Jilboobs, 'tsunami' yang banjiri internet dan jejaring sosial
Di Facebook saja, setidaknya ada 4 fanspage dan 1 komunitas (group) yang bernama Jilboobs.
Fenomena Jilboobs memang sangat luar biasa. Betapa tidak, hanya dalam hitungan hari saja, popularitas kata tersebut melejit dan banyak bermunculan di mana-mana.
Istilah Jilboobs adalah sindiran terhadap para wanita yang memakai jilbab/hijab namun masih mempertontonkan bagian dada mereka sehingga tercetak jelas.
Walaupun sebenarnya fenomena seperti ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu, namun baru-baru ini saja popularitasnya melejit dan banyak diperbincangkan banyak orang.
Bahkan, kata Jilboobs baik yang menggunakan hashtag atau juga yang tidak, seperti sebuah tsunami yang membanjiri internet.
Di Facebook saja, setidaknya ada 4 fanspage dan 1 komunitas bernama Jilboobs dengan anggota di atas seribu orang. Selain di Facebook, di Twitter lebih banyak lagi.
Di YouTube, fenomena Jilboobs berupa video atau juga gabungan foto-foto yang disusun menjadi sebuah video juga bermunculan.
Di Google sendiri, apabila Anda menggunakan kata kunci Jilboobs, maka akan mesin pencari satu ini akan secara cepat menyuguhkan berbagai laman yang memiliki kata Jilboobs di dalamnya.
Memang ada yang menghujat siapa-siapa yang mempopulerkan atau juga mengedarkan foto-foto wanita dengan jilbab dan berpakaian ketat, namun tidak sedikit pula yang memberikan dukungan dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat sadar dan memperbarui cara dia berpakaian, ketika dia melihat fotonya beredar di internet.
Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah menyebut rata-rata pemakai jilbab seperti ini baru belajar memakai jilbab. Musni menilai mereka tak bisa terlalu disalahkan karena masih dalam proses berhijab. Namun alangkah baiknya secara pelan-pelan mereka memperbaiki busana sehingga syari.