Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui
Depresi pasca melahirkan adalah hal yang penting untuk dipelajari dan disadari kemunculannya.
Depresi pasca melahirkan adalah hal yang penting untuk dipelajari dan disadari kemunculannya.
Gejala Depresi Pasca Melahirkan, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Wajib Diketahui
Depresi pasca melahirkan merupakan suatu kondisi yang sering kali terabaikan tetapi memiliki dampak signifikan pada kesejahteraan mental ibu pasca persalinan. Meskipun kelahiran seorang anak merupakan momen yang penuh kegembiraan, bagi sebagian perempuan, ini juga dapat menjadi saat yang menantang dan penuh tekanan.
Depresi pasca melahirkan bukan sekadar kesedihan sementara; ini adalah gangguan kesehatan mental yang serius yang dapat memengaruhi hubungan ibu dan anak, kebahagiaan keluarga, dan kesejahteraan ibu secara keseluruhan.
Bagi banyak perempuan, periode pasca melahirkan diwarnai dengan perubahan hormonal yang drastis dan tuntutan baru dalam peran sebagai ibu. Dalam beberapa kasus, gejala-gejala depresi pasca melahirkan, seperti perasaan sedih, kecemasan yang berlebihan, dan kelelahan yang mendalam, dapat muncul dan berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.
-
Bagaimana depresi pasca melahirkan dapat diatasi? Dengan dukungan dan perawatan yang tepat, depresi pasca melahirkan dapat diatasi secara efektif.
-
Kenapa depresi bisa muncul setelah melahirkan? Penyebab depresi postpartum yang paling umum adalah perubahan hormon, yaitu ketika hormon estrogen dan progesteron yang tadinya cukup tinggi pada masa kehamilan menurun secara drastis setelah melahirkan.
-
Bagaimana cara mengidentifikasi depresi pasca melahirkan? 'Kalau ada minimal lima gejala dalam dua minggu serta ada distress dan disfungsi dalam sehari-hari itu bisa dibilang mengalami depresi,' ucap Danti.
-
Kapan gejala depresi pasca melahirkan bisa muncul? Menurut peneliti lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, gejala depresi pasca melahirkan bisa muncul tidak begitu saja setelah melahirkan, tetapi bisa terjadi mulai dari satu bulan hingga satu tahun pertama setelah kelahiran.
-
Kenapa ibu bisa depresi setelah melahirkan? Penurunan hormon setelah melahirkan bisa memengaruhi psikologis seorang ibu hingga menyebabkan depresi pasca persalinan yang dikenal sebagai postpartum blues.
-
Kenapa depresi pasca melahirkan seringkali terabaikan? Depresi pasca melahirkan, seringkali terabaikan dalam diagnosa, terutama karena ibu-ibu baru cenderung menutupi gejala yang dialami, merasa takut terlihat lemah atau kurang bersyukur atas kehadiran sang anak.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang depresi pasca melahirkan menjadi krusial untuk memberikan dukungan yang tepat kepada para ibu yang mengalami kondisi ini.
Artikel ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang realitas depresi pasca melahirkan, mencakup penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Dengan menyajikan informasi yang akurat dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi ini, diharapkan bahwa stigma seputar depresi pasca melahirkan dapat berkurang. Simak selengkapnya.
Mengenal Apa Itu Depresi Pasca Melahirkan
Mengutip laman marchofdimes.org, depresi pasca melahirkan (disebut juga PPD) adalah suatu kondisi medis yang dialami banyak wanita setelah melahirkan. Perasaan sedih, cemas (khawatir) dan lelah yang kuat umumnya akan muncul dan berlangsung lama setelah melahirkan. Perasaan ini dapat menyulitkan untuk sekadar mengurus diri sendiri dan bahkan bayi.
Depresi pasca melahirkan bisa terjadi kapan saja setelah melahirkan. Namun seringnya, dimulai dalam 1 hingga 3 minggu setelah melahirkan.
Depresi pasca melahirkan adalah sejenis depresi perinatal. Ini adalah depresi yang terjadi selama kehamilan atau pada tahun pertama setelah melahirkan. Jenis depresi ini merupakan komplikasi paling umum yang terjadi pada wanita yang baru saja melahirkan. Penyakit ini menyerang 1 dari 7 wanita (sekitar 15 persen).
Bagi separuh wanita yang didiagnosis menderita depresi pasca melahirkan, umumnya hal tersebut adalah kali pertama mereka mengalaminya. Dan mereka mungkin mengalami tanda dan gejala selama kehamilan namun terabaikan.
Apakah depresi pasca melahirkan sama dengan baby blues?
