Hewan selain serangga dan burung yang juga dapat 'terbang'
Berikut beberapa daftar binatang-binatang tersebut yang telah dirangkum oleh merdeka.com.
Apabila berbicara tentang hewan yang bisa terbang, maka secara langsung dalam pikiran akan tertuju pada sosok burung atau serangga bersayap lainnya.
Namun, ternyata ada juga hewan-hewan selain burung/unggas atau juga serangga bersayap yang dapat melayang di udara. Walaupun hanya melayang, akan tetapi tidak sedikit dari orang-orang yang mengatakan bahwa hewan-hewan tersebut memiliki kemampuan untuk terbang dalam jarak pendek.
Untuk mengetahui hewan apa saja yang mempunyai kemampuan untuk melayang, berikut beberapa daftar binatang-binatang tersebut yang telah dirangkum oleh merdeka.com.
-
Mengapa hiu banteng dianggap sebagai hiu paling berbahaya? Karena habitat yang fleksibel serta karakter agresifnya, hiu banteng sering dianggap sebagai hiu paling berbahaya di dunia.
-
Di mana Irjen Herry Heryawan diwisuda? Ia diwisuda bersama dengan anak eks Kapolri.
-
Apa yang sering dikenakan oleh Heni Tania? Heni Tania istri dari Komisaris Besar Polisi (Kombes) Slamet Riyadi tak pernah gagal mencuri perhatian publik. Setelah dikenal dengan sikapnya yang dermawan, Heni menyedot perhatian lewat busananya.
-
Siapa yang sering disebut sebagai hiu paling berbahaya di dunia? Hiu banteng sering kali disebut sebagai hiu paling berbahaya di dunia.
-
Hewan apa yang paling sering disebut dalam tebakan lucu Jawa yang kamu berikan? Hewan opo sing iso sugih? He wan to be milionare.2. Siput opo sek kuat nggowo omah nengdi-ngendi? Siputa dari gua hantu.3. Hewan opo sing ra tau salah? Kucing ga wrong.
-
Mengapa Hendi bertemu Habib Luthfi? Hendi menekankan kunjungannya ke kediaman anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut hanya silaturahmi biasa menjelang hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Katak terbang
Hewan yang memiliki ukuran hanya 10 cm ini pertama kali ditemukan pada abad ke-19 oleh seseorang yang memperoleh naturalisasi dan menjadi warga negara Inggris bernama Alfred Russel Wallace.
Alfred memperkenalkan temuannya ini pada tahun 1890. Dalam penjelasannya, Wallace si katak terbang itu adalah hewan yang memiliki habitat utama di hutan tropis di daerah Malaysia dan Borneo, Kalimantan.
Sebagai seekor hewan amfibi, Wallace mampu melayang dengan jarak 15 meter dari tempat dia semula. Dia memiliki selaput lebar di kaki-kakinya yang akan mengembang ketika melayang di udara.
Photograph © Tim Laman/National Geography
Ikan terbang (Exocoetidae)
Ikan yang memiliki nama latin Parexocoetus brachypterus ini merupakan keluarga dari ikan laut yang memiliki habitat di semua samudera di dunia, terutama di perairan tropis dan sub-tropis (Atlantik, Pasifik dan Hindia), menurut tulisan di Wikipedia.
Sekilas, ikan ini memiliki bentuk seperti ikan pada umumnya, namun ada ciri utama yang menonjol yaitu sirip yang terdapat di bagian dadanya yang lebar dan berfungsi sebagai penyeimbang ketika dia meluncur dan melayang di udara (permukaan air).
Uniknya, jarak luncur atau melayang dari ikan terbang ini sampai dengan 50 meter jauhnya. Hewan ini melakukan 'aksi terbangnya' itu rata-rata untuk menghindari serangan predator yang akan memangsanya.
Image © Telecitta.tv
Tupai terbang
Tupai terbang ini adalah hewan nokturnal kecil yang hidup di pepohonan di rimbunnya hutan. Makanan dari hewan kecil ini selain biji-bijian juga serangga dan telur burung.
Tupai terbang ini akan melayang dari tempatnya semula karena menghindari serangan pemangsa lainnya. Dikutip dari Zappwildfire.com, hewan kecil ini terkadang juga membuat manusia jengkel karena sering membuat lubang di rumah-rumah yang terbuat dari kayu atau juga menggigiti kabel-kabel listrik.
Image © Zappwildlife.com
Ular terbang
Hewan yang memiliki nama latin Chrysopelea ini merupakan genus dari Colubridae. Ular yang memiliki kemampuan melompat dan melayang di udara dengan jarak sekitar 100 meter ini, tergolong ular berbisa namun tidak terlalu berbahaya.
Habitat utama dari ular terbang ini adalah di Vietnam, Kamboja, laos, Indonesia, China, India, Sri Lanka dan Filipina. Hewan buruannya adalah kadal, kodok, burung dan kelelawar. Hewan satu ini merupakan binatang diurnal atau hanya melakukan perburuan pada siang hari.
Image © Wvwnews.net
Phalangers terbang
Hewan yang berasal dari genus Petaurus ini merupakan hewan nokturnal atau mencari makan dan beraktivitas di malam hari. Phalangers terbang ini memiliki panjang tubuh (beserta ekor) sekitar 400 mm dan terdapat kulit lebar di samping tubuhnya yang berfungsi sebagai 'parasut' ketika dia melayang di udara.
Untuk menghindari pemangsa yang lebih besar, Phalangers terbang ini akan melompat dair satu pohon ke pohon lain dengan jarak melayang sekitar 140 meter.
Image © Afkra.blogspot.com
Lemur terbang
Sekilas hewan ini ketika melayang di udara akan terlihat seperti kelelawar. Dengan mata besar dan rentangan kaki, tangan dan 'jubah' yang melekat di antara kaki dan tangannya, lemur terbang ini mampu melayang sejauh 70 meter.
Hanya ada dua habitat asal dari lemur terbang ini yaitu di Filipina dan di daerah Sunda, Indonesia. Hewan ini kabarnya juga termasuk binatang yang dilindungi karena sudah hampir punah.
Image © Lightgalleries.net
Kadal terbang
Kadal terbang ini memiliki ukuran yang cukup mini atau hanya sekitar 20 cm saja termasuk dengan ekornya yang panjang. Hewan yang tergolong dalam genus Draco ini mampu melompat dan melayang di udara sejauh sekitar 10-60 meter.
Hewan yang dapat ditemukan di Sri Lanka, India dan beberapa negara di Asia ini memiliki membran tebal di samping tubuhnya yang berfungsi seperti sayap untuk menyeimbangkan dirinya ketika melayang di udara.
Image © Jonathanhornbuckle.webs.com
Cumi terbang
Memang terdengar aneh, hewan yang pada umumnya hanya berada di dalam air ini dikatakan mampu melayang di atas permukaan air. Namun, menurut penelitian ada spesies cumi-cumi yang mampu melompat dari dalam air dan melayang sejauh lebih dari 30 meter di atas permukaan laut hanya dalam 3 detik.
hewan yang memiliki panjang antara 203 sampai 225 mm ini melakukan aksi lompatan di atas permukaan air ini untuk melarikan diri dari predator.
Photograph © Steve N G Howell