Menkominfo: Starlink Gak akan Kompetitif Bersaing di Wilayah Perkotaan, Pasarnya Beda
Menkominfo Budi Arie Setiadi menganggap Starlink justru lebih cocok di wilayah rural.
Menkominfo Budi Arie Setiadi menganggap Starlink justru lebih cocok di wilayah rural.
Menkominfo: Starlink Gak akan Kompetitif Bersaing di Wilayah Perkotaan, Pasarnya Beda
-
Bagaimana Starlink berbeda dengan provider Indonesia? Starlink hadir dengan janji memberikan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah, bahkan di daerah-daerah terpencil.
-
Apa perbedaan Starlink global dan Starlink Indonesia? Terdapat perbedaan kedudukan antara Starlink Global dan Starlink Indonesia. Begini perbedaannya. Direktur Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Wayan Toni Supriyanto menjelaskan dalam proses perizinan operasi, Starlink telah membangun hub dan memenuhi standarisasi perangkat dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika.
-
Kenapa Starlink lebih mahal dibanding provider lokal? Starlink menyediakan tiga paket, yaitu internet penggunaan di rumah seharga Rp750.000/bulan, penggunaan selama bepergian seharga Rp990.000/bulan, dan penggunaan di perairan seharga Rp4,34 juta/bulan.
-
Dimana Starlink lebih unggul dari provider lokal? Starlink hadir dengan janji memberikan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah, bahkan di daerah-daerah terpencil.
-
Apa itu Starlink? Layanan internet Starlink dari perusahaan SpaceX kini menjadi salah satu layanan internet satelit yang paling besar.
-
Dimana Starlink diuji coba di Indonesia? Pada bulan Mei ini, internet Starlink berencana juga akan diuji coba layanannya di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa Starlink yang akan masuk ke pasar retail di Indonesia sulit untuk mengganggu bisnis operator seluler di perkotaan.
Pasalnya, menurut Budi, kedua pemain bisnis tersebut memiliki pasar yang berbeda.
“Enggak usah khawatir. Karena harganya enggak beradu lah sama operator selular kita. Dia cocok di IKN (Ibu Kota Nusantara), kalau di kota enggak ,” ujar Budi saat ditemui oleh awak media di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Selasa (30/4).
Budi menegaskan bahwa internet yang disediakan oleh Starlink lebih pantas mengcover di daerah-daerah terluar dan daerah rural.
Di daerah-daerah tersebut, layanan internet akan sulit didapatkan bila tidak ada internet dari satelit.
Oleh karena itu, menurut Budi, harga yang disajikan oleh Starlink tidak akan kompetitif jika diterapkan di perkotaan.
“Jangan membayangkan pelayanan Starlink di Jakarta, enggak mungkin dia kompetitif, gitu, lho. Jakarta kan pakai fiber, wireless-nya juga kencang,” tegas Budi.
Mengenai harga pelayanan yang diberikan, Menkominfo mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia tidak memberikan masukan harga kepada Starlink.
Layanan retail tersebut, menurutnya, akan menjadi urusan pasar.
Sebelumnya, Kominfo mengungkapkan bahwa Starlink telah menyelesaikan Uji Laik Operasi (ULO) yang menandai bahwa telah ada kriteria-kriteria yang dipenuhi oleh Starlink untuk beroperasi di Indonesia.
Starlink pun berarti sudah diizinkan pemerintah untuk melakukan pemasaran.
Meski begitu, Budi mengatakan bahwa Starlink masih akan melakukan uji coba-uji coba lain. Berbagai percobaan itu, seperti uji coba pelayanan, akan dilakukan pada bulan Mei nanti di IKN.
Menkominfo juga menegaskan bahwa pemerintah akan selalu mengawasi Starlink.
“Pokoknya harus ikut regulasi Indonesia, Starlink. Supaya apa? Supaya negara tetap bisa kontrol. Nanti dia judi online di situ, dia pornografi di situ, [terus] kita nggak bisa jangkau, iya, kan?” jelas Budi.
Budi juga menegaskan bahwa Starlink diharapkan bisa beroperasi mulai di tahun ini. “Satu sisi kita ingin peningkatan kecepatan intenet. Akan tetapi, kita juga punya concern soal pemerataan. Kan banyak daerah-daerah di ujung-ujung itu sulit [internetnya],” pungkas Budi.