Internet Indonesia ternyata tidak lelet
Kecepatan sebenarnya meningkat, tapi kontennya makin berat.
Merdeka.com - Hasil survey yang diungkapkan Akamai ternyata menuai berbagai kontroversi. Setelah komentar aneh dari Menkominfo Tifatul Sembiring yang mengatakan untuk apa internet kencang, kini sejumlah praktisi dan pengamat menilai internet Indonesia sebenarnya tidak lelet.
Sekjen Indonesia Broadband Wireless Indonesia (IdBWI) Yohanes Bambang Sumaryo mengatakan kecepatan sebenarnya meningkat, tapi kontennya makin berat, karena makin banyak iklan numpang yang mengganggu pengguna termasuk iklan kampanye.
Sementara itu, Ketua Bidang Keamanan Internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Irvan Nasrun mengatakan total kecepatan meningkat, tapi kecepatan untuk mengakses suatu content peruser menurun.
“Namun, internet Indonesia akan lebih kencang pada 2015 saat jaringan serat optic sudah terhubung ke Australia secara langsung,” katanya.
Dia mengungkapkan saat ini, Trident dengan vendor nya Fujitsu tengah membangun jaringan serat optic yang melintasi Indonesia ke Australia dengan nama jaringannya Trident Subsea Cable (TSC).
Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Rudi Rusdiah mengungkapkan euphoria TIpikor dan penegakan hukum membuat pembangunan internet di pedesaan menjadi terhambat dan banyak yang takut.
“Hal ini lah yang membuat begitu parahnya digital divide di Indonesia. Jangankan di desa, di kota besar pun masih banyak daerah-daerah blank spot,” tuturnya.
Kecepatan internet di Indonesia juga tergambar dari layanan yang disediakan operator. Bolt dari internux misalnya, menawarkan perangkat dengan kecepatan 72 Mbps yang mencakup kawasan Jabodetabek.
Indosat juga menawarkan kecepatan akses internet hingga 20 Mbps melalui Super Wi_fi yang bisa dinikmati pengguna di perangkatnya sekitar 8 Mbps. Kecepatan 3G Telkomsel dan XL juga kurang lebih sama, yaitu di kisaran 7-8 Mbps.
D Bali, saat Telkomsel dan XL berkesempatan menggelar LTE, kecepatan download internet mencapai 20 Mbps ke user, bahkan ada yang bisa 35 Mbps dengan lebar frekuensi yang dipakai 5 MHz.
Baca juga:
10 Negara dengan kecepatan internet paling lambat di dunia
10 Negara dengan koneksi internet tercepat di bumi
Khawatir kiamat internet, mahasiswa turun ke jalan
Internet Indonesia disebut lelet, ini jawaban Tifatul
5 Penyebab internet Indonesia melambat
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Apa saja yang membuat orang-orang di Indonesia susah akses internet? Berikut adalah negara-negara di dunia yang warganya belum terkoneksi internet: India: 683.707.000 jiwaChina: 336.416.000 jiwaPakistan: 131.801.000 jiwaNigeria: 123.428.000 jiwaEthiopia: 103.290.000 jiwaBangladesh: 96.473.000 jiwaIndonesia: 93.401.000 jiwaRepublik Demokratik Kongo: 75.612.000 jiwaTanzania: 46.600.000 jiwaUganda: 35.946.000 jiwa