Ramai Starlink Beroperasi Bukan di Wilayah 3T, Ini Respons Menkominfo
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menanggapi beroperasinya Starlink bukan di wilayah 3T.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menanggapi beroperasinya Starlink bukan di wilayah 3T.
Ramai Starlink Beroperasi Bukan di Wilayah 3T, Ini Respons Menkominfo
Beberapa hari belakangan ini, media sosial ramai diramaikan karena ada warganet yang melaporkan bahwa dirinya telah membeli dan memasang internet dari Starlink.
Hal yang membuat ramai adalah adanya temuan bahwa beberapa konsumen Starlink tersebut merupakan warga yang bukan tinggal di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), daerah yang direncanakan oleh Pemerintah Indonesia sebagai tempat pemasaran produk Starlink di Indonesia.
Mengenai hal tersebut, Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), Budi Arie Setiadi, mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah menjadi suatu hal yang dipermasalahkan.
“Ya gak apa-apa, dicoba-coba sedikit. Kan, dia belum soft-launching, namanya coba-coba sedikit,”
Menkominfo Budi Arie Setiadi ketika ditemui dalam acara peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) di Tapos, Depok, Selasa (7/5).
Ia juga mengungkapkan perumpaan penggunaan Starlink di masa awal penjualannya tersebut dengan penggunaan ponsel seluler yang belum resmi di Indonesia.
“Kayak misalnya handphone belum resmi, ya kamu coba dulu, dah. Ya boleh saja,”
jelas Menkominfo Budi Arie.
Meski begitu, Budi juga mengungkapkan bahwa pemakaian Starlink di Indonesia bagi konsumen pribadi sebenarnya belum dapat dianggap secara resmi.
Pada bulan Mei ini, Starlink masih akan diuji coba, terutama pelayanannya, di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia mengatakan bahwa uji coba tersebut akan berlangsung paling lama sekitar dua minggu.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kominfo Budi Arie, lagi-lagi menegaskan bahwa layanan retail Starlink akan cocok untuk dipakai di daerah-daerah terluar di Indonesia yang saat ini masih memiliki kesulitan untuk mendapat akses internet berkualitas.
Ia juga menjelaskan bahwa penjualan Starlink tidak akan kompetitif dengan internet yang ditawarkan penyedia layanan internet lain di daerah perkotaan.
Pada bulan April lalu, Kominfo menyatakan bahwa Starlink telah menyelesaikan Uji Laik Operasi (ULO). Oleh karena itu, ia memang sudah bisa memasarkan produknya bagi masyarakat di Indonesia.
Masyarakat Indonesia bisa melakukan langganan internet Starlink melalui situs resmi Starlink.
Terdapat berbagai kategori dan tipe layanan yang dapat dipilih, dengan biaya langganan paling terjangkau di angka Rp750.000 setiap bulannya.
Ketika menggunakan Starlink untuk pertama kali, pengguna juga harus membeli perangkat keras dengan harga mulai Rp7,8 juta.