Korea Utara Ledakkan Ruas Jalan dan Rel Kereta Menuju Korea Selatan
Korea Utara selama ini menuduh Seoul telah menggunakan drone untuk menyebarkan selebaran yang berisi propaganda anti-rezim di Pyongyang.
Korea Utara telah mengonfirmasi bahwa mereka meledakkan beberapa jalan dan rel kereta yang mengarah ke Korea Selatan. Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), mereka menyebutkan bahwa jalur transportasi tersebut "telah diblokir sepenuhnya melalui peledakan," yang menanggapi pernyataan dari militer Korea Selatan.
Sebelumnya, militer Pyongyang telah berkomitmen untuk menutup perbatasan selatannya secara permanen setelah berbulan-bulan melakukan pemasangan ranjau dan membangun penghalang anti-tank, setelah pemimpin Kim Jong Un menyebut Korea Selatan sebagai "musuh utama" bagi negaranya.
Korea Utara juga menuduh Seoul menggunakan pesawat tanpa awak untuk menyebarkan selebaran propaganda yang menentang rezim di Ibu Kota Pyongyang, seperti yang dilaporkan oleh CNA pada Kamis (17/10/2024).
Dalam upaya untuk merespons, Kim Jong-un mengadakan pertemuan keamanan untuk merumuskan rencana "tindakan militer segera," menurut laporan dari media pemerintah pada hari Selasa (15/10). Mengenai peledakan jalan dan rel kereta, KCNA menyatakan bahwa "ini adalah tindakan yang tidak dapat dihindari dan sah."
Perlu dicatat bahwa Korea Utara baru-baru ini memperbarui konstitusinya, dan ini merupakan penyebutan pertama yang secara resmi mengkategorikan Korea Selatan sebagai negara musuh, menurut kantor berita Yonhap.
Meskipun infrastruktur transportasi yang menghubungkan kedua negara sudah lama ditutup, penghancuran ini mengirimkan sinyal yang jelas bahwa Kim Jong Un tidak berniat untuk bernegosiasi dengan Korea Selatan, menurut para ahli.
Tujuan dari peledakan
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan bahwa peledakan yang dilakukan menargetkan jalan dan rel kereta api sepanjang 60 meter di bagian timur dan barat perbatasan dengan Korea Selatan.
Mereka menyatakan bahwa tindakan tersebut diambil "karena keadaan keamanan yang serius yang mengarah ke ambang perang yang tidak dapat diprediksi akibat provokasi politik dan militer yang serius dari pasukan musuh."
Pada hari Selasa, 15 Oktober, militer Korea Selatan merilis video yang menunjukkan tentara Korea Utara berseragam militer menjelang ledakan besar, yang menghasilkan asap tebal saat meledakkan ruas jalan yang dikenal dengan nama jalan Gyeongui.
Dalam rekaman lain yang diambil setelah ledakan, terlihat ekskavator sedang menggali dan tentara bekerja saat truk besar tiba di lokasi. Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengecam tindakan Korea Utara yang dianggap sebagai provokasi yang "sangat tidak normal."
Mereka menambahkan bahwa Seoul telah mengeluarkan biaya jutaan dolar untuk membangun infrastruktur yang terdampak.
"Korea Utara masih memiliki kewajiban pembayaran terkait pendanaan ini," tegas kementerian tersebut. Kejadian ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara, yang telah lama terlibat dalam konflik.
Provokasi semacam ini dapat memperburuk situasi yang sudah tegang dan menciptakan risiko yang lebih besar bagi stabilitas regional.