Jawabannya adalah, tidak sama. Depresi pasca melahirkan berlangsung lebih lama dan lebih serius dibandingkan baby blues. Baby blues sendiri adalah perasaan sedih yang dialami setelah melahirkan. Baby blues bisa terjadi 2 hingga 35 hari setelah melahirkan dan bisa berlangsung hingga 2 minggu. Namun pada depresi pasca melahirkan, intensitas waktunya lebih lama dan lebih mendalam.
Gejala Depresi Pasca Melahirkan
Hal runyam mengenai depresi pasca melahirkan adalah bahwa kebanyakan wanita yang mengalaminya akan merasa malu dengan gejala yang mereka hadapi atau merasa menjadi orang tua yang buruk karena merasakan hal yang mereka alami.
Padahal, depresi pasca melahirkan sangat umum terjadi. Anda bukan satu-satunya orang yang merasakan hal ini, dan bukan berarti Anda adalah orang tua yang jahat sebab mengalaminya. Lantas, seperti apa gejala depresi pasca melahirkan? Mengutip laman mayoclinic.org, berikut daftarnya;
- Merasa sedih, tidak berharga, putus asa atau bersalah.
- Khawatir berlebihan atau merasa gelisah.
- Hilangnya minat pada hobi atau hal-hal yang dulu disukai.
- Perubahan nafsu makan atau tidak ingin makan.
- Hilangnya energi dan motivasi.
- Sulit tidur atau ingin tidur sepanjang waktu.
- Menangis tanpa alasan atau menangis berlebihan.
- Kesulitan berpikir atau fokus.
- Pikiran untuk bunuh diri atau berharap untuk mati.
- Kurangnya minat pada bayi atau perasaan cemas saat berada di sekitar bayi.
- Pikiran untuk menyakiti bayi atau merasa Anda tidak menginginkan bayi tersebut.
Penting untuk diingat bahwa gejala depresi pasca melahirkan dapat bervariasi, dan tidak semua ibu mengalami gejala yang sama. Jika seorang ibu mengalami beberapa gejala tersebut selama beberapa minggu atau lebih, sebaiknya segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental atau dokter untuk mendapatkan dukungan dan perawatan yang tepat.
Penyebab Depresi Pasca Melahirkan
Penyebab pasti dari depresi pasca melahirkan masih belum diketahui. Namun, kemungkinan penyebabnya meliputi:
1. Gen
Gen adalah bagian sel tubuh yang menyimpan instruksi tentang cara tubuh Anda tumbuh dan bekerja. Gen diturunkan dari orang tua ke anak. Depresi lebih sering terjadi pada orang yang anggota keluarganya mengalami depresi. Ini disebut riwayat depresi keluarga.
2. Berubahnya kadar hormon setelah kehamilan
Hormon adalah bahan kimia dalam tubuh. Beberapa membantu mengendalikan emosi dan suasana hati. Selama kehamilan, tubuh memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi. Namun dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, hormon-hormon tersebut dengan cepat kembali ke tingkat normal. Penurunan kadar hormon yang cepat ini dapat menyebabkan depresi.
3. Rendahnya kadar hormon tiroid
Tiroid adalah kelenjar di leher yang membantu tubuh menggunakan dan menyimpan energi dari makanan.
Selain perubahan kimiawi, perubahan sosial dan psikologis yang terkait dengan kelahiran bayi juga meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan. Contoh perubahan ini termasuk perubahan fisik pada tubuh, kurang tidur, kekhawatiran tentang pengasuhan anak, atau perubahan dalam hubungan.
Cara Mengatasi Depresi Pasca Melahirkan
Depresi pasca melahirkan diatasi secara berbeda tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejala. Pilihan pengobatan yang ada di antaranya termasuk obat anticemas atau antidepresan, psikoterapi (terapi bicara atau terapi perilaku kognitif) dan partisipasi kelompok dukungan.
Perawatan untuk psikosis pasca melahirkan juga termasuk pengobatan untuk mengatasi depresi, kecemasan, dan psikosis. Anda juga mungkin dirawat di pusat perawatan selama beberapa hari sampai kondisi lebih stabil. Jika Anda tidak merespons pengobatan ini, terapi elektrokonvulsif (ECT) bisa dilakukan dan efektif.
Jika Anda sedang menyusui (chest feeding), jangan berasumsi bahwa Anda tidak bisa meminum obat depresi, kecemasan, atau bahkan psikosis. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan tentang pilihanpengobatan yang dapat Anda jalani.
Penyedia layanan kesehatan mungkin juga akan meresepkan antidepresan untuk mengatasi gejala depresi pasca melahirkan. Antidepresan membantu menyeimbangkan bahan kimia di otak yang memengaruhi suasana hati Anda.