Hewan Ini Ternyata Punya Kebiasaan Unik dari Binatang Lainnya
Ada hal unik yang dilakukan hewan ini dibandingkan lainnya. Apa itu?
Migrasi massal rusa liar di dataran Serengeti adalah hal yang spektakuler, tetapi migrasi tahunan ikan sarden di pantai timur Afrika Selatan bisa menjadi saingannya.Dengan panjang rombongan mencapai 7 km, lebar 1,5 km, dan kedalaman 30 meter, kawanan ikan sarden ini membentuk biomassa yang luar biasa besar, memberikan persaingan yang serius untuk migrasi rusa liar.
Bahkan jumlah ikan sarden yang bermigrasi bisa mencapai miliaran.Meskipun bisa dianggap sebagai migrasi hewan terbesar di dunia, migrasi sarden ini juga memiliki sisi buruknya. Gerombolan besar ikan ini sering menjadi sasaran pesta makan para predator seperti lumba-lumba, hiu, burung laut, dan anjing laut berbulu. Tetapi, jika sering menjadi mangsa, mengapa ikan sarden tetap melakukan migrasi?
-
Apa saja perilaku aneh hewan? Selain itu, ada banyak ragam rahasia yang hingga saat ini belum diketahui oleh para peneliti.
-
Hewan apa yang paling aneh? Hewan apa yang paling aneh? Hewan belalang kupu-kupu. Soalnya kalau siang makan nasi kalau malam minum susu.
-
Apa yang unik dari ikan bertaring ini? Selain taringnya yang menakutkan dan sisik berlapis baja, Harajicadectes terkenal karena kombinasi alat pernapasannya yang tidak biasa.
-
Apa yang membuat Ikan Belida unik? Mengutip diskan.kutaibaratkab.go.id, Ikan Belida termasuk ikan yang unik. Bentuknya pipih, dan ada beberapa yang memiliki corak berbentuk bulat di area tubuh dekat dengan siripnya.
-
Kenapa iguana laut jadi unik? Sebagai satu-satunya kadal laut di dunia, iguana laut menjadi sosok yang memikat perhatian para peneliti dan pecinta alam.
-
Kenapa hewan purba ini unik? Spesies baru ini juga menunjukkan 'regionalisasi' di mana bagian tubuh yang berbeda melakukan fungsi yang berbeda, lebih mirip dengan arthropoda daripada lobopodia, menurut penelitian tersebut.
Mengutip IFLScience, Selasa (22/10), sebuah studi tahun 2021 menemukan bahwa sebagian besar ikan sarden yang bermigrasi berasal dari Samudra Atlantik, yang punya suhu lebih dingin. Para peneliti juga menduga bahwa arus dingin sementara yang ada di perairan selatan yang hangat memicu terjadinya migrasi ini.
Namun, setelah arus tersebut berakhir, ikan-ikan tersebut akan terjebak di wilayah yang kurang bagus dan harus berhadapan dengan para predator.
Dari studi tersebut dapat disimpulkan, bahwa migrasi sarden ini adalah "contoh langka dari migrasi massal yang tidak memberikan keuntungan yang jelas" dan bisa dianggap sebagai perangkap ekologi.Namun, tidak semua ahli setuju dengan kesimpulan itu.
William Sydeman, seoranf ahli ekologi dan presiden Farallon Institute for Advanced Ecosytem Research, meragukan hal tersebut. Menurutnya, para ikan sarden bermigrasi untuk memanfaatkan kondisi laut yang sementara lebih produktif di tanjung barat. Ia juga mempertanyakan, "Jika kondisinya berubah, mengapa mereka tidak mundur?
Meskipun demikian, jika kesimpulan penelitian itu benar, situasi yang dihadapi ikan sarden mungkin tidak selalu seperti ini.
Profesor Peter Teske, salah satu penulis studi, menyebutkan bahwa migrasi sarden mungkin merupakan sisa perilaku pemijahan dari zaman glasial, di mana ketika wilayah yang kini menjadi Samudra Hindia subtropis adalah daerah dengan air dingin yang ideal untuk berkembang.
Jika benar, ini menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi masa depan migrasi sarden. "Dengan asal air yang lebih dingin untuk tempat ikan sarden bermigrasi, pemanasan global bisa mengakhiri migrasi ikan sarden (di masa yang akan datang)" tambah Profesor Luciano Beheregaray, rekan penulis studi.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia