Indosat Ooredoo & XL incar 2 wilayah ini di proyek Palapa Ring II
CEO Indosat Ooredoo mengaku membangun jaringan bawah laut bukan sesuatu yang mudah
Proyek pengadaan kabel bawah laut yang digagas pemerintah atau yang selama ini dikenal Palapa Ring II, kini memasuki tahap kedua. Dalam proyek yang bernilai USD 230,64 juta ini, dua operator telekomunikasi besar XL Axiata dan Indosat Ooredoo bersama-sama menggarap proyek ini dengan menggandeng juga PT Alita Praya Mita.
Dalam konsorsium ini, XL Axiata memiliki komposisi paling besar dibandingkan Indosat Ooredoo dan PT Alita Praya Mita. Hal itu, diungkapkan oleh President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli.
-
Kenapa XL Axiata ingin meningkatkan penetrasi layanan konvergensi di Indonesia? XL Axiata dengan Link Net diharapkan akan mampu meningkatkan penetrasi layanan konvergensi di Indonesia.
-
Apa yang XL Axiata terus perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Apa yang dibangun XL Axiata di Sulawesi? XL Axiata meresmikan beroperasinya jaringan backbone fiber optic jalur Gorontalo – Palu untuk melayani lonjakan trafik layanan seluler di seluruh Sulawesi dan mendukung layanan internet rumah.
-
Bagaimana XL Axiata mempersiapkan diri untuk memperluas layanan konvergensi? Dalam kerja sama ini, XL Axiata telah menyiapkan perencanaan (planning) dan desain target pasar yang bisa melayani kebutuhan layanan konvergensi (convergence). Sementara itu, Link Net akan melakukan desain jaringan dan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan target pasar XL Axiata.
-
Di mana XL Axiata menargetkan perluasan layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
-
Mengapa XL Axiata memperluas jaringan XL SATU Fiber di Morowali? Potensi pasar untuk layanan konvergensi di Sulawesi sangat besar karena digitalisasi di semua bidang juga telah menjangkau hingga ke pelosok daerah, termasuk Morowali. Sampai saat ini penetrasi XL Satu telah mencapai sekitar 30%,” ujar dia.
"Kita sekitar 30 persen dari komposisi konsorsium tersebut. XL lebih besar. Alita lebih kecil," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (24/11).
Kendati begitu, kata Alex, pihaknya masih mendiskusikan beberapa kemungkinan soal wilayah yang akan digarap yakni wilayah tengah atau barat, maupun bisa dua-duanya.
"Sementara, diskusinya antara tengah dan barat. Atau dua-duanya," katanya.
Selain itu, Alex juga mengatakan, masih banyak hal-hal yang harus dibicarakan lebih lanjut lagi, seperti model bisnis dan insentif yang diberikan oleh pemerintah. Pasalnya, membangun jaringan bawah laut bukan sesuatu yang mudah. Banyak persoalan-persoalan teknis yang memungkinkan terjadinya gangguan.
"Jaringan bawah laut itu tidak bisa stabil terus-menerus. Kami ini yang paling berat itu kalau lagi down, misalnya ketabrak kapal lalu kabelnya putus, seperti ini strukturnya. Apa kita harus bayar juga atau stop dibayar. Kalau semua tidak ada masalahnya itu ya semuanya bagus," tuturnya.
Menurutnya, jika berbicara bisnis model, maka risiko-risiko yang berpotensi terjadi gangguan harus masuk dalam penghitungan bisnis.
"Misalnya ada jaminan pasar, harus dihitung bisa tidak jaminan pasar ini mencukupi kalau lagi downtime.
Karena fiber optik bawah laut itu putus, waktu memperbaikinya tidak cukup sehari atau dua hari. Harus tarik kapal, tarik kabel. Biasanya itu down sekitar sebulan. Kalau kabel di darat itu bisa sejam dua jam selama bisa dijangkau, semua selesai. Kalau kabel laut itu kapalnya saja khusus, dan kapalnya sangat terbatas di Indonesia," terangnya.
Palapa Ring ini merupakan proyek besar pembangunan jaringan utama di seluruh wilayah Indonesia untuk bisa terkoneksi dengan internet sekaligus target Rencana Pita Lebar Indonesia 2014 hingga 2019. Nantinya, masyarakat pedesaan bisa menikmati internet dengan kecepatan 10 Mbps dan 20 Mbps bagi masyarakat perkotaan.
Di tahap pertama, mereka yang memenangkan tender ini di antaranya Telkomsel, Indosat, XL Axiata, iForte Solusi Infotek dan empat konsorsium yakni Konsorsium Mora Telematika Indonesia Ketrosden Triasmitra, Konsorsium Super Sistem Ultima Huawei, Konsorsium Pandawa Lima, Konsorsium Matra Mandiri Prima Hitachi High Technologies Indonesia Partibandar Utama.
Dari sejumlah perusahaan maupun konsorsium itu, pemerintah akan menawarkan tender tiga paket yakni di wilayah Barat, Tengah, dan Timur. Untuk wilayah Barat, akan direntangkan fiber optik bawah laut sepanjang 1.122 kilometer. Di wilayah Tengah, bakal digelar serat optik baik darat maupun laut sepanjang 1.676 kilometer. Sementara, di paket wilayah Timur, panjang kabel optik sekitar 5.681 kilometer di laut dan darat.
Baca juga:
Indosat Ooredoo & Erajaya Group, gandeng tangan buat 300 gerai
Mulai mengomersialkan 4G, Telkomsel optimasi jaringan di 30 kota
Genjot digital service, XL Axiata mulai menikmati hasil
Garap Palapa Ring II, XL Axiata gandeng Indosat
Begini prediksi industri telekomunikasi tahun 2016