Perlu Diwaspadai! Kenali Ciri Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu Hamil
Masalah gangguan kesehatan mental merupakan hal yang perlu diatasi segera terutama ketika terjadi pada ibu hamil.
Masalah gangguan kesehatan mental merupakan hal yang perlu diatasi segera terutama ketika terjadi pada ibu hamil.
-
Apa saja jenis gangguan mental yang biasa dialami ibu hamil? Beberapa jenis gangguan mental memang bisa dialami siapapun termasuk ibu hamil. Beberapa di antaranya bersifat umum namun ada pula yang perlu diwaspadai.Bila dibiarkan maka akan berpengaruh pada janin dan kondisi kehamilannya.
-
Kenapa gangguan mental saat hamil harus diwaspadai? Gangguan kesehatan mental saat hamil akan mempengaruhi kondisi kehamilan sampai proses kelahiran bayi. Tentu saja hal tersebut bisa dicegah sedini mungkin supaya tidak terjadi di kemudian hari.
-
Bagaimana cara mencegah gangguan mental saat hamil? Cara mencegah bisa dengan komunikasi intensif dengan pasangan dan dokter. Ceritakan kekhawatiran terkait kehamilan ibu atau mungkin terkait hal lain yang mengganjal pikiran, cobalah untuk terbuka kepada dokter dan pasangan Anda.
-
Kenapa menjaga kesehatan mental penting saat hamil? Kesehatan mental penting diperhatikan selama masa kehamilan. Edukasi diri Anda dan pasangan tentang hal ini. Masa kehamilan membawa perasaan campur aduk, dan tidak semuanya baik terutama jika ini adalah kehamilan pertama atau kehamilan yang tidak direncanakan.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan mental saat hamil dengan pasangan? Kemungkinan besar pasangan juga mengalami banyak emosi saat Anda tengah hamil. Mempererat hubungan dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangan sambil melakukan percakapan yang terbuka dan jujur penting dalam membantu Anda berdua mengelola emosi.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental? Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang bisa menjadi indikasi bahwa kita perlu memeriksakan kesehatan mental kita: Perubahan suasana hati yang ekstrem atau tidak stabil. Misalnya, merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Perubahan perilaku yang signifikan atau tidak biasa. Misalnya, menjadi penyendiri, agresif, impulsif, atau tidak peduli dengan orang lain. Perubahan pola tidur atau nafsu makan yang drastis. Misalnya, sulit tidur atau tidur terlalu banyak; tidak nafsu makan atau makan terlalu banyak. Perubahan kinerja atau produktivitas di sekolah atau tempat kerja. Misalnya, sulit berkonsentrasi, sering lupa, kurang motivasi, atau sering absen. Perubahan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan. Misalnya, tidak lagi menikmati hobi, olahraga, atau bersosialisasi dengan teman. Perasaan tidak berharga, bersalah, putus asa, atau ingin bunuh diri. Mengalami halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau delusi (percaya pada sesuatu yang tidak nyata). Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi masalah. Mengalami gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Misalnya, sakit kepala, nyeri dada, mual, atau sesak napas.
Perlu Diwaspadai! Kenali Ciri Gangguan Kesehatan Mental pada Ibu Hamil
Gangguan kesehatan mental pada ibu hamil adalah hal yang perlu diperhatikan dengan seksama. Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), Lenny Utama Afriyenti S.Psi M.Psi, menegaskan bahwa pemahaman terhadap gangguan tersebut sangat penting karena dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan aktivitas sehari-hari mereka.
Menurut Lenny, beberapa ciri gangguan kesehatan mental pada ibu hamil termasuk perasaan tertekan yang berkelanjutan, gangguan tidur seperti insomnia atau hypersomnia, serta gangguan pola makan seperti kelebihan atau kurangnya nafsu makan.
“Kalau pada ibu hamil khususnya ada perasaan tertekan sepanjang hari, ada insomnia atau hypersomnia, jadi kebanyakan tidur atau sulit tidur, kebanyakan makan atau sulit makan,” kata Lenny beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Stres merupakan hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun stres yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental. Data statistik menunjukkan bahwa 47 persen perempuan memiliki risiko mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu, sebanyak 25,7 persen anak remaja perempuan dilaporkan melakukan self-harm saat menghadapi masalah.
Sebagai seorang pengajar di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Lenny menekankan bahwa ibu yang memiliki kesehatan mental yang baik biasanya memiliki suasana hati yang baik, memiliki rasa humor dalam menghadapi masalah, mampu mengendalikan diri dengan baik, dan aktif dalam interaksi sosial.
Namun, jika ibu pascamelahirkan mengalami depresi dengan gejala yang berlangsung selama lebih dari 40 hari, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.
"Kalau masih terjadi di atas 40 hari, berbulan-bulan masih merasa ada mood depresi, perasaan bersalah, ide bunuh diri, perasaan tidak berharga, mungkin harus segera diperiksakan ke psikiater atau psikolog," ungkapnya.
Lenny juga menyoroti dampak depresi pada ibu pascamelahirkan terhadap produksi ASI yang tidak optimal dan potensi dampak negatif pada anak yang dilahirkan. Oleh karena itu, dukungan dari pasangan atau suami sangatlah penting saat ibu sedang menghadapi masa-masa tertekan ini dalam mengemban peran baru sebagai seorang ibu.
"Kalau kita merasa ada perasaan depresi kita periksakan agar tidak berdampak pada anaknya," tambahnya.
Dukungan dari lingkungan, khususnya pasangan atau suami, serta konsultasi dengan ahli kesehatan mental merupakan langkah-langkah penting untuk menjaga kesehatan mental ibu dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.