Ilmuwan: tak ada kehidupan di tata surya mirip Bumi, TRAPPIST-1
Ilmuwan: tak ada kehidupan di tata surya mirip Bumi, TRAPPIST-1. Ilmuwan menemui kesuksesan luar biasa ketika tahu bahwa tata surya yang mereka temukan tak cuma dekat (40 juta tahun cahaya), namun juga 3 di antaranya bisa dihuni. Namun setelah optimis, ilmuwan berkesimpulan bahwa akan sulit menemukan kehidupan di sana.
Masih ingatkah Anda tentang berita di awal tahun lalu, ketika ilmuwan menemukan 7 exoplanet yang berpotensi dihuni?
Benar. Jika Anda belum tahu, ilmuwan menemui kesuksesan luar biasa ketika tahu bahwa tata surya yang mereka temukan tak cuma dekat (40 juta tahun cahaya), namun juga 3 di antaranya bisa dihuni. Planet-planet tersebut mengitari bintang bernama TRAPPIST-1. Anda bisa menyimak berita tersebut di tautan ini .
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta. Dan jaraknya 30 miliar triliun mil.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Namun setelah berbulan bulan optimis soal penemuan tersebut, karena beberapa ilmuwan berkesimpulan bahwa akan sulit menemukan kehidupan di sana. Dilansir dari BGR, dua tim ilmuwan dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics berkesimpulan demikian dan menjelaskan alasannya.
Salah satu tim ilmuwan tersebut menemukan bahwa meskipun bintang TRAPPIST-1 yang jadi pusat tata surya mereka ternyata cukup 'dingin' jika dibandingkan dengan bintang lainnya, ternyata bintang tersebut masih cukup kuat soal radiasi ultraviolet. Radiasi tersebut punya potensi untuk menghancurkan atmosfer planet di dekatnya. Terlebih lagi jarak planet-planet tersebut sangat dekat, tak seperti di tata surya kita.
Jadi dengan gagasan itu saja, kehidupan tak akan ada. Hal ini adalah sesuatu yang tak bisa dinego: kehidupan butuh atmosfer, jika tidak, berarti tak ada kehidupan.
Sementara tim ilmuwan lainnya yang meneliti hal ini, menyebut bahwa planet-planet di sana sulit dihuni karena adanya angin matahari. Matahari kita juga menghasilkan angin serupa, namun kita cukup jauh dan terlindungi oleh medan magnet pelindung di sekitar planet kita. Sementara exoplanet-exoplanet tersebut terlalu dekat dengan matahari mereka sehingga atmosfer mereka akan hancur seketika.
Baca juga:
NASA mengaku tak punya dana, rencana pergi ke Mars gagal?
Ilmuwan bisa buat video palsu hanya dari audio, gerakan bibir pas!
7 Binatang mematikan yang ternyata miliki khasiat obat bagi manusia!
7 Misteri peradaban Mesir kuno yang ternyata miliki teknologi maju!
7 Prediksi cara berkencan masa depan, tak ada lagi Tinder!
5 Kecanggihan tempat umum ketika dunia sudah dikuasai teknologi
7 Kejahatan Pemerintah AS dalangi percobaan maut ke warganya sendiri