara menjadwalkan alokasi sumber daya 2G dan 4G sesuai kebutuhan.
Saat ini Telkomsel telah membangun teknologi LTE 2300 MHz, 2100 MHz, 1800 MHz and 900 MHz secara bersamaan, untuk memenuhi pesatnya pembangunan 4G tersebut Telkomsel bekerjasama dengan Huawei mengadakan Joint Innovation Center dan memperkenalkan solusi CloudAIR 2.0, yang sukses menjawab permasalahan melalui dua teknologi yakni: modifikasi spektrum (dynamic spectrum sharing) dan modifikasi channel.
Modifikasi teknologi dalam hal spektrum mengatasi kendala yang dihadapi saat pembangunan Radio Access Technologies (RAT) yang berbeda di spektrum yang sama. Solusi ini secara dinamis mengalokasikan dan menyesuaikan spektrum berdasarkan perubahan trafik dan mencegah RAT legacy untuk menduduki golden spekrum dalam waktu lama yang berimbas pada pemaksimalan efisiensi spektrum.
Sementara itu, modifikasi teknologi dalam hal channel menggabungkan keunggulan bandwidth downlink yang lebih besar dari high band dan coverage uplink yang lebih baik dari low band. Band tinggi dipilih sebagai uplink pada titik dekat dan titik tengah untuk kapasitas, sedangkan band rendah dipilih sebagai uplink di tepi sel untuk mengkompensasi cakupan band tinggi.
Koordinasi antara LTE high band dan low band channel dapat secara signifikan memperbaiki jangkauan band tinggi dan memperbaiki pengalaman pengguna tepi sel, terutama untuk area cakupan indoor LTE.
Baca juga:
Coba cara ini jika registrasi kartu SIM masih gagal
Pelanggan gonta-ganti kartu, operator seluler habiskan dana Rp 2 triliun per tahun
Telkomsel ajak pelanggan registrasikan kartu prabayar
Belum registrasi kartu prabayar siap-siap besok diblokir
Cara cek registrasi kartu berdasarkan operator
Sekarang hari terakhir registrasi kartu, ini caranya buat Anda yang belum
Bahkan AS pun masih belum siap aplikasikan jaringan 5G