Ini alasan Steve Jobs larang anak pegang iPhone dan iPad
Mendiang Steve Jobs ternyata punya alasan tersendiri untuk menjauhkan anak-anaknya dari produk-produk unggulan Apple
Saat menjabat sebagai bos Apple, tentunya banyak orang yang memperkirakan kehidupan keluarga Steve Jobs berkaitan erat dengan produk-produk Apple, seperti iPad dan iPhone. Namun kenyataannya berbeda, Steve Jobs justru melarang anak-anaknya bersentuhan dengan dua produk andalan Apple tersebut.
Cukup mengejutkan memang, tetapi mantan CEO Apple tersebut benar-benar menjauhkan buah hatinya dari iPhone dan iPad. Alasan utamanya pun sederhana, Steve Jobs khawatir bila anak-anaknya akan menerima dampak negatif dari gadget-gadget Apple tersebut.
-
Siapa yang menjual iklan Apple-1 tulisan tangan Steve Jobs? Lantas, siapa yang menjual iklan ini? Dia adalah salah satu sahabat dekat dari Steve Jobs. Dia turut hadir dalam fase pengembangan Apple-1 dan barang ini diberikan kepadanya sebagai kenang-kenangan.
-
Bagaimana Steve Jobs memotivasi orang-orang di sekitarnya? “Steve adalah seorang penyihir dalam hal memotivasi orang. Ketika dia berbicara, orang-orang percaya dan mengikuti apa yang dia katakan,” tambah Gates.
-
Apa yang membuat Steve Jobs menjadi pemimpin yang luar biasa? Jobs dikenal sebagai seorang pemimpin yang karismatik dan memiliki visi yang jelas tentang masa depan teknologi. Kemampuannya untuk melihat jauh ke depan dan meyakinkan orang lain untuk mengikuti visinya adalah salah satu kunci suksesnya dalam membangun Apple.
-
Apa isi pesan yang Steve Jobs tulis di emailnya? Saya menanam sedikit makanan yang saya makan, dan dari sedikit yang saya tanam itu saya tidak mengembangbiakkan atau menyempurnakan benih-benih tersebut. Saya tidak membuat sendiri satu pun dari pakaian saya. Saya berbicara bahasa yang tidak saya ciptakan atau sempurnakan. Saya tidak menemukan matematika yang saya gunakan. Saya dilindungi oleh kebebasan dan hukum yang tidak saya buat atau legislasikan, dan tidak saya terapkan atau putuskan. Saya tergerak oleh musik yang tidak saya ciptakan sendiri. Ketika saya membutuhkan bantuan medis, saya tidak berdaya untuk menolong diri saya sendiri. Saya tidak menciptakan transistor, mikroprosesor, pemograman berorientasi objek, atau sebagian besar teknologi yang saya gunakan. Saya mencintai dan mengagumi spesies saya, baik yang hidup maupun yang mati, dan sepenuhnya bergantung pada mereka untuk hidup dan kesejahteraan saya. Dikirim dari iPad saya”
-
Mengapa Steve Jobs menulis cek untuk Radio Shack? “Inovasi teknologi terbesar yang terjadi di abad ke-20, dengan keperluan yang berbeda-beda banyak perusahaan yang berhutang budi kepada toko elektronik yang berbasis di Boston ini,” jelas RR.
-
Bagaimana cara Steve Jobs memasukan informasi detail ke dalam iklan Apple-1? Iklan tersebut merupakan sebuah draft kasar dengan spesifikasi mesin Apple-1, bersama dengan informasi detail yang ingin dimasukkan oleh Steve Jobs.
"Kami membatasi penggunaan teknologi untuk anak-anak di rumah," ungkap Steve Jobs di tahun 2010 lalu, New York Times (11/09). Apa sebab lainnya?
Perhatian terhadap dampak gadget ke anak
Sifat 'kolot' dari orang di balik lahirnya era kejayaan smartphone tersebut adalah sebuah bentuk perhatian terhadap efek jangka panjang dari penggunaan perangkat mobile bagi anak-anak, terutama produk-produk dengan layar touchscreen.
Gadget dengan layar touchscreen yang memberikan kemudahan dan menarik bagi anak-anak memang dituding dapat menyebabkan kecanduan. Bahkan, Steve Jobs menambahkan bila anak-anaknya belum pernah menggunakan iPod yang hanya beberapa varian yang mengusung layar touchscreen.
Ternyata gaya pembelajaran anak seperti yang dilakukan oleh Steve Jobs juga dilakukan oleh petinggi-petinggi perusahaan teknologi lain, termasuk mantan editor dari portal berita teknologi terpopuler Wired yang kini menjadi salah satu pencipta drone kenamaan, Chris Anderson.
Anderson bersama dengan beberapa orang tua lain berpendapat bila orang tua modern telah banyak melihat dampak negatif dari penggunaan gadget secara berlebihan, sehingga mereka tidak ingin hal yang sama menimpa anak mereka. Oleh sebab itu, tidak jarang mereka hanya memperbolehkan penggunaan gadget di akhir pekan atau liburan saja. Itu pun dalam waktu yang dibatasi.
