Akses Internet untuk Semua, Wifi Gratis Kini Bisa Dinikmati di Sekolah hingga Posyandu Daerah Terpencil
Tepat pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 2024 lalu, akses internet menjadi kado spesial untuk mereka.
Anak perempuan ini tampak begitu excited saat menatap layar ponsel yang ada di genggaman. Jarinya terus menggulirkan layar dari atas ke bawah, memilih aplikasi yang dicari. Begitu ketemu, ia langsung mengklik situs web berbagi video paling populer di dunia, YouTube.
"Nah seperti ini (video) contoh prakarya tugas sekolah," seru Citra, siswi kelas 2 SMPN Satap Paranta, Walenrang Barat, kegirangan.
-
Apa program pemerintah untuk pemerataan akses internet? Saat ini pemerintah sudah punya program BAKTI, misalkan pemerataan 4G terutamanya.
-
Dimana Jokowi luncurkan internet gratis? Di Kamis pagi menjelang siang itu, 11 Juli 2024, Kabupaten Klaten persisnya di Desa Dompol jadi lokasi pusat peluncuran bantuan akses internet Fixed Broadband (FBB) 2024 Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
-
Kenapa Jokowi berikan internet gratis? Program itu digulirkan sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk mendukung transformasi digital yang saat ini sudah mengubah cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring atau dengan kontak fisik menjadi lebih banyak daring atau online.
-
Siapa yang terima bantuan internet? Penerima bantuan terutama para pelaku UMKM di daerah yang jauh dari perkotaan dan masih kesulitan akses Internet.
-
Siapa yang mendapat paket internet murah? XL Axiata memberikan apresiasi kepada para Ibu dan menawarkan beragam paket Ramadan mulai dari Rp 3 Ribu sebagai bagian dari komitmen mereka untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
-
Dimana internet fiber tersedia? Sebagai contoh, sekitar 82 persen rumah tangga di AS dapat mengakses kecepatan broadband 100 Mbps ke atas, sementara hanya sekitar 43 persen yang dapat mengakses internet fiber.
Kira-kira sudah sepekan ini Citra dan teman-temanya bisa merasakan akses internet yang selama ini dinilai sebagai ‘barang langka nan ajaib’ di sana. Kondisinya memang tak ada sinyal jaringan internet. Bahkan untuk berkomunikasi saja, warga Desa Ilan Batu Uru, Walenrang Barat, Luwu, Sulawesi Selatan, mengandalkan pesawat radio handy talky (HT). Kisah itu pun sempat viral di lini masa sosial media.
Dulu untuk bisa mengakses internet, Citra bercerita bahwa ia harus menunggu ‘sinyal ditiup angin’ terlebih dulu. Kadang, internet cuma numpang lewat di titik-titik tertentu.
"Sebelum ada akses internet, saya harus berjalan sangat jauh untuk mencari sinyal, itu juga terkadang tidak dapat," kenang Citra.
Tak hanya Citra, kisah lain juga datang dari amona Mustika Ayu, seorang petugas kesehatan Puskesmas di sana. Ketiadaan jaringan internet membuat laporan dan koordinasi dilakukan manual dan memakan waktu. Belum lagi jarak yang lumayan jauh dan medan berat untuk bisa sampai di Kantor Dinkes.
"Sekarang, kita bisa dengan cepat membuat laporan dan berkoordinasi secara online," tutur Ramona.
Selain itu, layanan kesehatan dapat diberikan dengan mudah. Misalnya, dalam memberikan sosialisasi jadwal Posyandu dan program layanan lainnya.
"Warga kan juga kini bisa menghubungi Puskesmas jika membutuhkan layanan mendesak, lewat akses yang kita punya," ungkapnya.
Derita tak ada sinyal internet juga dirasakan Usman, guru yang juga juga Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Satap Paranta Walenrang Barat. Proses belajar mengajar serta Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) sangat sulit dilaksanakan.
"Kami hanya lakukan secara offline, jadi tugas-tugas diprint dulu baru diberikan ke siswa padahal yang sebenarnya itu lebih memudahkan kalau secara online karena langsung direkap nilainya dan sebagainya," ucapnya.
Untuk melaksanakan ANBK, sambung Usman, ia bahkan harus memutar hingga ke Kabupaten Toraja untuk mendapat jaringan internet yang stabil.
"Pengalaman paling pahit tanpa jaringan saat akan digelar ANBK dan itu bersamaan dengan kejadian longsor di jalan, sehingga kami ke Toraja Utara dulu, kemudian ke Batu Sitanduk Kecamatan Walenrang, waktunya ke arah Toraja itu waktunya hampir sehari, jadi kami juga harus menginap di Walenrang waktu itu, dan ini kesan paling dalam yang pernah kami alami begitu sulitnya tanpa akses internet" tuturnya.
