Jejaring sosial efektif untuk kampanye bukan media cari massa
Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia lebih percaya akan tindakan riil daripada kampanye di media saja.
Kemajuan internet dan jejaring sosial seperti sekarang ini memiliki fungsi yang beragam, salah satunya sebagai ajang kampanye.
Dengan menggunakan internet dan jejaring sosial, maka pesan bermuatan politis dapat disebarkan ke siapa saja, kapan saja, di mana saja tanpa harus bersusah payah dalam prosesnya.
Namun, menurut pakar politik dari Universitas Andalas Syaiful Wahab, tidak ada jaminan bagi parpol yang menggunakan jejaring sosial sebagai media kampanye dalam meningkatkan jumlah pemilih pemula.
Masih menurutnya, walaupun dikatakan sangat efektif dalam menyampaikan informasi dan pesan politik, namun penggunaan media jejaring sosial tidak akan banyak membantu dalam meningkatkan jumlah orang yang nantinya memilih suatu parpol tertentu.
Dikatakan efektif karena dengan menggunakan media jejaring sosial, pesan-pesan politik dan program yang ingin disampaikan oleh suatu parpol tanpa harus bersusah payah untuk menghadiri tempat-tempat kampanye ataupun menyaksikan tayangan-tayangan televisi dan mendengarkan radio yang telah terjadwal dapat disampaikan dengan mudah dan cepat.
"Sebagian besar pemilih pemula yang berasal dari kaum muda ini memang pengguna dunia maya. Dengan menggunakan jejaring sosial maka berbagai informasi akan mudah diperoleh dan dikonsumsi kapan saja," jelasnya, seperti dikutip dari Antara (29/10).
Syaiful juga mengatakan bahwa sekarang ini publik sangat kritis dan pintar. Masyarakat Indonesia mempercayai bukti atau tindakan-tindakan riil yang pernah dilakukan oleh parpol atau para kandidatnya daripada gembar-gembor di mana saja apapun medianya.
Jadi dapat dikatakan walaupun harus mempublikasikan atau berkampanye menggunakan media jejaring sosial apapun, masyarakat lebih memilih hal yang lebih nyata.
Oleh karenanya, media jejaring sosial digunakan sebagai sarana meningkatkan pemilih adalah kurang tepat dan tidak efektif.