Hacker China akan luncurkan aksi besar-besaran ke Indonesia?
FireEye berhasil mengungkapkan jika hacker China bakal melakukan aksi spionase terhadap perusahaan bonafit di Indonesia.
Sebuah laporan terbaru dari sebuah perusahaan keamanan FireEye berhasil mengungkapkan jika hacker China bakal melakukan aksi spionase terhadap perusahaan-perusahaan bonafit di Tanah Air.
Dilansir TechCrunch (13/4), tak hanya di Indonesia saja, para hacker China yang terkenal dengan kapabilitasnya melakukan cybercrime secara masif dan sistematis ini juga disebut bakal meretas perusahaan di kawasan Asia. Dilaporkan jika perusahaan di negara-negara seperti Singapura, India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Nepal, dan Filipina menjadi sasaran dalam serangan ini.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa yang China tuduh sebagai pelaku serangan siber terhadap negaranya? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
"Sampai saat ini masih belum ada bukti pasti yang menunjukkan jika ini adalah operasi pemerintah China, tapi semua tanda mengarah ke China. Ada pembangunan properti intelektual besar di Asia, itulah medan pertempuran baru." ujar CEO FireEye, Bryce Boland kepada TechCrunch (13/4).
Meski masih belum berani mengatakan jika hacker ini berada di bawah komando pemerintahan China langsung, namun FireEye telah berhasil mengumpulkan keterlibatan negara tirai bambu yang mencakup petunjuk operasi yang ditulis dalam bahasa China, code base yang dikembangkan oleh pengembang China, dan domain terkait yang dicurigai didaftarkan untuk keperluan operasi spionase ini.
FireEye menyebutkan jika target hacker China adalah informasi strategis yang menguntung bagi banda intelejen China seperti isu-isu politik, ekonomi, dan militer di kawasan Asia Tenggara.
Dilansir Ubergizmo (14/4), isu terkait rencana peretasan besar-besaran oleh hacker China sendiri bukan yang pertama kali muncul di beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, Huawei yang jadi perusahaan smartphone asal China dituduh telah melakukan aksi mata-matai Amerika Serikat lewat smartphone yang mereka jual di negara tersebut.