Diserang peretas, situs Divkum Polri lumpuh 4,5 jam
Saat ini situs tersebut sudah berfungsi normal.
Tak ada satu pun situs yang aman di dunia ini. Ini termasuk situs penegak hukum seperti Polri.
Menurut pantauan merdeka.com (16/5), diketahui bahwa situs Divisi Hukum Mabes Polri baru saja diserang oleh para peretas. Diperkirakan, serangan ini berlangsung sejak pukul 07:00 hingga 11:30 WIB.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Serangan ini pun terlihat dengan adanya latar belakang berwarna hitam di situs http://divkum.polri.go.id ini. Selain itu, terdapat gambar topeng dengan tangisan darah dan tulisan bahwa situs ini telah diretas oleh Jember Hacker Team.
Selain itu, ada pula teks bergerak di bawahnya yang mengambil dua buah ayat dari Al-Quran dari Surat Al-Anaam 162-163. Tidak diketahui apa maksud dari penulisan ayat ini.
Patut diketahui, Jember Hacker team sendiri bukanlah wajah baru dalam dunia peretasan nasional. Sebelumnya, melalui salah satu hackernya bernama Wildan, kelompok peretas ini berhasil memasuki situs presidenSBY.info. Hal ini pun membuat Wildan harus membayar mahal perbuatannya dengan menghadapi ancaman penjara antara 6-10 tahun.
Menkominfo Tifatul Sembiring sendiri pernah menyatakan bahwa Jember Hacker Team pernah meretas lebih dari lima ribu situs selain milik SBY, jika tidak ditanggulangi, maka akan berbahaya. "Ini patut diwaspadai, karena ada suatu negara, yaitu Estonia, yang lumpuh gara-gara serangan hacker yang masif," tuturnya.
(mdk/nvl)