Karyawan Google Dilarang Pasang Aplikasi Zoom di Perangkatnya
Karyawan Google Dilarang Pasang Aplikasi Zoom di Perangkatnya
Raksasa teknologi Google larang aplikasi video konferensi Zoom terpasang di perangkat kerja milik karyawan.
Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran soal keamanan aplikasi yang kini sedang banyak dipakai di kala anjuran physical distancing tersebut.
-
Apa yang membuat Zoom berbeda dari aplikasi video conference lainnya? Zoom memiliki keunggulan yang tidak dimiliki aplikasi video conference lainnya, yakni tidak memiliki keterikatan dengan platform tertentu. Sehingga, semua orang dapat dengan mudah bergabung dalam sebuah video conference.
-
Apa yang sering dibandingkan dari pengguna Android dan iPhone? Di tengah banyaknya pilihan, pengguna Android dan iPhone sering kali menjadi dua kelompok utama yang sering dibandingkan.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Siapa yang menolak usulan Eric Yuan tentang aplikasi video conference untuk ponsel? Dia kemudian menyampaikan usulannya kepada pimpinan Cisco, namun sayangnya usulan Yuan ditolak.
-
Apa yang lebih disukai pengguna Android dari iPhone? Selain harga yang lebih murah, banyak pengguna Android yang membeli iPhone untuk mendapat fitur-fitur eksklusif ponsel tersebut, seperti iMessage, FaceTime, AirPods, hingga bahkan kemampuan videografi ponsel iPhone yang baik.
-
Siapa yang banyak menggunakan Android di Indonesia? Lembaga Riset Digital Marketing (Emarketer), menyebutkan bahwa pengguna smartphone di Indonesia pada 2018 mencapai 100 juta orang. Sehingga Indonesia menjadi negara pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia.
"Baru-baru ini, tim keamanan kami memberi tahu karyawan yang menggunakan Zoom Desktop Client, praktik itu tidak akan lagi berjalan di komputer perusahaan karena tidak memenuhi standar keamanan kami untuk aplikasi yang digunakan oleh karyawan kami," kata juru bicara Google Jose Castaneda dikutip dari Reuters via Tekno Liputan6.com.
Namun, kata Jose, perusahaan masih memperbolehkan karyawan mengakses Zoom lewat aplikasi mobile di smartphone atau browser.
Belakangan ini Zoom memang dihantui masalah keamanan dan privasi, salah satunya adalah Zoom Bombing. Laporan mengenai insiden ini di Amerika Serikat menurut FBI cukup tinggi.
Bahkan, menurut laporan CNN, dua pengguna Zoom mengajukan gugatan hukum terhadap perusahaan di pengadilan distrik California Utara pekan ini. Salah satu gugatan menuduh aplikasi video itu "telah gagal melindungi informasi pribadi jutaan pengguna perangkat lunaknya."
Lantas, apa itu Zoom Bombing? Sesuai namanya, insiden ini terjadi saat seseorang yang tidak dikenal masuk ke sebuah pertemuan dan mengacaukannya.
Insiden ini disebut terjadi di seluruh dunia, mulai dari pertemuan sederhana hingga kelas tinggi. Para pelaku biasanya mengacaukan sebuah pertemuan dengan mengatakan hal-hal rasial hingga mengirimkan gambar mengganggu.
Dengan kondisi itu, tentu peserta pertemuan di Zoom akan terganggu dan memilih untuk meninggalkannya.
Bukan Sepenuhnya Salah Zoom
Yang menjadi pertanyaan, mengapa hal ini bisa terjadi?
Setelah ditelusuri, aksi Zoom Bombing ternyata kebanyakan bukan berasal dari masalah di platform tersebut. Pengguna sendiri yang menjadi menyebabkan aksi ini terjadi.
Menurut Cofounder dan CEO Cybint Roy Zur, kebanyakan pengguna yang menjadi korban aksi ini biasanya menyetel pertemuan Zoom menjadi publik, sehingga dapat diakses siapa pun yang memiliki tautan pertemuan itu.
Roy mengatakan, pelaku tinggal mencari pertemuan yang digelar melalui Facebook atau media sosial lain dengan mengetik zoom.us. Hal ini dilakukan sebab biasanya tautan pertemuan semacam itu diunggah di media sosial.
Selain itu, ada beberapa forum khusus, seperti di Reddit yang memang ditujukan untuk mengungkap deretan ID pertemuan Zoom Classroom.
Lalu, apa yang dapat dilakukan pengguna Zoom untuk menghindari aksi ini? Jawabannya sederhana, pengguna tidak seharusnya berbagi tautan pertemuan secara publik.
Alih-alih membagikan tautannya di Facebook atau media sosial lain, pengguna dapat memanfaatkan kanal komunikasi lebih privat, seperti lewat email.
Selain itu, setel pertemuan tersebut menjadi 'private'. Saat ini, Zoom sendiri sudah menyetel kondisi awal sebuah pertemuan menjadi 'Private', sehingga diperlukan kata kunci untuk berpartisipasi.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Mochamad Wahyu Hidayat