Ini Alasan Mengapa iPhone Akan Selalu 'Made in China'
Ini Alasan Mengapa iPhone Akan Selalu 'Made in China'
Salah satu dari banyak sekali kontroversi presiden AS Donald Trump yang 'menyenggol' ranah teknologi, yang paling berpengaruh adalah rencana dipajaknya vendor yang berpabrik di Tiongkok.
Hal ini adalah buntut dari perang tarif antar dua negara tersebut. Melansir Phone Arena, Google dilaporkan segera memindah produksi Pixel ke Vietnam, dan Google Home ke Thailand.
-
Apa yang dilakukan iPhone dengan foto pengguna? Face-ID dirancang untuk berfungsi mendeteksi pengguna misal sedang menggunakan topi, syal, kacamata, lensa kontak, atau kacamata hitam. “Selain itu, ini dirancang untuk bekerja di dalam ruangan, di luar ruangan, dan bahkan dalam kegelapan total,” ungkap dia.
-
Bagaimana pengguna iPhone lebih sering menggunakan ponselnya? Selain itu, secara keseluruhan, pengguna iPhone diketahui lebih sering menggunakan ponsel mereka daripada pengguna Android. Mereka mengirim SMS dua kali lebih banyak dan mengambil gambar dua kali lebih banyak per hari dibandingkan dengan pengguna Android.
-
Siapa saja yang memilih iPhone seri lawas? Pengguna Android yang membeli iPhone, yaitu sebanyak 10—15% dari semua pembeli iPhone dalam suatu kuartal, secara tidak mengherankan, banyak yang membeli iPhone lawas.
-
Apa yang sering dibandingkan dari pengguna Android dan iPhone? Di tengah banyaknya pilihan, pengguna Android dan iPhone sering kali menjadi dua kelompok utama yang sering dibandingkan.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Bagaimana iPhone merekam foto pengguna? iPhone memiliki fitur Face-ID yang secara rutin memang akan menembakan sinar inframerah. Sinar inframerah ini kemudian ditangkap oleh kamera TrueDepth. Kamera TrueDepth ini berfungsi untuk merekam data wajah secara akurat dengan memproyeksikan dan menganalisis ribuan titik tak terlihat untuk membuat peta kedalaman wajah dan juga menangkap gambar inframerah wajah.
Apple sendiri pernah dilaporkan untuk memindah 30 persen produksinya keluar dari Tiongkok. Perpindahannya pun dilaporkan juga menuju Vietnam.
Pemindahan fasilitas pabrik ini sendiri merupakan hal yang sangat susah dan tak akan terjadi dalam sekejap. Mencari lokasi, rantai pasokan terpercaya, hingga pekerja yang cakap dan berpengalaman tentu tak akan muncul dalam hitungan hari.
Buntutnya, Apple telah diharuskan membayar pajak sebesar 15 persen untuk mengimpor iPhone masuk ke AS, mulai 15 Desember mendatang.
Pabrik Apple Justru Makin Banyak di Tiongkok
Namun fakta pemajakan Apple ini tidak membuat raksasa teknologi yang bermarkas di Cupertino, California ini makin mantap pindah. Justru, pabrik mereka makin banyak.
Foxconn, mitra Apple dalam memproduksi iPhone di Tiongkok, kini memiliki 29 pabrik. Naik dari hanya 19 pabrik di tahun 2015 silam. Pegatron yang merupakan mitra Apple perakit iPhone, kini memiliki 12 pabrik dari hanya 8 di tahun sebelumnya.
Saat ini, hampir separuh dari keseluruhan pemasok onderdil iPhone juga didatangkan dari Tiongkok. Tepatnya, 47,6 persen.
Tentu untuk tiba-tiba memindahkan tempat produksi ke negara lain, 'harga' yang dibayar bisa jadi lebih mahal ketimbang membayar pajak kepada rezim Donald Trump.
Alasan iPhone Made in China
Google dengan Pixel besutannya memang bisa sangat mudah memindahkan pabrik ke Vietnam. Sementara Apple, seperti yang telah dijelaskan, punya banyak pertimbangan rumit untuk melakukan hal serupa.
Alasannya? Karena memang produksi Google untuk Pixel ternyata sedikit. Dilaporkan Phone Arena, Google hanya memproduksi 8 juta hingga 10 juta unit Pixel di 2019 lalu. Angka ini sangat kecil dibanding produksi iPhone.
Bagaimana tidak, melansir firma analisis rantai pasokan bernama Fictiv, produksi iPhone HARUS bisa mencapai 600.000 unit per harinya.
Tentu untuk mengejar kuantitas yang dibarengi kualitas, tengkulak onderdil yang kini sudah digandeng tak bisa ditinggal begitu saja dan mencari yang baru. Belum lagi tenaga kerja yang mampu dengan jumlah sebanyak itu.
Oleh karena itu, Apple akan selalu jadi buatan Tiongkok meskipun terjerat pajak tinggi. Gantinya, di tahun-tahun berikutnya, Apple akan membanderol iPhone dengan harga lebih mahal, ketika penjualan iPhone kembali membaik.
Saat ini, penjualan seluruh smartphone, termasuk iPhone, memang sedang mengalami tren penurunan dan pajak tarif impor ini akan ditanggung sepenuhnya oleh Apple terlebih dahulu sebelum ditanggungkan ke pengguna.
(mdk/idc)