Pecah Berkeping-keping, Roket Pembawa Satelit Mata-mata Korea Utara Gagal Meluncur Lagi
Kegagalan ini sudah yang kedua kalinya. Tetapi Korea Utara akan mencobanya lagi.
Kegagalan ini sudah yang kedua kalinya. Tetapi Korea Utara akan mencobanya lagi.
Pecah Berkeping-keping, Roket Pembawa Satelit Mata-mata Korea Utara Gagal Meluncur Lagi
Korea Utara dikabarkan gagal meluncurkan satelit mata-mata. Kegagalan ini adalah kali kedua.
Dikutip dari SpaceNews, Jumat (25/8), kegagalan yang terulang ini disebabkan karena adanya kesalahan pada sistem peledakannya.
Pihak terkait menyebutkan kesalahan tersebut bukan masalah besar dalam aspek keandalan mesin dan sistem. Tetapi, mereka berjanji akan melakukan upaya lain pada Oktober mendatang.
Sebelumnya, pada Mei lalu saat pertama kali melakukan peluncuran, roket yang mereka sebut Chollima-1 jatuh di laut sesaat lepas landas.
Roket Chollima-1 lepas landas dari lokasi peluncuran di Tongchang-ri di Provinsi Pyongan Utara pada pukul 14:40 waktu setempat tanggal 23 Agustus 2023. Roket tersebut terbang ke arah selatan membawa satelit pengintai militer buatannya, yakni Malligyong-1.
Setelahnya, roket melakukan perjalanan di atas perairan internasional antara daratan Tiongkok dan Semenanjung Korea dan jatuh di lokasi sebelah timur Filipina.
Sayangnya laporan tersebut tidak mengungkapkan detail tempat jatuhnya pendorong roket, fairing muatan, dan lainnya.
Menurut laporan dari Kementerian Pertahanan Jepang roket malang itu tampaknya pecah berkeping-keping dan jatuh ke Laut Kuning di sebelah barat Semenanjung Korea, Laut Cina Timur di barat daya Semenanjung Korea dan Samudra Pasifik di lepas pantai Filipina.
Kementerian mengatakan roket tersebut tampaknya telah melewati Prefektur Okinawa di Jepang.
Tidak ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan properti akibat roket tersebut.
Militer Korea Selatan mengatakan operasi pencarian sedang dilakukan dengan bekerja sama dengan militer AS.
Jika proses pencarian ini berhasil, mereka ingin mengetahui teknologi apa yang digunakan Korea Utara untuk roket dan satelitnya itu.
Pada Juli lalu, militer Korea Selatan mengatakan bahwa puing-puing yang ditemukan dari peluncuran pertama menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan pada satelit Korea Utara belum cukup canggih untuk memenuhi tujuan pengintaian.
Peluncuran tersebut mendapat kecaman dari Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan peluncuran roket tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang peluncuran apa pun oleh Korea Utara yang menggunakan teknologi balistik.
Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, menyebut peluncuran Korea Utara sebagai “ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas.”
Bahkan, pihak AS menduga peluncuran roketnya Korea Utara terkait dengan program rudal balistik antarbenua.