FOTO: Momen Korea Utara Sukses Luncurkan Satelit Mata-Mata Militer Pertama untuk Intai Musuh
Korea Utara mengatakan satelit mata-mata diperlukan untuk menghadapi dugaan ancaman dari Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Korea Utara mengatakan satelit mata-mata diperlukan untuk menghadapi dugaan ancaman dari Korea Selatan dan Amerika Serikat
FOTO: Momen Korea Utara Sukses Luncurkan Satelit Mata-Mata Militer Pertama untuk Intai Musuh
Korea Utara mengungkapkan pihaknya berhasil meluncurkan satelit mata-mata militer Malligyong-1 pada upaya ketiganya dalam enam bulan.
Kantor berita pemerintah KCNA mengatakan roket tersebut lepas landas pada Selasa (22/11) malam dari Stasiun Peluncuran Satelit Sohae dan “secara akurat menempatkan satelit pengintai Malligyong-1 di orbitnya” sekitar 12 menit kemudian.
Peluncuran yang disaksikan langsung pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un itu terjadi hanya beberapa jam setelah Pyongyang memberi tahu Jepang tentang niatnya meluncurkan satelit antara 22 November dan 1 Desember.
Kim Jong-un bersama ilmuwan bereragam putih tampak tersenyum dan bersorak setelah satelit mata-mata itu dinyatakan berhasil mengorbit.
Ini menjadi satelit mata-mata pertama Korea Utara yang berhasil mengorbit setelah peluncuran dua satelit sebelumnya berakhir dengan kegagalan.
Mengutip Al Jazeera, Korea Utara mengatakan satelit itu diperlukan untuk menghadapi dugaan ancaman dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, dan akan meningkatkan kemampuannya untuk memantau negara tetangganya.
Pada Rabu (23/11), KCNA melaporkan Kim telah meninjau foto-foto pangkalan militer AS di Guam yang dikirim dari Malligyong-1.
"Kim melihat foto-foto luar angkasa dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Pelabuhan Apra dan pangkalan militer besar lainnya milik pasukan AS yang diambil di langit di atas Guam di Pasifik, yang diterima pada pukul 09:21 pada tanggal 22 November,” katanya.
Namun, beberapa analis skeptis terhadap kemampuan satelit tersebut.
Sebagaimana dilansir Liputan6.com, beberapa ahli menilai Malligyong-1 kemungkinan hanya mampu mendeteksi sasaran besar seperti kapal perang atau pesawat terbang. Namun, dengan mengoperasikan beberapa satelit sejenis, Korea Utara bisa mengamati Korea Selatan setiap saat.