Korea Utara Siap Serang Korea Selatan, ini Penyebabnya
Sejauh ini, Korea Selatan belum mengonfirmasi mengirim drone ke ibu kota Korea Utara.
Korea Utara mengumumkan pada Minggu (13/10/2024) bahwa pasukan di garis depan mereka siap untuk menyerang Korea Selatan. Pernyataan ini meningkatkan tekanan terhadap Korea Selatan, yang dituduh oleh Korea Utara menerbangkan drone dan menyebarkan selebaran di Pyongyang.
Menurut laporan AP pada Senin (14/10), Korea Selatan tidak mengonfirmasi apakah mereka mengirim drone, tetapi memperingatkan akan mengambil tindakan tegas terhadap Korea Utara jika keselamatan warganya terancam. Pada hari Jumat (11/10), Korea Utara menuduh Korea Selatan meluncurkan drone untuk menjatuhkan selebaran propaganda di atas Pyongyang sebanyak tiga kali dalam bulan ini dan mengancam akan merespons dengan kekerasan jika tindakan tersebut terulang.
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh media pemerintah pada hari Minggu, Kementerian Pertahanan Korea Utara menyatakan bahwa militer telah mengeluarkan perintah untuk mempersiapkan artileri dan unit-unit tentara lainnya di dekat perbatasan dengan Korea Selatan untuk siap melakukan tembakan.
Seorang juru bicara kementerian yang tidak disebutkan namanya menyampaikan bahwa militer Korea Utara telah memerintahkan unit-unit terkait untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan langsung terhadap target musuh yang tidak ditentukan jika Korea Selatan kembali menyusupkan drone melintasi perbatasan, yang dapat memicu konflik di Semenanjung Korea.
Juru bicara tersebut juga menambahkan bahwa ketegangan militer yang serius sedang berlangsung di Semenanjung Korea akibat peluncuran drone oleh Korea Selatan. Dalam pernyataan terpisah pada malam Minggu, juru bicara itu memperingatkan bahwa seluruh wilayah Korea Selatan "dapat berubah menjadi tumpukan abu" setelah serangan besar dari Korea Utara.
Saudara Perempuan Kim Jong Un Ancam Korsel
Pada hari Minggu, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menanggapi peringatan dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan yang menyatakan bahwa rezim Korea Utara akan menghadapi kehancuran jika mengancam warga Korea Selatan, dengan menyebutnya sebagai tindakan "bunuh diri".
Ia juga memperingatkan pada hari Sabtu bahwa penemuan drone baru dari Korea Selatan "pasti akan membawa bencana yang mengerikan." Korea Utara sering kali melontarkan retorika keras ketika ketegangan meningkat dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).
Hubungan antar kedua Korea tetap tegang sejak upaya diplomasi yang dipimpin AS untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara gagal pada tahun 2019. Sejak saat itu, Korea Utara berupaya keras untuk memperluas program senjata nuklirnya dan berulang kali mengancam akan menyerang Korea Selatan dan AS dengan senjata nuklir.
Namun, para ahli berpendapat bahwa Korea Utara tidak mungkin melancarkan serangan besar-besaran karena militernya kalah cepat dibandingkan dengan gabungan pasukan AS dan Korea Selatan.
Para pengamat memperkirakan bahwa Korea Utara akan meningkatkan ketegangan menjelang Pilpres AS bulan depan untuk memperkuat posisinya dalam diplomasi mendatang dengan AS.Sejak bulan Mei, Korea Utara telah mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan sebagai balasan terhadap aktivis Korea Selatan yang menerbangkan balon dengan selebaran anti-Pyongyang.
Militer Korea Selatan merespons kampanye balon dari Korea Utara dengan menyalakan kembali pengeras suara di perbatasan untuk menyiarkan propaganda dan lagu-lagu K-pop ke arah Korea Utara.