Kampanye hitam adalah faktor utama kejenuhan di jejaring sosial
Menjelang pilpres banyak pemberitaan tentang para calon, namun kampanye hitam yang merusaknya.
Ternyata tidak hanya dari satu pengamat saja , ada pendapat lain yang juga senada dikemukakan oleh pakar komunikasi dari Universitas Diponegoro Semarang terkait dengan kejenuhan pengguna jejaring sosial dengan Pemilu Presiden 2014 ini.
Pakar komunikasi Universitas Diponegoro Semarang Triyono Lukmantoro mengatakan bahwa memang akan ada titik kejenuhan bagi para pengguna jejaring sosial terhadap apa yang sekarang terjadi (Pilpres 2014).
Namun, dia menyatakan bahwa kejenuhan tersebut adalah suatu hal yang sangat wajar ketika sebagian besar para pengguna internet khususnya yang menggunakan jejaring sosial harus bertemu dengan hal-hal yang berkaitan dengan pemilihan presiden 2014 termasuk juga dengan publikasi serta kampanye hitam yang juga hadir di dalamnya.
"Menjelang pilpres kita disuguhi dengan pemberitaan tentang kampanye di media 'mainstream' maupun media sosial. Wajar kalau ada yang merasa jenuh, apalagi dengan kampanye hitam di media sosial," katanya, seperti dikutip dari Antara (08/06).
Menurutnya, akan menjadi satu hal yang menarik ketika suatu kampanye bersifat positif atau mengemukakan visi misi dari calon presiden, namun apabila diisi dengan kampanye hitam justru hal tersebut yang akan membuat kejenuhan semakin membesar.
"Mereka (pengguna internet dan jejaring sosial) mungkin berharap bisa mendapatkan informasi yang benar atau visi dan misi kandidat tertentu. Ternyata di media sosial disuguhi berbagai kampanye hitam. Kalau media sosial isinya lebih banyak saling hujat, tentu bisa bikin bosan," tuturnya.