Hacker acak-acak komputer Dephan Israel
Komputer Dephan Israel tercatat dikendalikan selama beberapa hari.
Hacker baru saja meretas komputer milik Kementerian Pertahanan Israel. Hebatnya, aksi ini dilakukan hanya lewat sebuah attachment email yang berisi malware.
Seperti yang dilansir oleh The Hacker News (27/1), malware tersebut adalah XtremeRat yang memang tersebar lewat bantuan email. Malware ini masuk ke email milik Shin Bet Secret Security Service Israel dan kemudian secara cepat tersebar.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja yang dilakukan Intel di Israel? Intel pertama kali beroperasi di Israel pada tahun 1974, dan menjadikan negara tersebut sebagai pusat pengembangan dan manufaktur Intel Corporation. Dalam hal ini, Intel juga menjadikan negara Israel sebagai pusat pengembangan dan produksi teknologi digital dan platform komputasi yang terintegrasi dan terhubung.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana Israel melakukan serangan siber terhadap sistem GPS pesawat? Tim Humphreys menemukan sinyal "chirp jammer", sebuah perangkat yang berupaya mengganggu atau memblokir sinyal GPS dan navigasi lainnya. Diduga, aktivitas ini berasal dari Israel Defense Forces (IDF) dengan tujuan menghambat penggunaan misil dan roket presisi oleh Hizbullah, organisasi dari Lebanon.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
Tercatat, ada 15 komputer Dephan Israel yang jadi korbannya. Bahkan, malware juga mampu tersebar ke komputer Administrasi Sipil yang selama ini memantau warga Palestina yang hidup di wilayah Israel.
Administrasi Sipil sendiri selama ini digunakan untuk mengendalikan trafik barang antara Israel dan Jalur Gaza. Belum diketahui apakah malware ini memang secara khusus ditujukan untuk merusak sistem tersebut.
Sementara itu, muncul juga dugaan bahwa serangan tersebut ditujukan untuk mengacaukan perizinan kerja warga Palestina di Israel. Bisa jadi itu merupakan motivasi di balik serangan ini.
Serangan ini sendiri menyebabkan 15 komputer tersebut dikendalikan hacker selama beberapa hari sejak 15 Januari silam. Sayang, pihak Israel belum mau mengumumkan lebih lanjut mengenai serangan ini.
"Kami tak akan berkomentar," kata juru bicara Administrasi Sipil Israel, Guy Inbar.
Baca juga:
Hacker: Keamanan Snapchat terlalu mudah untuk dijebol
E-Commerce dan toko online terancam kolaps akibat hacker
Tak ada yang tak bisa dibobol hacker
Hacker Suriah kuasai akun FB dan Twitter milik CNN
Rusia rekrut hacker untuk 'curi ilmu' dari perusahaan besar