FOTO: Bukan Buat Perang, Kim Jong-un Kerahkan Pesawat Militer untuk Siramkan Pestisida di Sawah
Kim Jong-un memobilisasi sejumlah pesawat militernya. Namun aksi ini bukan dilakukan untuk perang, melainkan menyelamatkan tanaman utama yang terdampak topan.
Kim Jong-un dilaporkan mengerahkan sejumlah pesawat militernya. Mobilisasi alutsista udara ini bukan dilakukan untuk perang, melainkan menyelamatkan tanaman utama yang terdampak terjangan topan.
FOTO: Bukan Buat Perang, Kim Jong-un Kerahkan Pesawat Militer untuk Siramkan Pestisida di Sawah
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dilaporkan mengerahkan puluhan pesawat militernya. Tetapi mobilisasi alutsista udara ini bukan dilakukan untuk perang, melainkan bagian dari upaya menyelamatkan tanaman yang terdampak terjangan topan.
Dalam foto-foto yang dirilis KCNA, sejumlah pesawat militer terbang di atas area persawahan yang terdampak topan.
Deretan pesawat militer, mulai dari helikopter perang hingga pesawat capung, terbang sembari menyiramkan cairan pestisida secara masif di atas hamparan sawah. Aksi pesawat-pesawat itu disaksikan langsung oleh Kim Jong-un yang berada di pinggir sawah.
Menurut laporan KCNA, Kim Jong-un tengah memeriksa lahan pertanian yang dilanda topan. Badai tropis Khanun diketahui menyapu Semenanjung Korea pekan lalu di tengah meningkatnya kekhawatiran atas krisis pangan di negara tertutup itu.
Kim memuji upaya militer untuk menyelamatkan tanaman. Dia juga mengatakan, pasukan dimobilisasi karena mereka tidak dapat kehilangan sebidang tanah pertanian yang berhubungan langsung dengan kehidupan rakyat.
"Dia memastikan bahwa helikopter dan pesawat angkut ringan dari unit angkatan udara dimobilisasi sebagai langkah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman di ladang yang tergenang air, dan secara pribadi mengatur dan memerintahkan pekerjaan penyemprotan pestisida,"
menurut laporan KCNA sebagaimana dikutip Reuters.
Dalam kegiatan tersebut KIm tampak didampingi sejumlah anak buahnya. Dia tampak memberikan pengarahan terkait penanganan dampak terjangan topan yang membuat sebagian area persawahan rusak. Kim tak mau kehilangan sebidang tanah pertanian. Dia menginginkan area yang rusak bisa segera dibenahi.
Korea Utara telah menderita kekurangan pangan yang parah dalam beberapa dekade terakhir, termasuk kelaparan pada tahun 1990-an. Kelangkaan pangan itu seringkali disebabkan oleh bencana alam.
Pakar internasional telah memperingatkan bahwa penutupan perbatasan selama pandemi COVID-19 memperburuk keadaan.
Sementara, Khanun yang diturunkan dari topan menjadi badai tropis mendarat di semenanjung Korea pekan lalu. Terjangan badai tropis tersebut mendorong otoritas Korea Selatan mengevakuasi lebih dari 14.000 orang dan menutup sekolah di daerah yang dilanda banjir.