Ini alasan mengapa kucing tak mati saat jatuh dari tempat tinggi!
Kucing memiliki kemampuan super yang muncul akibat proses evolusi panjang
Kucing adalah binatang lucu yang kerap dijuluki hewan dengan sembilan nyawa. Salah satu buktinya, kucing kerap selamat meski jatuh dari tempat tinggi. Apa rahasianya?
Salah satu bukti '9 nyawa' kucing terbukti lewat sebuah penelitian yang dilakukan tahun 1987 silam terhadap kucing di kota New York. Terkuak bila sekitar 90 persen kucing yang jatuh dari bangunan tinggi seperti apartemen berhasil selamat. Bahkan, hanya 37 persen di antaranya yang membutuhkan bantuan medis.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Apa saja yang termasuk dalam populasi penelitian? Populasi bukan hanya manusia tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
Akhirnya setelah serangkaian penelitian lebih lanjut hingga abad 21, ilmuwan menemukan ada setidaknya 4 alasan mengapa kucing bisa selamat dari ketinggian. Dan perlu diingat, tidak ada unsur gaib di dalamnya.
Tubuh lebar, bobot ringan
Menurut ilmuwan di BBC, alasan pertama adalah kucing mempunyai tubuh yang lebar dengan bobot yang relatif ringan. Oleh karena itu, kucing dapat jatuh dengan kecepatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan manusia di ketinggian yang sama.
Seekor kucing dengan kaki yang dibentangkan rata-rata jatuh dengan kecepatan 97 kilometer per jam. Bandingkan dengan manusia yang bisa jatuh hingga kecepatan 193 kilometer per jam. Nah, semakin cepat kecepatan jatuh, maka semakin besar pula cedera yang bakal diterima.
Evolusi
Tubuh kucing ternyata terbukti telah mengalami evolusi, terutama untuk beradaptasi saat mencari mangsa dan hidup di pepohonan.
Sehingga, tidak aneh bila setelah jutaan tahun kaki kucing mampu menahan bobot tubuh dengan baik setelah jatuh dari ketinggian atau meloncat menerkam mangsa.
"Mampu selamat setelah jatuh dari tempat tinggi adalah hal yang penting bagi hewan yang hidup di pohon, dan salah satunya adalah kucing," ujar Dr. Socha, ahli biologi dari Universitas Teknologi Virginia, Amerika.
Salto di udara
Kucing ternyata mempunyai kemampuan unik saat terjatuh dari tempat tinggi, yakni salto di udara. Ya, saat terjatuh, kucing dapat berputar di udara dengan memutar ekor-nya sehingga dapat jatuh dengan posisi terbaik (kaki di bawah).
Kemampuan unik ini ternyata juga didukung oleh insting kucing yang bisa terus merasakan 'arah' atas walaupun tengah berada di posisi terbaik di udara.
"Semua yang hidup di pohon mempunyai insting yang disebut reflek 'aerial righting' yang berfungsi menempatkan tubuh secara tepat saat mendarat dari tempat tinggi," kata Robert Dudley, ahli biologi dari Universitas California.
Kaki parasut
Saat terjatuh dari tempat tinggi, kucing mampu memposisikan kakinya sebagai sebuah parasut yang secara drastis dapat mengurangi kecepatan jatuhnya.
Bahkan, kaki-kaki kucing yang lentur dan berotot juga mempunyai fungsi layaknya pegas. Sehingga saat jatuh, seluruh energi kejut yang diterimanya bisa diserap dengan sempurna.
"Kucing mempunyai kaki panjang yang menekuk plus otot kuat. Otot tersebut mampu meredam energi kejut akibat jatuh sehingga tidak membuat tulangnya patah," jelas Jim Usherwood dari Royal Veterinary College.
(mdk/bbo)