Uniknya, ternyata tidak semua petinggi perusahaan teknologi setuju dengan pola pengasuhan anak ala Steve Jobs. Dick Costolo, CEO dari Twitter justru mengkhawatirkan sistem pembatasan pemakaian gadget ekstrim pada anak.
Pembatasan dari orang tua yang cukup ekstrim dianggap dapat menimbulkan efek negatif yang lebih berbahaya di kemudian hari. Sebab, bukan tidak mungkin anak-anak itu akan menggunakan iPad dan iPhone secara berlebihan saat jauh dari orang tua sebagai bentuk kompensasi atas masa lalunya.
Meningkatkan kualitas komunikasi keluarga
Penulis buku biografi Steve Jobs, Walter Isacson, yang pernah menghabiskan waktu lama dengan Steve Jobs saat menulis buku tersebut juga cukup terkejut saat melihat interaksi keluarga pendiri Apple tersebut.
Menurut Walter Isacson, setiap malam keluarga Steve Jobs selalu mengadakan makan malam sambil mendiskusikan buku atau hal-hal menarik lain. Selama itu pula, anak-anak Steve Jobs tidak ada yang mengeluarkan iPhone atau iPad. Mereka pun tidak terlihat kecanduan pada gadget sama sekali.
Padahal, di banyak keluarga modern gadget touchscreen seperti iPad dan iPhone sering 'mengambil alih' perhatian anak dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Suasana meja makan banyak keluarga diklaim menjadi lebih sunyi akibat kehadiran gadget macam iPhone dan iPad.?
Saat tengah makan pun banyak anak-anak yang masih sibuk memainkan game online mereka atau 'chattingan' via jejaring sosial. Alhasil, kini mulai banyak orang tua yang semakin aktif melarang anak-anaknya membawa gadget saat makan. Bahkan, beberapa pengembang aplikasi turut membuat software iOS yang memungkinkan orang tua mematikan iPhone anak-anak pada jam-jam tertentu, seperti saat makan bersama.
Tanpa gadget, social skill lebih bagus
Tampaknya, kebijakan Steve Jobs untuk membatasi penggunaan gadget pada anak-anaknya terbukti benar, pria yang meninggal pada tahun 2011 itu memberikan sebuah pelajaran berharga terakhir bagi semua orang tua.
Berdasarkan penelitian dari Universitas California, anak-anak yang tidak bersentuhan dengan gadget selama beberapa hari mampu berinteraksi dan memiliki 'social skill' lebih baik. Ya, hanya dibutuhkan beberapa hari saja untuk membuat anak-anak kembali aktif bersosialisasi meskipun sebelumnya mereka akan melewati masa depresi temporer akibat jauh dari gadget.
Peneliti berhasil menemukan fakta di mana anak-anak berumur 11 hingga 12 tahun dapat membaca emosi orang lain lebih baik setelah 5 hari tidak bersentuhan dengan gadget. Anak-anak yang terlalu sering bermain dengan gadget diklaim sering kehilangan kemampuan dasar dalam berkomunikasi, yaitu memahami ekspresi atau gestur yang menandai perubahan perasaan seseorang. Padahal kemampuan tersebut adalah salah satu modal penting saat interaksi langsung.
Di Indonesia sendiri fenomena ini juga semakin jamak ditemukan. Misalnya, banyak anak-anak yang menunggu kepulangan orang tuanya hanya untuk dapat bermain dengan smartphone atau tablet mereka. Hal ini secara tak langsung dapat menurunkan kualitas komunikasi keluarga, termasuk kemampuan interaksi anak dengan orang lain.
Bahaya paparan konten-konten di internet
Tidak bisa dipungkiri bila iPad dan iPhone dapat membuat penggunanya terus online dan terkoneksi dengan dunia maya. Sayangnya, internet tidak hanya berisi hal-hal yang positif saja. Berbagai konten-konten yang dianggap berbahaya bagi perkembangan mental anak juga tersebar dengan bebas di dalamnya.
Mungkin hal ini yang juga menjadi perhatian dari Steve Jobs. Steve Jobs mengungkapkan bila kehidupan keluarganya jauh dari kesan bermewah-mewahan dan penuh teknologi layar sentuh yang dapat memudahkan koneksi dengan internet. Dia dan istrinya sangat meminimalisir penggunaan teknologi untuk anak di dalam rumah sejak dini.
Langkah yang sempat diambil oleh Steve Jobs sangat beralasan, sebab anak-anak, terutama yang berumur di bawah 10 tahun adalah kelompok yang paling rentan kecanduan terhadap gadget. Akibat rasa ingin tahu anak yang tinggi dan akses terhadap teknologi dan internet yang tersedia dengan mudah, anak-anak berpotensi mendapat paparan konten-konten berbahaya seperti pornografi atau bahkan melakukan aktivitas negatif seperti mem-bully orang via jejaring sosial.
Oleh sebab itu, banyak orang tua di luar sana yang akhirnya baru memberikan smartphone ke anak-anaknya saat mereka sudah cukup dewasa di sekitar umur 14 tahun. Sehingga lebih mudah bagi par orang tua untuk membimbing mereka saat hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
(mdk/bbo)