Kaspersky: Penjahat cyber mulai mengintai konsumen belanja online
Tips agar tetap aman ketika berbelanja online
Natal dan Tahun Baru merupakan momentum yang ramai mewarnai di berbagai daerah. Mustahil rasanya manakala Natal dan Tahun baru tak diiringi dengan kebutuhan berbelanja sebagai persiapan liburan maupun perlengkapan rumah tangga lainnya guna menyambut tahun yang baru. Tidak hanya pusat-pusat perbelanjaan tetapi banyak juga yang berbelanja melalui e-commerce.
Terlebih lagi, beberapa waktu yang lalu baru saja diadakan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2015 yang berlangsung pada 10-12 Desember yang lalu. E-mail pun dibanjiri dengan promosi, iklan dan penawaran yang bervariasi dengan tujuan menarik minat para pengguna internet untuk berbelanja secara online.
-
Apa saja tipe perilaku konsumen dalam belanja online? Momen Mega Sale, menurutnya, bukan sekadar belanja dan membayar, melainkan mencerminkan berbagai pola perilaku konsumen.Berikut empat tipe perilaku konsumen dalam berbelanja online. The Bargain Hunters Pada perilaku ini, konsumen gemar mencari diskon. Biasanya mereka akan terpengaruh dengan harga yang murah, juga senang membandingkan harga antar platform e-commerce. •The Inspirational Hunters Pada perilaku ini, konsumen senang mengadopsi tren-tren terbaru. Mereka akan secara proaktif mencari tren yang ada, kemudian mereka tidak hanya sekedar membeli tapi juga sudah memiliki bayangan ketika barang yang ia beli sudah didapat. Biasanya konsumen yang berperilaku seperti ini, suka melihat komentar-komentar pembeli lain dan percaya terhadap review yang ditulis di aplikasi. The Effortless Shoppers Konsumen dengan perilaku ini akan memiliki gaya berbelanja yang ingin serba cepat, tidak memerlukan usaha banyak tetapi ia bisa dapat yang diinginkan. Dalam kategori ini, konsumen akan merasa tidak masalah jika membayar dalam jumlah lebih, yang penting bisa sampai dengan cepat. The Purposefull Shoppers Dalam kategori ini, konsumen memiliki prinsip. Misalnya, konsumen memiliki prinsip untuk selalu menggunakan barang lokal, maka ia membeli barang yang hanya berasal dari brand lokal. Pada konsumen seperti ini, biasanya tidak masalah menghabiskan uang lebih banyak asalkan sesuai dengan prinsip yang ia punya.
-
Mengapa penipuan online sering terjadi saat belanja online? Penipuan online bisa terjadi kapan saja, yang paling sering adalah saat belanja online. Diskon fantastis yang ditawarkan membuat konsumen rentan terkena tipu-tipu saat barang yang dikirim nggak sesuai.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Bagaimana konsumen dapat terhindar dari kecurangan saat berbelanja online? Lazada terus menjaga komitmen untuk menjadi pilihan aman bagi konsumen serta UMKM untuk menghindari kecurangan serta ancaman terhadap keamanan siber melalui layanan bantuan yang terpercaya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa yang menjadi faktor utama Shopee unggul dalam kepuasan berbelanja online? Keunggulan Shopee dalam tingkat kepuasan, didukung oleh data, dimana Shopee (62%) menjadi pilihan pertama untuk direkomendasikan oleh konsumen kepada kerabat dekatnya, diikuti oleh Tokopedia (46%), TikTok Shop (42%), dan Lazada (36%).
Namun, sudah barang tentunya perlu berhati–hati karena para penjahat cyber pun tidak tinggal diam. Mereka menganggap saat-saat seperti ini sebagai kesempatan emas untuk melakukan aksi penipuan online (online scams). Dengan berbagai penawaran yang menarik di sekeliling kita, rasanya hampir mustahil untuk menahan diri untuk tidak mengklik promo serta melihat-lihat produk yang ditawarkan berbagai e-commerce. Demikian tulis dari keterangan resmi Kaspersky, Kamis (24/12).
Nah, tentunya para penjahat cyber berharap target yang disasarnya lengah dan tidak sengaja melakukan kesalahan saat mengklik atau mengunjungi situs–situs dengan promo menarik yang telah disusupi sebelumnya. Jadi bagaimanakah caranya agar Anda dapat tetap aman selama berbelanja online? Berikut beberapa tips yang telah dirangkum oleh Kaspersky Lab agar tetap aman ketika berbelanja online:
1. Hindari ransomware atau jangan membuka lampiran email yang berasal dari situs yang tidak dikenal, dan ingatlah untuk selalu melakukan back up data Anda.
2. Waspada terhadap situs phising jangan mengklik link-link mencurigakan yang dikirim melalui email, SMS atau messanger.
3. Buatlah password yang kuat dengan menggunakan kombinasikan huruf, angka dan karakter unik untuk membuat para hacker sulit melakukan aksi mereka.
4. Berbelanja di situs yang terpercaya – carilah informasi yang mendalam mengenai situs yang Anda kunjungi sebelum nantinya Anda menyerahkan data kartu kredit Anda kedalamnya.
5. Hindari melakukan transaksi lewat Wi-Fi public sebab para penjahat cyber sangat menyukai untuk mencuri data pribadi Anda lewat jaringan Wi-Fi yang tidak aman.
6. Matikan Bluetooh, gunakan data ponsel sendiri, langkah sederhana ini akan membuat ponsel terhubung dengan koneksi yang aman.
7. Tolak segala freeware sebab ‘hal’ ini mungkin gratis, tapi berpotensi membawa malware di dalamnya.
8. Hindari email yang berisi tiruan bukti konfirmasi transaksi. Pasalnya, hal tersebut bisa menjadi umpan dari para penjahat cyber.
(mdk/hwa)