Wamen Nezar Akui Masih Ada Gap Kualitas Internet di Indonesia
Persoalan ini menurutnya juga harus ditindaklanjuti oleh pemerintah agar tidak ada lagi kesenjangan kualitas internet di seluruh Indonesia.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria memahami bahwa masih adanya isu tentang kualitas layanan internet yang berbeda-beda di setiap wilayah. Persoalan ini menurutnya juga harus ditindaklanjuti oleh pemerintah agar tidak ada lagi kesenjangan kualitas internet di seluruh Indonesia.
“Kita terkoneksi sebanyak 97 persen di daerah pemukiman, tetapi masih ada gap kualitas. Ini nyata. Contohnya, kualitas internet di daerah urban jauh lebih baik dibandingkan di rural,” jelas Nezar dalam keterangannya, Jumat (29/11).
Problem itu, lanjut Nezar, pelan-pelan akan diurai dengan solusi penggunaan teknologi satelit. Sebagaimana diketahui, pemerintah telah meluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 yang menjangkau 27 ribu titik layanan termasuk di daerah terpencil.
Hanya saja, ia berharap jangan sampai saat seluruh negeri terkoneksi internet, Republik ini hanya dijadikan pasar saja oleh perusahaan-perusahaan teknologi asing. Fasilitas ini sebisa mungkin dimanfaatkan untuk terciptanya inovasi-inovasi baru.
“Dengan sinyal semakin baik, apakah kita hanya menjadi pasar pemakai aplikasi? Atau, kitab isa menciptakan inovasi sendiri?” ungkap Nezar.
Berdasarkan survei penetrasi internet 2024 yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tercatat sebanyak 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023 sudah terkoneksi internet. Jumlah itu setara dengan 79,5 persen masyarakat Indonesia.
Namun begitu, tingkat penetrasi penggunaan internet di Indonesia masih belum rata. Daerah urban masih paling besar dengan kontribusi 69,5 persen, sementara daerah rural hanya berkontribusi 30,5 persen.