Korea Utara dilaporkan retas reaktor nuklir milik Korea Selatan
Kejadian peretasan ini terjadi pada Desember lalu.
Jaksa Korea Selatan pada Selasa (17/3) mengeluarkan pernyataan jika Korea Utara telah meretas sistem reaktor nuklir milik Korsel beberapa waktu lalu.
Kejadian peretasan yang dilakukan Korea Utara terhadap Korsel ini yang terjadi pada Desember lalu. Korut sendiri terungkap sebagai pelaku peretasan berdasarkan penyelidikan atas alamat internet yang digunakan oleh hacker yang melaksanakan operasi tersebut.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
"Kode berbahaya yang digunakan hacker untuk meretas operator nuklir ternyata sama dengan komposisi dan metode peretasan bernama 'kimsuky' yang terkenal menjadi senjata andalan para hacker Korea Utara." sebuah pernyataan dari kantor jaksa Seoul sentral, seperti dilansir BusinessInsider (17/3).
Sebelumnya, pihak Korea Selatan juga telah menduga jika sebelumnya Korea utara terlibat dalam aksi hacking tersebut. Bahkan sebelum mengungkapkan jika Korea Utara yang bertanggung jawab atas aksi tersebut, pihak Korea Selatan telah meminta bantuan dari pihak berwenang China untuk menelusuri beberapa alamat Internet yang terlacak dari Korea Utara.
Terkait isu peretasan ini, pihak Korea Utara masih bungkam dan belum memberikan tanggapan atas pernyataan Korea Selatan yang menyebut pihaknya sebagai biang peretasan reaktor nuklirnya tersebut.
(mdk/dzm)