Ketakutan Orangtua Baru Terhadap Malam Hari Merupakan Suatu Hal yang Nyata dan Sering Terjadi
“Sunset scaries” atau “sundown scaries” merupakan ketakutan orangtua baru terhadap datangya petang atau malam hari.
Menghadapi malam hari bagi orangtua baru kerap kali membawa rasa cemas dan ketakutan yang tidak terduga. Kondisi ini, yang disebut “sunset scaries” atau “sundown scaries,” dirasakan oleh banyak orangtua baru sebagai salah satu tantangan emosional yang berat.
Fenomena ini disoroti oleh Cameron Oaks Rogers, seorang ibu baru sekaligus pembawa acara podcast Conversations With Cam. Dalam klip yang dibagikan di TikTok, Oaks Rogers berbagi pengalaman yang membuat banyak orangtua lain merasa sangat terhubung dengan apa yang ia alami.
-
Apa saja ketakutan umum anak? Dilansir dari Understood, berikut ini adalah enam ketakutan umum yang biasa dimiliki anak-anak dan cara mengatasinya agar mereka tidak menjadi penakut.
-
Kenapa anak sering terbangun di malam hari? Seperti diketahui, bayi rata-rata belum bisa membedakan antara siang hari dan malam hari. Sehingga, pola tidur si kecil pun menjadi tidak teratur seperti orang dewasa.
-
Gimana cara orangtua tenangkan anak takut hantu? Orangtua perlu mengatur cara dan taktik untuk membicarakan ketakutan anak terkait hantu ini dan menenangkan mereka.
-
Kenapa tidur larut malam bahaya untuk anak? Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik.
-
Mengapa anak mengalami night terror? Night terror biasanya ditemukan pada anak-anak yang lelah, sakit, atau stres, minum obat baru, tidur di lingkungan baru atau jauh dari rumah, tidak cukup tidur, dan terlalu banyak kafein.
-
Kenapa gangguan kecemasan memburuk di malam hari? Ketika hari kita berakhir, kita cenderung memiliki lebih sedikit gangguan dari kecemasan kita. Ini karena kita memiliki waktu luang untuk membiarkan pikiran kita merenung, yang kadang-kadang justru memperkuat kecemasan kita.
Bagi Oaks Rogers, pergantian hari menuju malam memunculkan rasa “kecemasan” dan “penderitaan” yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia menyatakan, perubahan cahaya matahari di sore hari terasa seperti sinyal berakhirnya hari yang penuh harapan, meski di sisi lain muncul kekhawatiran akan bagaimana malam nanti berlangsung dengan bayi yang baru lahir.
“Rasa cemas tentang apa yang akan terjadi malam nanti membuat segalanya semakin berat,” ujar Oaks Rogers dilansir dari Parents.
Pengalaman ini bukanlah hal yang asing bagi banyak orangtua. Banyak orangtua lain juga merasakan apa yang dijuluki sebagai "evening scaries" ini, terutama mereka yang merasa terjebak dalam rutinitas memberi makan setiap dua jam di malam hari. Salah satu pengguna TikTok mengungkapkan, “Memberi makan di tengah malam terasa begitu berat.”
Di sisi lain, ada juga yang mengungkapkan ketakutan tentang Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi, yang kerap menjadi momok menakutkan bagi orangtua baru.
Menurut Bridget Jones, PsyD, seorang psikolog klinis dari Dayton, Ohio, waktu malam bisa menjadi tantangan bagi para ibu baru. “Banyak ibu pascapersalinan yang merasa malam hari adalah saat yang paling menakutkan karena biasanya hanya berisi tangisan bayi, kelelahan, dan perasaan kesepian,” ujarnya.
Malam hari bagi orangtua baru sering diwarnai oleh kekhawatiran tentang apakah mereka melakukan semuanya dengan benar, serta kerinduan akan kehidupan mereka yang dulu, yang semuanya seakan menjadi lebih nyata ketika dunia sekitar hening di malam hari.
Rachel Goldberg, LMFT, PMH-C, seorang terapis spesialis pascapersalinan dari Los Angeles, menambahkan bahwa menjelang malam, orangtua baru sudah dilanda rasa lelah karena tuntutan sehari-hari, terutama jika waktu tidur mereka sebelumnya juga sangat minim. Menurutnya,
“Jika Anda menyusui, ini bisa menambah lapisan kelelahan lainnya.” Ia menjelaskan, tekanan tambahan dari tanggung jawab rumah tangga dan hubungan lainnya bisa memperberat beban emosi di malam hari.
Selain itu, bayi sering kali menjadi lebih rewel menjelang malam, yang dikenal dengan istilah “witching hours.” Hal ini hanya menambah beban bagi para orangtua, yang merasa tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi mereka sepenuhnya, hingga muncul rasa bersalah karena merasa “gagal” sebagai orangtua.
Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi “sunset scaries” ini. Bagi Oaks Rogers, menemukan kegiatan yang membuatnya bahagia saat malam tiba adalah hal yang penting. Bagi beberapa orangtua, aktivitas ini bisa berupa jalan-jalan santai bersama keluarga setelah makan malam, menonton acara favorit, atau membiarkan pasangan mengurus anak sementara mereka mandi atau melakukan hal lain yang menyenangkan.
Dr. Tina Hendrick, seorang dokter spesialis kandungan dari Kentucky, menambahkan bahwa berbagi kecemasan ini dengan pasangan atau orang yang dipercaya dapat membantu. Bagi beberapa ibu, menyerahkan jadwal pemberian makan malam kepada pasangan satu kali seminggu sangat membantu dalam mengurangi kelelahan dan tekanan emosional. Selain itu, menurut Hendrick, memberi ruang bagi diri sendiri untuk tidak terlalu perfeksionis juga penting dalam menghadapi masa-masa sulit ini.
Mengidentifikasi sumber kecemasan juga bisa menjadi langkah yang bermanfaat. Apakah kekhawatiran ini berhubungan dengan kerewelan bayi, kurang tidur, atau hal lainnya? Dengan mengetahui akar masalahnya, orangtua bisa lebih mudah mencari solusi yang tepat.
Rachel Goldberg juga menambahkan bahwa, “Mengetahui bahwa Anda tidak sendirian dalam mengalami rasa cemas ini bisa sangat membantu dalam mengurangi beban.”
Selain itu, penting untuk mengingat bahwa perasaan-perasaan ini hanyalah sementara. Seiring berjalannya waktu, ketakutan dan kecemasan ini akan berkurang. Membuat afirmasi kepada diri sendiri, seperti “Saya bisa melewati malam ini” atau “Ini hanya sementara,” bisa memberikan ketenangan pikiran.
Alison McKleroy, LMFT, seorang terapis dari San Francisco, menyarankan untuk memperlakukan diri sendiri dengan kelembutan yang sama seperti ketika merawat bayi. “Saat-saat menakutkan ini bisa menjadi lebih ringan jika Anda bisa menenangkan diri dengan kebaikan dan kasih sayang.”
Namun, apabila kecemasan ini menjadi sangat intens hingga mengganggu tidur atau menimbulkan tangisan yang berlebihan, para ahli menyarankan untuk mencari bantuan profesional. Jones menegaskan bahwa kondisi ini merupakan hal yang umum dialami oleh orangtua baru dan mereka tidak perlu merasa malu untuk membicarakannya atau mencari dukungan. Dukungan dari sesama ibu dan keluarga dapat membuat pengalaman ini menjadi kurang mengisolasi dan lebih tertangani dengan baik.