Jaringan Internet yang Merdeka
Kabar bahagia pun akhirnya datang untuk masyarakat Desa Ilan Batu Uru. Tepat pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 2024 lalu, akses internet menjadi kado spesial untuk mereka.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menghadirkan akses internet tersebut berupa jaringan WiFi gratis yang disediakan di tempat-tempat layanan publik.
Saat ini, ada 3 titik penyediaan akses internet dengan jaringan Satelit Republik Indonesia (Satria-1), yaitu di Posyandu Kamboja 2, Rumah Desa Sehat serta di SDN 489 Paranta dan SMP Sapta Paranta.
"Saya sulit berkata Alhamdulillah, sambutan masyarakat sangat luar biasa dari guru, pemuka agama, tokoh desa dan masyarakat umum. Ternyata, manfaatnya akses internet yang kami bangun bersama Mahaga, memberi manfaat luar biasa untuk masyarakat," kata Direktur Utama (Dirut) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, Fadhilah Mathar saat melihat langsung hasil pemasangan Remote Terminal Ground Segment (RTGS) atau perangkat penangkap sinyal internet terkoneksi SATRIA 1 di Desa Ilan Batu Uru.
Desa Ilan Batu Uru merupakan salah satu desa yang berada di pelosok di Sulsel. Dari Kota Palopo menuju desa itu membutuhkan waktu tiga sampai 4 jam. Untuk sampai ke titik pemasangan RTGS di desa itu, medannya gak main-main. Jalannya berkelok, menanjak dan berbatu. Agar lebih cepat sampai di lokasi ini, Dirut BAKTI menggunakan sepeda motor trill.
Dirut BAKTI blusukan ke desa ini, menindaklanjuti arahan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) saat itu, Budi Arie Setiadi, untuk memastikan RTGS beroperasi dengan baik.
Kehadiran RTGS memberikan dampak besar untuk Desa Ilal Batu Uru. Antara lain, untuk sektor pendidikan, kini banyak siswa memanfaatkan akses internet untuk belajar dan mengakses berbagai informasi.
Desa Ilan Batu Uru merupakan salah satu target lokasi dari 263 lokasi yang akan dibangun di Sulawesi Selatan pada 2024.
Lipu Hardianto, Kepala Desa Ilan Batu Uru, mengucapkan terima kasih mewakili semua warganya kepada pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dengan ada ketersediaannya jaringan internet.
"Dulunya jaringan internet sama sekali tidak ada, dengan adanya bantuan ini, alhamdulillah anak sekolah, pelayanan pemerintah, sudah mulai bagus. Bisa mengakses informasi lewat internet," kata Lipu.
Akses Internet Tanpa Hambatan
Sebagaimana diketahui, BAKTI Kominfo menargetkan 20 ribu titik lokasi layanan internet Satria 1 di seluruh Indonesia pada 2024.
Sejak 8 Agustus 2024, Program BAKTI AKSI telah melayani total 18.712 lokasi yang tersebar dari Sumatera hingga Papua, dengan 4.078 dari total lokasi akses internet dilayani Satria 1 yang memiliki kapasitas kecepatan 150 Gbps.
Adapun, selama 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kominfo melalui Bakti telah menyediakan akses internet di wilayah 3T dengan berbagai program.
Pertama, program backbone fiber optik Palapa Ring sepanjang 12.229 km di 57 Kabupaten/Kota di Indonesia yang menggenapkan keterhubungan 514 kabupaten/kota (selesai pembangunan di tahun 2019).
Adapun capaian infrastruktur Fixed Broadband Nasional pada kuartal 4 tahun 2023, mencapai 68,5 persen jangkuan serat optik (ODP) hingga kecamatan.
Kedua, Kominfo juga menghadirkan Sinyal 4G di 6.927 lokasi di wilayah 3T (akumulasi on air sampai dengan Semester 1 2024).
Dan ketiga, penyediaan akses internet di 18.697 lokasi layanan publik dengan rincian 8.836 sekolah, 5.182 kantor pemerintahan, 2.606 fasilitas kesehatan, 743 pusat kegiatan masyarakat, 674 tempat ibadah, 322 pertahanan dan keamanan, 139 lokasi wisata, 120 pelayanan utama dan 75 transportasi publik.
Penetrasi internet ke seluruh negeri juga mencapai kecepatan yang membanggakan. Catatan Kementerian Kominfo, layanan 5G sudah tersedia di 56 kota/kabupaten di Indonesia. Akses internet super cepat ini juga telah hadir di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurut Kominfo, kecepatan internet Indonesia meningkat 10 kali lipat. Pada 2014, kecepatannya baru 2,5 Megabyte per second (Mbps), dan sekarang sudah 25 Mbps. Pada 2030, ditargetkan bisa mencapai 100 Mbps.