Digitalisasi Aksara-aksara Nusantara
Pada Juni lalu, PANDI berhasil mendaftar domain aksara Jawa (hanacaraka) ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN). Aksara Sunda, Bali, Rejang, Batak, Bugis, dan Makassar segera didaftarkan juga, karena aksara-aksara daerah itu sudah memiliki standar di Unicode.
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) punya kegiatan melakukan digitalisasi aksara-aksara nusantara untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah. Program ini dibalut dengan nama Merajut Nusantara melalui Digitalisasi Aksara.
Pada Juni lalu, PANDI berhasil mendaftar domain aksara Jawa (hanacaraka) ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN). Aksara Sunda, Bali, Rejang, Batak, Bugis, dan Makassar segera didaftarkan juga, karena aksara-aksara daerah itu sudah memiliki standar di Unicode.
-
Bagaimana PANDI ingin memperkuat identitas digital Indonesia? Oleh karenanya, PANDI juga tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerjasama dengan instansi pemerintahan terkait.
-
Apa saja jenis pantun bahasa Sunda? Pantun merupakan sebuah karya sastra lama yang terikat oleh aturan jumlah bait, baris dan rima akhir. Di Indonesia sendiri, pantun cukup beragam. Terutama dalam hal bahasa. Hal ini karena disesuaikan dengan daerah masing-masing. Salah satunya adalah pantun bahasa Sunda.
-
Bagaimana cara berlatih pidato bahasa Jawa? Agar dapat berpidato dengan fasih dan lancar, tentu diperlukan latihan secara berulang-ulang. Para pelajar pun dapat berlatih untuk berpidato dengan naskah yang akan dibicarakan di depan umum.
-
Apa yang dimaksud dengan pantun edukasi? Pantun edukasi dapat menjadi sebuah nasihat berharga baik anak yang masih menempuh pendidikan sekolah.
-
Kenapa siswa SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran. Sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Serang, Banten, tampak memprihatinkan. Puluhan siswa di sana terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar di lantai karena tak ada meja dan kursi.
-
Apa fungsi utama pengelola kata sandi? Tujuannya untuk menghasilkan kata sandi yang kuat dan unik buat setiap akun. Jadi, jika ada satu kata sandi yang diretas misalnya, maka akun lainnya tak langsung kebobolan, kan?
Namun, bagaimana sebenarnya upaya digitalisasi aksara-aksara nusantara itu dimulai, berikut ini pandangan Andi Mallarangeng, Wakil Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara,yang peduli pada pelestarian aksara Lontara yang biasa digunakan oleh Bugis dan Makassar. Berikut paparan lengkapnya:
Dalam era digital, kalau suatu aksara tidak hadir dalam bentuk digital, aksara itu dianggap tidak ada. Kalau pun ada, ia dianggap aksara yang tidak lagi hidup, tidak ada lagi pendukung aktifnya, atau dengan kata lain, aksara mati. Persis seperti aksara Mesir kuno, hierogliph.
Sebenarnya, aksara nusantara tidak ketinggalan dalam memasuki era digital. Ketika saya menciptakan BugisA true type font 25 tahun lalu di Northern Illinois University, dalam proses pergantian DOS ke Windows sebagai sistem operasi komputer, saat itu kita hanya terlambat beberapa bulan dari aksara Thailand tetapi lebih duluan daripada aksara Burma. Bahkan, aksara lontaraq dan belakangan aksara Jawa pun telah terdaftar di Unicode.
Sayangnya, kehadiran aksara nusantara dalam dunia digital tampaknya hanya sampai di situ. Berbagai aksara nusantara lain pun telah dibuat font-nya sehingga bisa digunakan untuk menulis di komputer. Kebanyakan digunakan untuk menulis kutipan-kutipan bahasa daerah dalam tulisan-tulisan ilmiah atau tesis yang berbahasa Indonesia.
Di koran atau media lainnya, artikel berbahasa daerah tetap saja menggunakan aksara Latin.
Untuk aksara Lontaraq dan aksara Jawa yang sudah terdaftar di Unicode, sedikit lebih baik nasibnya, karena sudah embedded dalam smartphone yang kita miliki. Karena itu, kita sudah bisa menyetel settingan smartphone kita untuk opsi aksara lontaraq dan Jawa, guna menulis pesan di berbagai platform, seperti WhatsApp, Line, Messenger, Telegram, dan sebagainya.
Tapi semua itu masih sporadis sifatnya. Belum ada platform digital tersendiri yang menggunakan aksara nusantara sebagai basisnya. Dan karena itu, dalam kaca mata dunia digital, aksara nusantara masih seperti hierogliph, aksara Mesir kuno; ada, bisa dipelajari dan dituliskan, tapi pada dasarnya sudah mati.
Karena itu, inisiatif PANDI sebagai pengelola nama domain internet di Indonesia untuk "merajut Indonesia" dalam bentuk penetapan nama domain tersendiri untuk aksara-aksara nusantara patut disambut gembira. Dua jempol.
Dengan begitu, seiring dengan .id sebagai nama domain bahasa kebangsaan kita, bahasa Indonesia, akan hadir juga nama domain yang mewakili aksara-aksara nusantara sebagaimana yang bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk aksara Lontaraq, misalnya, akan ada domain name .ᨕᨗᨊ (bacanya .INA, sebagaimana singkatan untuk negara kita dalam dunia internasional).
Tentu saja setiap nama domainitu tetap harus didaftarkan ke ICANN, sebagai pengelola nama domain internet dunia. Dan ICANN baru menyetujui jika dia yakin bahwa aksara itu benar-benar hidup dan punya pendukung budaya yang aktif.
Untuk itu, ICANN perlu melihat ada website yang berbasis aksara-aksara nusantara yang hidup, karena dihidupkan oleh pendukung budayanya secara aktif.
Lomba Bikin Website Beraksara Daerah
©2020 Merdeka.com
Salah satu cara yang efektif dan relatif cepat adalah mengadakan sayembara pembuatan website untuk masing-masing aksara. Sayembara ini juga berfungsi untuk menguji apakah benar ada pendukung budaya yang aktif bagi masing-masing aksara tersebut.
Sejauh ini, PANDI telah bekerja sama dengan Kraton Yogyakarta untuk aksara Jawa, Universitas Udayana untuk aksara Bali, Universitas Padjajaran untuk aksara Sunda, dan PB NU untuk aksara Arab Pegon yang digunakan di pesantren.
Yang terbaru dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara untuk aksara Lontaraq.
Bagi saya, ini kesempatan bagi kita untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa kita ada, budaya kita ada, aksara kita ada, alive and kicking. Caranya, ayo ikuti sayembara pembuatan website berbasis aksara nusantara, yang sedang atau segera akan diluncurkan.
Komunitas-komunitas berbasis adat, daerah, kampus, kampung, kelompok, minat, dan sebagainya, ayo tunjukkan jati dirimu. Ikuti sayembara ini, dengan menggalang anak-anak muda kreatif dan kearifan lokal budaya kita masing-masing.
Khusus untuk saudara-saudaraku, salessurengku, siribattangku, pendukung budaya aksara Lontaraq, yang ada di Sulawesi, atau di manapun berada, ayo, jangan kita ketinggalan. Mari kita bikin website berbasis aksara Lontaraq yang tampilannya menarik, berguna, dan menginspirasi. ᨕᨙᨓᨀᨚ , ᨑᨙᨓᨀᨚ !