Galileo Galilei dan Stephen Hawking: Dua Ilmuwan yang Mengubah Pandangan tentang Alam Semesta
Galileo dan Hawking, dua ilmuwan revolusioner yang lahir 300 tahun terpisah, mengubah pemahaman tentang alam semesta.
Pada 8 Januari, dunia mengenang dua tokoh besar yang melampaui batasan zamannya: Galileo Galilei, yang meninggal pada 1642, dan Stephen Hawking, yang lahir tiga abad kemudian pada 1942.
Meski dipisahkan oleh waktu, keduanya memiliki satu kesamaan yang abadi: keberanian untuk menantang dogma dan rasa ingin tahu yang tak terpuaskan tentang alam semesta.
-
Kapan Galileo meninggal dunia? Galileo meninggal dunia pada 8 Januari 1642 ketika berusia 77 tahun.
-
Kapan Galileo dihukum? Di tanggal 12 April 1633 itu, inquisitor utama memerintahkan Galileo untuk dimulai persidangan.
-
Siapa yang mengadili Galileo? Galileo menerima inkuisisi dari Vincenzo Maculano, yang ditunjuk langsung oleh Paus Urban VIII.
-
Apa yang dipertaruhkan oleh Galileo? Ilmuwan Galileo Galilei pernah mempertaruhkan nyawa dan kebebasannya ketika dia mendukung teori Copernicus empat abad yang lalu.
-
Bagaimana hukuman yang diterima Galileo? Ilmuwan itu dijatuhi status sebagai tahanan rumah seumur hidupnya sampai dia meninggal dunia karena sakit pada 8 Januari 1642.
-
Kenapa Galileo mengirim pesan anagram ke ilmuwan lain? Demi keamanan dari plagiarisme, Galielo mengirim pesan teks acara kepada ilmuwan yang ia percaya. Ketika Galileo akan mengabari beberapa ilmuwan atas penemuan barunya, ada beberapa hal yang dia khawatirkan. Salah satunya adalah plagiarisme. Ia kemudian mengirimkan sebuah pesan teks yang disusunnya secara acak atau anagram. Jadi seperti permainan teka-teki, dia menuliskan kumpulan kata acak yang bila diartikan dapat menjadi hasil dari penelitiannya.
Mengutip IndiaToday, Jumat (10/1), Galileo Galilei adalah pionir sains modern. Dengan teleskopnya, ia mengungkapkan bahwa Bumi bukan pusat alam semesta, menantang keyakinan gereja kala itu.
Penemuannya, seperti bulan-bulan Jupiter dan kawah di permukaan Bulan, mengubah pemahaman manusia tentang kosmos.
Namun, kebenaran ilmiah ini membuatnya dihukum oleh Inkuisisi pada 1633. Meski dipaksa menarik kembali pendapatnya, Galileo tetap melanjutkan karyanya dalam tahanan rumah.
Legenda mengatakan ia berbisik, "Eppur si muove" (Namun, ia tetap bergerak), menunjukkan semangatnya yang tak terpadamkan.
Hawking: Membengkokkan Waktu dan Menembus Batas
Tiga abad kemudian, dunia menyaksikan Stephen Hawking, seorang fisikawan teoretis yang menaklukkan keterbatasan fisiknya untuk memahami alam semesta.
- 5 Ilmuwan Dunia yang Punya Banyak Paten, Bukan Albert Einstein Apalagi Nikola Tesla
- 5 Ilmuwan Hebat Dunia yang Pernah Dapat Nobel Dua Kali, Bukan Einstein Apalagi Nikola Tesla
- Dari Galileo hingga Einstein, Segini Penghasilan Para Ilmuwan Dunia, Ada yang Rela Tidak Digaji saat Awal Karir
- Galileo Galilei Sempat Disebut sebagai Penemu Planet Neptunus, Tapi Aslinya Bukan Dia
Didiagnosis dengan penyakit motor neuron pada usia 21, Hawking mengubah tantangan itu menjadi kekuatan, menciptakan teori yang mengubah ilmu kosmologi.
Salah satu kontribusinya yang paling terkenal adalah penemuan radiasi Hawking, yang menunjukkan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya "mati" tetapi mengeluarkan energi sebelum akhirnya menghilang.
Lewat bukunya, A Brief History of Time, ia membawa topik kompleks seperti lubang hitam dan asal-usul alam semesta ke audiens global.
Kesamaan dalam Perjuangan
Galileo dan Hawking sama-sama melawan batasan yang dikenakan pada mereka. Galileo menghadapi tekanan dari otoritas agama, sementara Hawking melawan kendala fisik. Meski demikian, keduanya memberikan kontribusi yang mengubah pemahaman manusia tentang tempat kita di semesta.
Keduanya juga berbagi semangat untuk menjawab pertanyaan mendasar: Dari mana asal kita? Apa yang ada di luar sana? Galileo membuka jalan untuk observasi astronomi, sementara Hawking mengurai misteri lubang hitam dan awal mula waktu.
Galileo memberikan dasar bagi sains modern dengan hukum gerak dan pengamatan teleskopik. Hawking melanjutkan warisan ini dengan membangun teori yang memperluas batas pemahaman kita tentang ruang dan waktu.
Meski menghadapi kritik dan tantangan, karya mereka terus memengaruhi generasi ilmuwan, membuktikan bahwa keberanian dan rasa ingin tahu dapat melampaui batasan zaman dan kondisi.