Enam tantangan perusahaan transisi ke arah digital
Di era transformasi digital, perusahaan kerap dituntut untuk dapat mengubah model bisnis menjadi lebih efisien.
Direktur Virtus Technology Indonesia, Christian Atmadjaja mengatakan, di era transformasi digital, perusahaan kerap dituntut untuk dapat mengubah model bisnis menjadi lebih efisien, menyusun strategi efektif yang mampu menghadirkan value baru serta mengimplementasikan teknologi yang tepat.
Tidak hanya itu, perusahaan juga dihadapi berbagai tantangan yang hadir selama proses transformasi ini berlangsung. Dia pun merujuk pada studi yang dilakukan oleh Deloitte. Dalam studi itu mencatat enam tantangan yang paling sering dialami oleh perusahaan dalam proses transisi ke arah digital.
"Tantangan tersebut di antaranya banyaknya prioritas perusahaan yang saling bertentangan, faktor biaya, masalah keamanan, strategi yang lemah, minimnya responsivitas terhadap perubahan dan peluang, serta kemampuan teknis yang kurang memadai," jelasnya saat acara Virtus Showcase 2016 di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Salah satu dari keenam tantangan itu yang perlu diperhatikan perusahaan adalah masalah keamanan. Pasalnya meski kelima tantangan itu sudah dilalui, namun masih ada perusahaan yang kurang memahami betapa pentingnya keamanan informasi.
Menurut Bruce Chai, Head of Threat Prevention, Asia, Check Point Software Technologies, walaupun transformasi digital telah menjadi prioritas sebagian besar perusahaan di dunia, tingkat kesadaran akan pentingnya keamanan informasi masih relatif rendah. Sebuah studi mencatat bahwa mayoritas pelanggaran keamanan informasi disebabkan oleh human error dan penyimpangan yang dilakukan karyawan.
"Di era Internet of Things di mana milyaran perangkat saling terhubung, keamanan informasi harusnya menjadi perhatian utama seluruh perusahaan dan perlu disusun strategi kemanan preventif yang tepat," tuturnya.
Baca juga:
Mengudara hingga ke luar Indonesia
Menanti respons publik yang bergeming
Radio streaming, babak baru penyiaran radio
Nasib tragis toko kaset di New York tersingkir oleh digital
Era transformasi digital, peta persaingan industri berubah
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Kenapa perusahaan startup di bidang teknologi dan informasi berbasis internet disebut unicorn? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
-
Apa tujuan TelkomGroup dalam mendukung pendanaan startup nasional? Selain bertujuan menciptakan sinergi yang kuat, seluruh dana kelolaan MDI yang ditanamkan, termasuk Merah Putih Fund, berorientasi pada kerja sama yang saling menguntungkan antara startup yang berada di bawah naungan MDI dengan TelkomGroup, BUMN, dan perusahaan swasta lainnya,” ungkap Donald.
-
Kenapa TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Merah Putih Fund, yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dengan menggandeng kelima CVC BUMN yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan BNI Ventures, disiapkan untuk menstimulasi gairah pertumbuhan startup nasional di tengah tech winter yang masih berlangsung saat ini.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.